"Happy Reading"
Semuanya lega saat ini, karna sahabat mereka telah sadar, dan bisa tertawa kembali. Sungguh, mereka sangat bahagia.Airin dan Arzan tadi sempat menjenguk Friska, namun hanya sementara, karena mereka kembali di sibukan oleh pekerjaan, untung saja, Malvin tidak terlalu memperdulikan itu, karna saat ini yang terpenting adalah Friska. Sedangkan Aline? Wanita itu sudah pulang sejak tadi, dia hanya mengantar Rara kepada Kai, karena dia ingin melihat sang Kakak. Entah ingin melihat atau menjahili.
Friska saat ini sedang bersama. Malvin dkk dan Risky dkk.
"Kakak!" teriak Rara berlari kearah Friska.
Friska yang melihat itu menelan ludahnya dengan susah payah. "Si biadap datang," gumamnya.
"Kak, bantu dong!" pekik Rara dengan wajah mengemaskan. Malvin yang melihat itu dengan senang hati menaiki Rara. Malvin langsung beralih duduk disebelah Saka dan Dafa.
"Hai. Kak Friska!" teriaknya.
"Jangan sok akrab lo!" ketus Friska. Mereka yang melihat hanya menahan tawa.
"Apaansih, nggak boleh kayak gitu loh sama cewek cantik!" ucap Rara. Sungguh, Friska rasanya ingin kembali koma saja jika seperti ini.
"Dahlah, berantem sama lo itu nggak ada ujungnya! Pergi sana!" kesel Friska.
"Nggak bisa gitu dong Kakak!" balas Rara. "Kakak tau nggak siapa yang doain Kakak supaya Kak Riska sadar?" tanya Rara dengan tampang sombongnya.
"Siapa? Lo?"
"Mana aku tau, aku kan ikan," ucap Rara dengan tampang polosnya.
"Najis!" ketusnya.
"Mirip banget sama lo Ris. Sama-sama songong!" ucap Saka.
"Bener tu, emang ya nggak Kakak, nggak Adek, nggak Abang sama aja," lanjut Dafa.
"Ehem, mulut siapa itu," tanya Kai yang baru saja datang sembari membawa botol susu Rara.
"Eh Abang ganteng," sapa Dafa.
"Jyjyk," ketus Kai. "Nih, nyot-nyotan Rara," ucap Kai sambil menyodorkan botol susu.
Dengan senang hati disedot oleh Rara. Yang melihat itu hanya melonggo.
"Enak nggak Ra?" tanya Abdul.
"Enak banget Bang!" jawab Rara.
"Ah, lebih enak lagi dari sumbernya," ucap Risky.
"Nah, itu baru top!" teriak Saka dan Dafa.
"Eh, kalian berdua ini ya, ngotorin otak Adek gue!" ketus Kai. "Nggak usah didenger Ra," ucap Kai sambil menutup mata Rara.
"Woy, yang lo tutup itu mata bukan kuping giblik!" teriak Abdul.
"Tangan-tangan siapa?"
"Kak Kai," jawab mereka dengan bersamaan.
"Jadi terserah gue dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...