"Happy Reading"
PERINGATAN!
SEBELUM BACA PART INI, DAN SETERUSNYA, KALIAN HARUS BACA ULANG PART PERTAMA, IDENTITAS MALVIN.SOALNYA DISANA ADA PERUBAHAN, JADI DARI PADA BINGUNG MENDING BACA SEKALI LAGI!
Lanjut bacanya ...
"Waalaikumsalam," ucap Friska sopan.
"Kamu siapa ya?" tanya Airin lembut ~ Mama Malvin.
"Dia pacar Malvin," jawab Malvin cepat, singkat, datar dan jelas, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Airin lantas tersenyum bahagia saat mendengar itu, dia melihat seluruh wajah cantik Friska, dan sikap sopan Friska, membuatnya bertambah senang, dari pakaian Friska yang sederhana dapat ditebak jika gadis ini gadis sopan, dan dapat merebut hati seorang Malvin, anaknya sendiri bahkan belum pernah ingin pacaran, jangankan pacaran, melihat gadis saja tidak nafsu, dia selalu menunjukan foto gadis-gadis seksi, karena dia pikir Malvin akan menyukainya, ternyata tidak. Bahkan selera Malvin sungguh sangat bagus, dia bangga kepada sang anak yang mendapatkan gadis semanis, secantik dan sesopan Friska.
"Nama kamu siapa?" tanya Airin lembut.
"Friska tante," jawab Friska, lalu menyalami tangan Airin.
Airin dengan cepat langsung membawa Friska duduk bersama. "Kamu udah berapa lama pacaran sama Malvin? Kamu nggak diapa-apain kan sama dia?" tanya Airin bercanda.
"Baru beberapa hari tante, nggak kok, Malvin baik, tapi kadang-kadang ngeselin," jawab Friska jujur. Airin terkekeh mendengar kejujuran gadis itu. Dia membelai rambut Friska dengan sayang.
"Ma, kok nggak bantuin Papa sih_" ucapan Arzan~Papa Malvin terhenti saat melihat gadis yang tengah duduk bersama sang istri.
"Masya Allah, cantiknya," puji nya lalu berjalan kearah Friska dengan meninggalkan kopernya.
"Dasar mata keranjang!" cibir Airin. Friska yang mendengar itu hanya terkekeh pelan.
Arzan duduk disebelah kiri Friska. "Kamu pasti pacarnya Malvin yaa?" tanya Arzan menebak dengan mata yang berbinar-binar.
"Hm, iya Om," jawab Friska kaku.
"Kamu pernah diapain dama Malvin? Sini, biar Om tonjok!"
Friska terkekeh pelan. "Nggak Om, Malvin baik, tapi kadang-kadang ngeselin."
"Bagus deh." Pandangan Arzan berpindah pada sang anak. "Kamu nggak kangen sama Papa Vin?"
"Buat apa kangen kalau Papa sendiri nggak," ucapnya tanpa mengalihkan pandangan.
"Papa kangen sama kamu Vin, kita udah lama nggak ketemu," lirih Arzan.
"Aku juga kangen, tapi aku tau, Papa sama Mama nggak akan perduli, kalaupun kalian ada, apa aku dianggap sebagai anak? Kalian hanya mementingkan pekerjaan, uang dan hanya uang!"
"Malvin, ini juga demi kebaikan kamu nak."
"Tanpa mendapat kasih sayang dari kedua orang tua itu demi kebaikan aku? Papa sadar nggak sih, aku ngeliat temen-temen aku akrab sama orang tua nya, sedangkan aku? Orang tua ku seperti sudah tiada!"
"Malvin, jangan bicara seperti itu, dia Papa kamu!" teriak Airin.
"Aku anak kalian!" balas Malvin dengan nada meninggi.
"Malvin," panggil Friska lembut.
Malvin menghela nafas pelan, dia teringat perkataan Friska beberapa menit yang lalu. "Maaf," lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...