CHAPTER 6 FAKTA YANG DIRAHASIAKAN

503 84 69
                                    

*Bacalah cerita ini ketika anda sedang sendirian, dalam keadaan sunyi dan bacalah dengan konsentrasi tinggi sehingga bisa merasakan apa yang disampaikan oleh saya selaku author.

Note : Author tidak bertanggungjawab jika terjadi apa-apa selama kalian membaca cerita ini.



CHAPTER 6

FAKTA YANG DIRAHASIAKAN

.

.

.

FLASHBACK

Kejadian ini, saat Mark dilatih oleh Prem (Prama), berlari cepat sampai ke Pack Red Moon milik Phi Theo.

"JANGAN TERLALU KERAS MENDIDIK MARK!" Itu adalah teriakan Plan yang memprotes Mean ketika mereka hanya berdua di kamar seorang Alpha.

Teriakan itu sukses membuat para Warrior yang berjaga di kediaman Alpha didalam pack besar itu terkejut bukan main. Mereka belum pernah mendengar Lunanya berteriak seperti itu.

Luna mereka bukan tipe pemarah, justru sangat lembut dan hati-hati. Begitu menjaga perasaan orang lain, meski pada para Omega. Sosok manusia itu tidak pernah sekalipun memberikan kata ejekan atau sekedar merendahkan derajat seseorang, meski dia sendiri adalah seseorang yang amat istimewa.

Meski begitu, para Warrior yang berjaga didepan pun tak berani melangkah masuk. Alpha ada didalam, dan mereka enggan mengganggu suami-istri tersebut. Jika mereka masuk, maka semua itu dianggap menantang kuasa sang Alpha.

"Plan,," Alpha memanggilnya lirih, dia tak pernah bisa membentak Istrinya sekalipun dirinya sedang marah.

"Mark dididik sesuai dengan apa yang sudah diatur dalam pack." Mean bukan membela diri, dia hanya ingin Mark belajar sejak dini.

"Dan kau menyuruh Phi Prem melatihnya berlari dalam wujud serigala kecilnya?" Plan tetap memprotes tindakan keras suaminya, "Sejauh itu? Sampai saat ini belum pulang?!" Plan tersenyum miris.

Meskipun dia laki-laki, tapi dia telah melindungi Mark saat dirinya mengandung. Dia seorang Ibu yang tidak tega melihat Mark remaja harus dididik keras seperti apa yang selama ini dirinya saksikan.

Okke, tidak masalah jika hanya berlatih di lapangan belakang. Atau berlatih bela diri sampai putranya babak belur, belajar bertarung di hutan belakang, diteriaki oleh para Warrior yang mengajarnya supaya menjadi kuat. Bahkan dipatahkan kakinya oleh Ayahnya sendiri yang merupakan seorang Alpha pack. Selama Plan melihatnya baik-baik saja, dirinya hanya akan mengelus surai hitam putranya ketika selesai berlatih, itupun didalam kamar sang anak.

Mark tidak pernah sekalipun menangis dihadapan Ibunya, bahkan ketika dirinya sendirian. Dia hanya berpikiran positif jika Ayahnya bermaksud baik padanya. Menjadikannya kuat supaya bisa melindungi orang yang paling disayanginya –Ibunya.

Plan tahu, Mean ingin menjadikan putranya pengganti kepemimpinannya dalam pack. Bersyukurlah selama puluhan tahun ini aturan telah diganti, menjadi seorang Alpha tidak harus bertarung sampai salah satu diantara kandidat menjadi tak berdaya bahkan sampai mati, kini . . . . . telah beralih menjadi siapa yang pantas.

"Dia akan menjadi kuat." Mean tetap pada pendirian.

"Hahahaha....." Plan terbahak dalam tawa pilu. "Kau berniat membuatnya mati, iya kan?" Kini isi hatinya keluar tanpa bisa ditahan.

"Tidak!" Mean langsung menjawabnya, menyangkal segala tuduhan yang dikatakan oleh sang Istri, Lunanya.

"Mark baru saja menjadi remaja, kau sudah begitu keras sejak usianya masih 6 tahun. Tidak pernahkah kau melihatnya kesakitan?" Plan tidak berhenti karena Mean menampik tuduhannya.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang