"Happy Reading"
Halo semua. Apa kabare❤
Kita ketemu lagi di part 34. Sebelumnya maaf banget ya lama Update, hampir 2 bulan nggak sih? Eh, nggak tau dah, intinya aku minta maaf ya.
Maklum, bulan lalu aku lumayan sibuk sama urusan tugas dan sedikit keperluan kelulusan, karna tinggal beberapa bulan lagi You know lah ya. Apalagi aku juga udah belajar tatap muka:)
Ah iya. Aku mau nanya, kalian jawab ya, soalnya aku pengen ngumumin sesuatu, tapi disaat yang tepat.
Kalian udah belajar Tatap muka? Atau belum?
Cuman mau nanya itu aja. Okee. Semoga sukaaaa. Eitsss. Jangan lupa Komen oke? Karna komentar lebih berharga dibanding vote bagi aku. Mwhehe.
Take Care Typo. Tandai bila ada Typo. Ogheyy?😆
Lanjut bacaa...
Friska tengah berada di perpustakaan. Bersama dengan Tiffany dan Adel, gadis itu sedang membaca suatu buku yang ia bawa. Hal itu membuat Tiffany dan Adel bertanya-tanya, namun tak dihiraukan oleh Friska.
"Ris, lo kenapa sih? Sikap lo sama Malvin itu kenapa beda banget, lo menjauh dari dia dan bahkan lo kenapa malah tiba-tiba baca tentang Psyco? Aneh banget sih lo!" kesal Tiffany, yang merasa aneh dengan sikap Friska.
Friska memandang Tiffany dengan diam. Detik berikutnya ia kembali membaca buku tersebut.
Tak jarang, orang menganggap psikopat sebagai seorang pembunuh. Namun, beberapa peneliti menyatakan bahwa tidak semua psikopat memiliki sifat buruk tersebut. Beberapa diantaranya dapat hidup layaknya seperti orang normal. Terkadang hanya untuk memanipulasi seseorang yang menurutnya lawan atau ancaman.
Pandangannya beralih pada sebuah tulisan, tangannya beralih menunjuk huruf-huruf kecil tersebut.
Cowok psikopat menganggap orang baru atau orang asing adalah musuh. Mereka cenderung curiga dan menganggap orang baru adalah sebuah ancaman. Mereka selalu merasa orang-orang ingin berbuat jahat padanya. Pokoknya dia negative thinking dengan orang baru.
"Alby?"
Seketika ia memikirkan satu nama itu, bagaimana dengan Alby? Apakah Malvin akan melakukan hal itu juga pada Alby? Ah, dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Detik berikutnya, ia menggelengkan kepalanya pelan, masih teringat akan suatu hal, jika Malvin sudah mengatakan bahwa dia tidak akan boleh untuk membunuh orang lagi.
Adel yang kesal lantas membuka suara. "Lo kenapa sih Ris! Lo pikir Malvin itu Psikopat!" kesal Adel. Ia berdiri lalu menarik tangan Tiffany agar ikut pergi dengannya.
"Iya."
Hanya dengan satu kata berhasil membuat mereka mematung. Apa maksud Friska?
"Bahkan, gue kesal dengan diri gue sendiri, kenapa gue baru sadar kalau dia berbahaya. Kenapa gue malah suka sama dia? Kenapa sampai sekarang gue malah bertahan sama dia?" ucap Friska kecil dengan perasaan sedikit frustasi.
Mereka berdua dapat mendengar hal itu, untung saja perpustakaan sepi. Mereka kembali mendekat Friska yang terlihat kebingungan, lebih tepatnya frustasi. Mereka berdua kembali duduk. Memandang Friska dengan heran.
"L-lo bercanda kan?" tanya Adel pelan.
"Yang lo bilang itu nggak bener kan Ris?" tanya Tiffany.
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...