CHAPTER 43 PEMBALASAN

353 69 58
                                    

Update ke dua hari ini.

Kuy ramein.

CHAPTER 43

~PEMBALASAN~

.

.

.

Disinilah Mark berada. Di samping ranjang rumah sakit tempat dimana matenya tercinta masih memejamkan mata. Semua rasa sakit yang dia rasa tadi siang kini berujung pada kabar buruk yang diterimanya. Mark memang sempat merasa sakit di kepalanya, merasa seperti dihantam di bagian wajahnya, tubuhnya terasa kaku dengan kaki yang sempat tak bisa digerakkan. Dia gelisah bukan tentang dirinya, tapi matenya. Mark adalah Wolf terkuat seperti Ayahnya, jika pun ada yang bisa melukainya pasti kemampuannya sebanding dengan sang Ayah dan sang Paman.

"Honey, bukalah matamu dan ceritakan semuanya padaku." Mark memohon, kedua tangannya menggenggam tangan kanan Gun yang tidak terkena jarum infus.

Gun sudah berbalut piyama berwarna hijau muda khas Rumah Sakit ini. Lukanya sudah dibersihkan dengan beberapa bagian tubuhnya di plaster dan dibalut kain kasa. Mark tahu jika dia memublikasikan hubungannya maka dia harus siap atas segala konsekuensinya. Termasuk matenya yang harus terluka.

"Aku sudah dapat rekamannya," Blue masuk tanpa mengetuk. Mark tidak terkejut, dia siaga sejak tadi.

"Berikan padaku!"

Blue menyerahkan ponselnya pada Mark. Membiarkan calon Alpha terkuat ini melihat sendiri. Seperti biasa, Blue selalu diandalkan untuk urusan seperti ini, mencari informasi dan mengorek sesuatu yang dibutuhkan Mark. Tak lama kemudian, layarnya menghitam. Mark telah selesai menontonnya.

"Ingin aku bantu lagi?" Sebagai seorang Rogue, perburuan merupakan kegiatan favorit Blue. Dari sanalah instingnya terasah. Tetapi yang didapatinya adalah gelengan kepala, Mark menolak tawaran baiknya.

"Apa yang akan kau lakukan?!" Blue bertingkah seperti tangan kanan Mark.

"Menurutmu?!" Membalikkan pertanyaan.

"Sepertinya menghabisi mereka." Blue menerka-nerka. Mark mengangguk. "Tapi tidak akan ku lakukan dengan tanganku sendiri."

"Perlu aku yang melakukannya?" Blue masih belum paham maksud Mark.

"Tolong jaga Gun untukku, aku harus keluar sebentar." Blue menyetujui saja.

Padahal dia sangat ingin berburu, tapi Mark tidak mengijinkan. Lebih baik mengalah saja dari pada kena amuk calon Alpha itu.

***

Nanon berdiri diantara lima orang yang dibawa secara diam-diam oleh anggota geng Vampire-nya. Mencium aroma darah segar dari seorang gadis yang akan menjadi santapannya kali ini. Giginya bergemeletuk ingin segera menyedot darahnya sampai mati, tetapi dia sudah berjanji akan bermain-main dengan mangsanya terlebih dahulu sebelum membunuhnya. Bersenang-senang sedikit tidak masalah bukan?

Berada di dalam hutan secara misterius membuat Prisca merasa ngeri. Di hutan selebat ini tidak akan ada manusia yang datang, lalu pria di depannya itu apa? Prisca menelisik sebatas arah pandangnya, sangat sunyi. Mungkin jika dia mati mayatnya tidak akan ditemukan.

"Apa maumu?!" Prisca tidak di ikat tangannya, sehingga dapat sesuka hati menunjuk-nunjuk wajah orang.

"Menurutmu apa Nona cantik?" Meski cantik, sayang Nanon tak tertarik pada gadis ini.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang