CHAPTER 21.2

346 64 15
                                    

CHAPTER 21.2

CERITA DARI SUDUT PANDANG PLAN RATHAVIT

.

.

.

Dicintai oleh seorang pria hebat seperti Mean Phiravich adalah anugrah untuknya. Sejauh ini, Plan tidak pernah menemui pria sesabar Mean saat menghadapi tingkah malunya, dan rasa canggungnya. Mean sosok yang begitu sabar menurutnya, mengerti tentang kekurangannya dan menerimanya dengan bijaksana hingga ketika Plan merasa minder pada Mean, Mean berusaha meyakinkannya bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan, karena Mean selalu ada disisinya.

.

Plan memahami perasaan cinta Mean yang begitu besar padanya, dia juga mencintai Mean. Sangat mencintai, sampai tidak sanggup jika dipisahkan dengan sosok pria itu. Dia telah mengetahui sosok asli Mean secara tidak sengaja, tapi dia menerimanya. Bagaimanapun bentuk Phi Mean, tidak pernah Plan dilukai sekalipun berhadapan dengan sosok Tin. Tin sangat menurut padanya, menghormatinya dengan sangat.

.

Plan tidak pernah sekalipun berpikir kehidupannya akan berubah ketika telah menjadi bagian yang sah dari kehidupan Mean. Plan menjadi Luna setelah mereka melakukan penyatuan, Mean mengumumkannya sendiri dengan percaya diri. Tidak malu sekalipun Plan seorang laki-laki. Meski begitu, semua orang mengakui Plan cantik, imut dan sangat menawan.

.

Rathavit bersyukur keluarga Phiravich menerimanya dengan terbuka, mengulurkan tangan dan menyambut dirinya dengan baik. Plan pikir karena dia seorang laki-laki, keluarga Mean tidak akan menerimanya, terlebih Plan anak Yatim Piatu, tidak terlalu berharap juga diterima karena kebanyakan orang telah mengoloknya sewaktu sekolah.

.

Rathavit sangat sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa bagi sosok sehebat Phiravich, Plan sempat dilanda kebimbangan kala dia tengah merasakan tubuhnya berbeda dari biasanya. Puncak ketakutan dan kekhawatirannya adalah ketika dirinya dinyatakan tengah mengandung, dia takut sampai tangannya terkepal erat. Takut keluarga Mean akan mengolok keanehannya. Dia seorang pria dan bisa mengandung, Plan bahkan tidak tahu tentang ini sebelumnya. Dia sudah siap ketika keluarga Mean menuntutnya karena tidak terima dengan keanehan pada tubuhnya.

.

Saat pertama kali dinobatkan sebagai Luna, Plan telah bersiap menerima ejekan dari sisi pack Blue Moon karena dirinya seorang lelaki dan tak bisa memberi Alpha muda itu keturunan, Plan telah siap jika suatu saat keluarga Matenya memintanya pergi, tapi siapa sangka ternyata dia diberi anugrah untuk mengandung anak Mean Phiravich.

.

Plan telah membaca banyak buku tentang Werewolf, Luna dan keturunannya. Tidak sulit baginya untuk menyelesaikan semuanya dalam waktu singkat, karena hobinya sangat membantunya. Ketika selesei membaca buku satu, maka dia akan segera mencari buku yang menurutnya menarik.

.

Ketika Mark masih balita, kebahagiaannya luar biasa besar. Plan sangat merawat putranya, Mark diberi kasih sayang yang berlimpah olehnya. Hal seperti ini mendoktrin Mark bahwa Ibunya sangat menyayanginya, sangat menyayanginya. Sampai pada titik dimana Ibunya rela melakukan apa saja untuk sang putra.

.

Tingkah lakunya berubah seiring Mark tumbuh menjadi anak-anak. Usia Mark sudah melewati 7 tahun kala Plan menjadi lebih pendiem dari pada saat mengenal Mean dahulu. Menutup diri dan jarang keluar sekalipun dirinya ada di pack. Dia hanya bertemu beberapa orang dan melakukan aktivitas layaknya ketika masih hidup sendiri. Mean pernah menegurnya karena tidak menemui para Warrior, tapi Plan benar-benar tidak mau dipaksa jadi Mean membiarkannya.

.

Perjanjian dengan para Dewa itu tidak ada yang tahu. Bagaimana perjanjiannya, isi perjanjiannya, apa tebusannya jika dilanggar, tidak ada yang tahu, hanya Para Dewa dan Plan sendiri. Plan menutupnya sangat rapat tanpa siapapun merasa curiga, hingga semua orang berpikir jika Plan hanya merasa tidak enak badan karena sering sakit.

Semakin tahun rasa sakit yang dia rasakan ketika Mark bertambah umur akan semakin besar, rasanya sangat menyiksa sampai Plan pingsan karena tak kuat. Mean sangat mengkhawatirkan kesehatannya yang tidak stabil hingga Plan tak diperbolehkan melakukan pekerjaan apapun. Mean pikir Istrinya mengalami sakit parah, seperti kanker atau liver. Setelah mengeceknya secara menyeluruh, Plan tidak dinyatakan demikian. Mean bersyukur akan itu.

.

Ketika Mark tumbuh menjadi remaja, Plan tahu usianya akan terus dikurangi dari usia awal dia hidup, meski begitu Plan tidak pernah mengeluh. Dia telah menyetujui kehidupannya ditukar dengan putranya, jadi dia menerima apapun konsekuensinya. Sudah author katakan, Plan sangat menyayangi putranya.

.

Setelah bertemu dengan Ibunya yang seorang Dewi ketika insiden penyusupan dahulu, Plan bertemu dengan Dewa lain dan ditemani mengobrol sebentar sebelum akhirnya dia dikembalikan pada Alpha muda itu. Dewa kehidupan, mengatur segalanya tentang hidup semua makhluk. Memberi pilihan agar Mark dikembalikan pada Dewa atau dibiarkan hidup di bumi, dan Plan telah memilih anaknya tetap hidup (kejadian ini ketika kondisi Plan tidak stabil dan God kesulitan mengoperasinya untuk mengeluarkan Mark dari rahim Plan). Konsekuensinya akan dia terima ketika Mark telah melewati usia 5 tahun. Dan Dewa itu benar-benar datang lagi melalui mimpinya, perjanjian yang membuatnya harus menerimanya karena dia benar-benar tidak ingin sang putra pergi ketika baru 5 tahun melihat dunia. Plan memberi cap pada buku perjanjian yang Dewa berikan padanya dengan beberapa tetes darahnya. Secara otomatis waktu hidupnya akan menyusut ketika Mark semakin bertambah usia.

.

Semakin tahun Plan semakin menutup diri, dia hanya mengobrol dengan putranya, suaminya dan beberapa SheWolf kepercayaannya. Plan jarang menyapa para Warrior, memprotes ajaran mereka terhadap putranya saja tidak. Meski begitu hatinya seringkali mencelos kecewa ketika Mean memarahi putra mereka karena berani kabur dari pack, mematahkan kaki sosok serigala kecil Mark, Kengkla, hingga untuk beberapa saat Kengkla tidak bisa mengambilalih tubuh Mark dan beristirahat sampai pulih.

.

Plan tahu putranya sangat tegar, menurut dan memahami kedua orangtuanya dengan baik. Mark tidak pernah menuntut Mean untuk memiliki waktu dengannya, sekedar mengobrol pun tidak pernah meminta. Plan tahu putranya menyayanginya dengan sangat, sampai pada tahap dimana perubahan ekspresinya diperhatikan oleh sang putra. Terkadang Plan tidak tega jika Mark terlalu memperhatikannya, karena demi apapun, segala tentangnya jauh lebih penting dimata sang anak.

***

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang