CHAPTER 63 CIRCUMSTANCES

258 51 69
                                    

CHAPTER 63

CIRCUMSTANCES

Plan baru sampai di gedung Phiravich Company. Dia dengan buru-buru masuk lift agar bisa secepatnya bertemu dengan suaminya. Saking buru-burunya sampai karyawan perusahaan yang membungkuk hormat padanya dia lewati begitu saja.

Setelah sampai di lantai suaminya bekerja, Plan hendak membuka pintu tetapi suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Plan, ada apa ke sini?" Perth membawa berkas, sepertinya juga akan masuk ke ruangan suaminya.

"Phi Perth, perasaanku sangat tidak enak. Apa Phi Mean baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.

Perth tersenyum. "Presdir baik-baik saja, Nyonya. Jangan khawatir." Jawabnya dengan suara yang tenang.

"Tidak lucu tahu." Plan merengut karena Perth meledeknya.

"Maaf, tapi kalau Plan tidak percaya lihat saja ke dalam. Aku juga harus menyerahkan berkas ini padanya."

Keduanya membuka pintu dan menemukan Mean sedang bicara dengan seseorang di ruangannya Jika tidak salah itu adalah karyawan baru yang kemarin menumpahkan minuman kopi hingga membuat kemeja Mean sangat kotor. Semoga saja Plan tidak akan memarahi suaminya karena karyawan itu adalah seorang wanita muda yang cukup cantik.

"Ku pikir tidak ada orang jadi aku dan Nyonya Phiravich masuk saja." Perth memecah keheningan.

Wanita itu memberi hormat pada Perth tetapi tidak pada Plan. Lalu berdiri disamping sang Wakil Presdir dan menunduk tetapi tetap mencuri-curi pandang ke arah Plan.

"Kau tidak marah?" Perth bertanya pada Plan di sampingnya.

Plan menatap sang kakak dengan pandangan remeh, "Marah untuk?" Tanyanya cuek.

"Ada karyawan wanita berada di ruangan suamimu sendirian, masih muda dan cukup cantik." Perth dengan kebiasaannya yang unik. Sebenarnya Perth risih dengan tingkah para karyawati yang genit pada sosok kakaknya.

Plan tersenyum remeh tetapi sungguh sangat malas menerima perdebatan dari kakaknya ini. "Lihat level lah Phi," jawaban yang cukup menohok bagi si karyawan. "Pantas tidak bersaing denganku." Just it, tetapi sangat menohok. Didikan Earth. . . .

"Sayang, dia hanya ke sini untuk memberikan laporan dari Manajernya. Jangan begini." Mean mengambil tangan Plan yang sejak tadi tenang di sampingnya.

"Nina, keluarlah. Urusanmu sudah selesai." Wanita muda itu membungkuk hormat dan meninggalkan ruangan Presdirnya dengan perasaan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Tersinggung, tetapi memang benar dia tidak levelnya. Lihatlah istri Presdir sangat cantik, imut, tidak membosankan dilihat, pembawaannya tegas dan juga sangat anggun. Meski seorang pria, tetap saja sangat jauh dibandingkan dengannya. Setelah melihat secara langsung, Nina mengerti kenapa Presdir tidak pernah tergoda pada wanita di luaran sana dan para pria yang dengan senang hati bertekuk lutut pada Presdir Mean.

"Percuma aku ke perusahaan, hih menyebalkan!" Plan menggerutu. Bibirnya mempout, pipinya mengembang. Mean malah gemas padanya.

"Ku rasa aku tahu kenapa Plan ke sini. Tadi Kengkla memindlingku, Mark tertembak saat dia berada kampusnya."

"APA?!" MeanPlan serentak bertanya.

"Kengkla bilang agar aku tidak membuat kalian berdua khawatir, Mark melarangnya bicara padaku tetapi saat Mark tidur, dia menghubungiku karena merasa informasi ini penting. Saat ini jangan dulu ke rumah sakit, tunggu nanti sore atau malam hari agar Mark bisa istirahat." Perth menjelaskan informasi yang didapatnya dari Kengkla.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang