CHAPTER 54 PERBINCANGAN

380 64 69
                                    


Kangen gak? 

CHAPTER 54

~PERBINCANGAN~


"Eiii eiii apa-apaan menghalangiku seperti ini?!" Seorang pemuda berwajah pucat baru saja memasuki wilayah pack Blue Moon untuk bertamu. Dia bosan di istana Vampire jadi memutuskan untuk mengunjungi teman karib dari bangsa Werewolf.

"Kenapa anda mencari calon Alpha kami?" Seorang Werewolf muda bertanya dengan memasang kuda-kuda tanda siap bertarung. Padahal Nanon hanya berdiri tegak, tetapi para Werewolf ini sudah bersiap dengan pertahanannya.

Oh mungkin karena Nanon membawa kedua bawahannya. Seorang wanita dan seorang pria yang mungkin seumuran dengannya.

"Aku sudah bilang bukan kalau aku hanya mengunjungi temanku?" Nanon agak kesal juga di halang-halangi seperti ini. Dia itu pangeran di Istana Vampire.

"MUNDUR!" Aba-aba dari seseorang sukses membuat para Warrior mundur perlahan, Mark berdiri di belakang mereka dengan tampang tenang.

Nanon berdecih, "Dari mana saja kau?" Senyum tampan terkembang. Jika bersama, keduanya terlihat seperti seumuran. Tapi siapa yang tahu umur Nanon yang sebenarnya?

Mark berjalan perlahan. "Berlatih." Mereka melakukan tos.

Keduanya sudah berhadap-hadapan, Mark dengan wajah dinginnya selalu terkesan menakutkan. Tapi lihatlah Nanon dengan wajah tampan yang pucat, para Warrior muda agak bergidik ketika udara dingin melewati mereka.

"Apa kabar, calon Alpha pack?" Nanon bertanya dengan intonasi setenang air danau.

Mark menerima uluran tangan sang Vampire. "Kabar baik, Pangeran Vampire." Menyapa dengan nama panggilan kehormatan. Mereka melepaskan jabatan tangan.

Nanon menukikkan alisnya."Perlukah kita seformal ini, Phiravich Muda?"

"Kau yang memulainya, Korapat."

"Okke, aku mengaku." Nanon mengangkat tangannya, kemudian mereka tertawa bersama di antara suasana yang mencekam ini. Keduanya sangat hangat sementara di sekitar mereka seperti membeku karena semuanya diam.

Mark memberi kode untuk Nanon mengikutinya. Mereka berjalan beriringan, Mark sepertinya sudah tahu maksud Nanon datang ke packnya. Yang jelas bukan untuk berperang.

Setelah duduk dan tersaji teh hangat di atas meja, Mark berdehem. Nanon sedang menikmati pemandangan hutan yang asri di pack ini. Mungkin lain kali Nanon akan minta untuk menginap di pack ini, sepertinya akan menyenangkan.

"Di buang kemana jasadnya?" Mark bertanya pelan, tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya. Sebelum bicara pun, Mark sudah menggunakan mantra pelindung. Jaga-jaga jika ada yang lewat, meski para Warrior tidak mungkin berani datang.

"Jadi abu, bangsaku membakarnya setelah dia mati." Nanon sangat tenang saat menjelaskan. Kedua bawahannya juga hanya diam sembari melihat-lihat sekitar. Mark mengangguk paham. "Jika ada sesuatu yang terjadi pada matemu, kau bisa minta bantuanku. Aku akan dengan senang hati membantu." Nanon sebenarnya gabut setiap hari di Istana Vampire, karena itu dia mencari pekerjaan dari teman bangsa lain ini.

"Terima kasih, tapi sepertinya belum ada." Mark terkekeh.

"Mark," Nanon memanggilnya sehingga Mark kini memusatkan perhatian padanya, "Menurutmu jika aku turun ke dunia manusia, apa pekerjaan yang pantas untukku?" Nanon bertanya random.

Mark terkekeh, temannya ini sangat aneh tiba-tiba bertanya begitu. "Apa ya? Kau mau jadi anggota dewan?" Mark malah melayangkan pertanyaan ledekan.

HIDDEN PIECES  (The Next Story of ALPHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang