19-Jangan Coba Pergi

13.7K 1.3K 70
                                    

Note: Bagi yang nggak paham atau nggak ngerti, bakalan dijelasin dipart lain. Bakalan ada penjelasan apa gunanya Reno dalam cerita ini❤

"Happy Reading"


"Gue dimana!" teriak Friska.

"Malvin! Lo dimana!" teriaknya. "Gue yakin pasti lo ada disini!"

"Malvin! Lo dimana! Gue disini!"

"Gue takut Vin, tolongin guee!"

"Disini sepi Vin, gue takut!"

Lagi-lagi Friska berteriak. Sungguh, dia sangat takut disini, semuanya entahlah, dia seperti disebuah kayangan, tetapi hanya dirinya yang berada disana. Seketika seorang pria muncul disertai senyuman.

Friska tersenyum lebar. "Ren!" teriaknya lalu memeluk pria itu, pria itu dengan senang hati membalas. Detik berikutnya Friska tersadar, jika Reno telah tiada sejak dia masih smp. Friska melepaskan pelukannya.

"Kak Reno kok bisa disini?"

"Aku disini buat ketemu kamu," jawabnya lembut.

"Kamu kan."

"Iya, aku Reno, kakak pertama kamu yang udah tiada."

"Te-terus."

"Jangan takut Ris. Aku masih tetap Kakak kamu kok. Jangan takut."

Friska kembali memeluk Reno. "Aku dimana Kak? Kakak kenapa pergi selama ini?"

"Kamu dialam aku Ris."

"Kalau gitu ayo bawak aku pulang kerumah kak Reno, aku takut disini."

"Kalau kamu ikut aku, apa kamu siap ninggalin keluarga, sahabat, termasuk Malvin?"

Friska terkejut, lalu melepaskan pelukannya. "Kakak kenal Malvin?"

"Aku kenal siapa aja yang sayang sama kamu," ucapnya. "Pulang Ris, dia nunggu kamu.'

"Tapi aku kangen sama Kakak, aku nggak mau ninggalin Kakak." Friska kembali memeluk Reno, lalu dibalas oleh Reno.

***

Malvin tak sengaja tertidur, tetapi, tiba-tiba sesuatu bergetar karena tangannya mengengam tangan Friska erat. Dia pun membuka matanya. Panik saat gadisnya tiba-tiba kejang-kejang.

"Apalagi ini?" tanya cowok itu. Ia kembali panik.

Dengan cepat memencet bel darurat. Ia terus menggenggam tangan Friska.

"Friska, bertahan," bisiknya dengan dada yang sesak.

Tak lama dokter datang bersama suster-susternya. Malvin tak ingin keluar. Beruntungnya dokter dan suster sedang sibuk. Jadinya tak memaksa Malvin keluar.

Kemudian melakukan penanganan. Namun sama seperti tadi siang, detak jantung Friska berhenti sesaat.

"Dok, detak jantung pasien menghilang!" seru salah seorang suster.

Deg!

Pasokan udara di sekitar Malvin seakan menghilang. Apalagi ini? Meski hatinya cemas, Malvin berusaha berpikir kalau Friska tak akan meninggalkannya.

Dokter menyuruh memakai kembali kejut listrik. Beberapa kali percobaan tak ada hasil sama sekali.

Melihat garis lurus itu, Malvin kembali frustasi.

"Apa lo berniat ninggalin gue, Ris? Maaf gue banyak salah," lirihnya di sudut ruangan. Kakinya melemas, rasanya sudah tak mampu menopang berat tubuhnya.

P. Sycho [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang