CHAPTER 47 KESIBUKAN DAN KERINDUAN

367 65 61
                                    

CHAPTER 47

KESIBUKAN & KERINDUAN

...............................

Siang ini Mark datang ke Phiravich Company karena Ayahnya tadi menelponnya dan memberinya tugas untuk mengawasi bagian Marketing. Mark sudah menggunakan ilmunya di kampus untuk dia pakai di perusahaan Ayahnya.

"Bisa-bisanya Presdir memberi tugas pada Tuan Muda Phiravich untuk mengawasi kita? Apakah aku sudah cantik?" Rin berceloteh semangat, bertanya pada temannya tentang penampilannya.

"Mark kan yang akan mewarisi perusahaan ini, Presdir sangat bersemangat melatih putranya." Luvi mengutarakan pendapatnya. "Tebal sekali make up mu." Luvi mengejek temannya.

"Supaya Mark melirikku." Rin terkikik membayangkan Mark akan menyukai penampilannya.

Cindy tertawa, "Mark mungkin sudah memiliki kekasih."

Rin mendengus, "Siapa peduli?! Mau dia sudah punya istri pun aku tidak keberatan jadi selingkuhannya." Ucap Rin penuh tekad.

"Kalo begitu kenapa kau tidak menggoda Wakil Presdir saja?" Seorang pria memberi pertanyaan pada Rin dengan nada ejekan yang kentara, -Ridan.

"Aku tidak berani pada Wakil Presdir, kalian tahu sendiri dia seperti apa!" Rin meletakkan alat make up nya kedalam tas kecil kemudian memasukkannya ke dalam laci meja kerjanya.

Mark datang dengan langkah lebar, berjalan tanpa menengok kemana-mana. Hanya menatap ke depan, sesekali pada Manajer Marketing yang menuntunnya ke tempat sang Manajer. Para karyawan berdiri, meneliti penampilan mereka dari atas ke bawah dan meletakkan nametag dengan benar tanpa terbalik.

"Selamat datang, Tuan Mark." Sapa seluruh karyawan dengan kompak. Omong-omong Mark baru datang setelah jam makan siang, karena dia baru selesei dengan kuliahnya hari ini.

Mark menengok sebentar, sedetik kemudian sorot matanya meneliti seluruh karyawan yang ada di ruangan ini.

"Hum, selamat bekerja." Mark menyahut dengan raut datar. Masuk bersama Manajer Marketing ke ruangan sang Manajer, pintu tertutup.

"Astaga, berwibawa sekali....." Rin memuji, "Padahal usianya masih sangat muda." Rin terkagum-kagum.

"Auranya seperti Presdir kita." Luvi agak takut dengan cara Mark bicara tadi.

"Tentu saja mirip, dia putra kandungnya." Rafi mencebik, lucu sekali para wanita ini.

"Apa Ayahku menggaji kalian untuk bergosip?!" Suara Mark menyapa gendang telinga semua orang disana, yang mereka lakukan hanya menutup mulut rapat-rapat.

Mereka menggeleng serempak, "Kembali bekerja atau besok surat pemecatan kalian berada diatas meja dan tidak ada negosiasi tentang kontrak kalian!" Ancam Mark. Pemuda tampan itu masuk ke ruangan kembali dengan ekspresi dingin dan datar.

***

"Phi, ini untukmu." Seorang siswa yang merupakan adik kelas Gun datang pada Gun membawa sebuket bunga Mawar berwarna merah muda.

Bunga Mawar merah muda melambangkan cinta yang manis, kebahagiaan dan keromantisan dengan penuh kelembutan.

Gun berada di depan kelasnya, dia baru saja kembali dari kantin dan hendak masuk kelas sebelum adik kelasnya ini menahan lengannya dan mengajaknya bicara.

"Kenapa untukku?" Gun cukup canggung karena dia tidak mengenal pria ini, lebih tepatnya belum tahu. "___James." Gun menyebutkannya setelah melihat nametag pria ini.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang