CHAPTER 22 PERNYATAAN

376 67 76
                                    

CHAPTER 22

PERNYATAAN?

.

.

.

Mark dan Gun sedang berdua saja di rumah Mark. Pagi tadi Mark meminta Gun datang, jadi Gun dijemput oleh sopir keluarga Mark. Sekarang mereka hanya berdua di ruang tengah dan lihatlah, Mark menatapnya dalam.

"Phi," panggil yang lebih muda.

"Hm....." Mark hanya berdehem.

"Katakan, ada apa menyuruhku datang?" Gun mencoba mengajak Mark mengobrol, karena demi apapun Mark hanya menatapnya sedari tadi.

"Ingin. Tidak boleh?"

"Bukan tidak boleh, tapi Ayah tadi bertanya jadi aku mengatakan jika Luna yang menyuruhku datang." Curhat Gun pada sosok dominan itu.

"Ya sudah tidak apa-apa, toh sekarang Gun sudah disini." Jawab Mark dengan tingkah sok polos.

"Tidak apa-apa menggunakan namaku, toh juga benar Gun kesini." Plan bicara dibelakang sofa yang keduanya duduki.

"Ibu..."

"Luna."

Panggil keduanya bersamaan.

"Eii eii, panggil aku Ibu juga, Gun." Protes Plan, senyumnya tetap menular seperti biasa. Tangannya mengelus punggung Gun dari belakang.

"Baiklah, I-bu." Gun sedikit kikuk.

"Cha~~ aku akan ke belakang, mengobrollah!" Perintah Plan.

Mark tersenyum aneh setelah Ibunya meninggalkan mereka.

"Uww manisnya interaksi calon mertua dan mantunya." Ledek Mark.

"Phi~~" Gun merengek.

"Loh memang benar kok kau calon menantu Ibu, Ibu menyukaimu. Dia sudah setuju jika aku denganmu." Kata Mark dengan senyum lebarnya.

"Bagaimana dengan Alpha?" Gun menanyakannya.

"Ayah akan segera setuju," jawab Mark singkat, "sampai sekarang tidak ada komentar buruk dari Ayah." Jelasnya.

Gun mengangguk paham.

Keduanya sama-sama tidak bisa berhenti tersenyum. Jujur saja, perasaan mereka memang sudah saling terhubung. Setiap kali bersama, Gun dan Mark sama-sama bisa saling mencium feromon satu sama lain meskipun terkadang masih muncul dan hilang secara random.

"Phi, besok di sekolah ada pesta malam. Bolehkah aku ikut?" Tanya Gun pelan.

Sejujurnya dia ragu jika P'Mark akan mengijinkan, terlebih Mark sangat protektif padanya. Bersama sejak masih balita membuat Gun paham sifat Mark yang mirip Alpha.

"Jam berapa kau pulang?"

"Tidak tahu!" Gun menggelengkan kepalanya, "sepertinya diatas jam 9 malam."

"Baiklah, datang saja." Ujar Mark, "Aku akan menjemput saat mendekati jam pulang."

"Phi tidak harus menjemput, tidak apa-apa kok," Gun menolaknya dengan halus karena merasa tidak enak, "Ayah akan mengantar dan menjemputku."

"Paman Title akan mengantarmu, tapi aku yang menjemput." Kata Mark, "aku akan bicara padanya nanti, tidak boleh menolak!" Mark memperingatkan.

"Tapi___" ucapan Gun terpotong karena Mark menempelkan jarinya didepan bibir Gun.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang