20 KOMEN DAN 50 VOTE BISA? AKU POST NTAR MALAM PAS JAM
00.00😂❤
Nggak papa lah ya malem², dari pada seminggu sekali. Ini pun karna lagi ada ide sedikit jadi ke buat dua part, hehe🐣Kalau ada kesalahan atau typo, segera komen, entar diperbaiki🙏🙂💤
"Happy Reading"
Setelah berbicara pada Maidnya dan berbicara pada Arzan. Malvin segera beranjak pergi kerumah Friska, ia sadar jika apa yang dilakukannya pada Friska akan menyakiti gadis itu. Jarang sekali Malvin kasar. Namun, saat kasar Friska akan sangat takut.Hanya berupa bentakan akan membuat gadis itu marah, dia sangat sensitif akan hal itu. Dari pada berlanjut dan menimbulkan perdebatan, Malvin lebih baik menemui gadis itu.
Setelah meminta izin kepada Aline, ia menuju kamar Friska. Namun, saat telah sampai pintu kamar gadis itu terkunci dari dalam. Dia mengetuk-ngetuk pintu itu. Meski dengar, Friska sama sekali tak berniat untuk membuka pintu itu.
"Riska, ini gue," ucap Malvin lembut.
Friska tak menjawab.
"Buka Riska, gue mau minta maaf," ucap Malvin lembut sekali lagi.
Masih tetap sama, tak ada jawaban dari dalam. Ia menghela nafas pelan, mencoba untuk tetap sabar menghadapi gadis ini.
"Friska, buka pintunya bisa?"
Lagi-lagi tak ada sahutan dari Friska.
"Sayang," panggil Malvin selembut mungkin. "Buka pintunya."
Lagi dan lagi, lagi tak ada sahutan dari dalam. Malvin menghela nafas kasar. Kesabarannya semudah itu habis!
"Riska! Buka pintunya atau gue dobrak!"
Masih tetap tak ada jawaban dari dalam sana.
"Gue hitung sampai tiga, kalau lo nggak buka, gue bakalan dobrak!" teriak Malvin. Ia hanya memancing Friska, karna percuma saja jika dia mendobrak dan Friska akan bertambah marah karna pintu kamarnya rusak.
Friska yang berada didalam hanya mengejek Malvin. Dia tau, pasti Malvin tak akan berani.
"Satu!"
"Dua!"
"Ti!"
Tetap tak ada jawaban dari sana.
"Dahlah."
Malvin berdecak pelan, percuma jika seperti ini. Detik berikutnya ia tersenyum miring. Kakinya melangkah pergi dari sana.
***
Friska hanya diam saat tak ada suara lagi diluar, dia curiga jika Malvin sedang melakukan sesuatu, dia pun berdiri dari duduknya. Dengan langkah yang was-was, ia berjalan menuju pintu.
Tanganya memegang gangang pintu dengan perlahan, lalu membuka kunci pintu itu. Perlahan demi perlahan ia membuka pintu itu.
Kosong! Tidak ada seorang pun didepan pintu Friska. Friska berdecak sebal, kesal hanya sampai disitu Malvin ingin bertemu dengannya.
Dia berbalik. Kaget saat melihat seorang cowok berada di jendela nya.
"Hay."
Cowok itu tersenyum manis tanpa merasa berdosa.
"Malvin!" desisnya.
"Apapun gue lakukan demi ngeliat lo," ujar Malvin dengan bangga.
Ya, demi menemui Friska, ia memanjat kekamar Friska yang lumayan tinggi menggunakan tangga. Jika terjatuh, habislah Malvin. Orang yang melihat itu sangat was-was, jika terjadi sedikit kesalahan saja bisa menghabiskan nyawa Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...