"Happy Reading"
Malvin menghentikan langkahnya setelah sampai di teras. Ia segera mendekatkan ponsel miliknya pada telinga. Namun, baru saja mendekatkan ponsel ia sudah disambut oleh teriakan cempreng dari Friska.
"Lama banget sih angkatnya!"
Malvin menjauhkan ponselnya sesaat, ia menepuk-nepuk telinganya pelan dan berharap bahwa gendang telinga miliknya masih berfungsi. Setelah merasa aman ia kembali mendekatkan ponselnya.
"Gue kebangun, Malvin, jadi berinisiatif buat nelfon lu, bay the way baswey, lo kenapa nggak tidur?"
"Pertama, gue gak nanya, dan kedua, gue--" Malvin nmenjeda ucapannya sesaat. "Ngumpul bareng temen." Malvin hanya menjawab seadanya. Tidak terlalu mendukung tindakan Friska.
"Oh gitu, maaf ya gue gak ganggu, soalnya nggak tau mau nelfon siapa." Lantas membuat Malvin menghela nafas pasrah.
"Bodo amat, tidur sana, entar lo bisa telat kesekolah."
"Besokkan minggu Malvinn!"
Malvin heran, lalu melihat tanggal diponselnya, dia langsung menepuk keningnya.
"Gua lupa."
"Lo tau gak sih, tadi gue mimpi kita merathon bareng."
"Engga, makasih." Malvin tentu paham apa yang dimaksud oleh Friska.
"Gitu banget sih, ayolah Malvin! Please, demi ayang."
Malvin bergidik ngeri mendengar itu. "Gue sama temen."
"Gue juga sama yang lain, jadi gini aja, kita ketemuan di taman! Oke?"
Malvin hanya berdehem, namun dia yang berada diseberang sana sudah berteriak histeris.
"Sekarang, lo tidur."
"Sebentar lagi gue mau nonton drakor, yaudah gue matiin ya."
Baru saja ingin mematikan, namun ia hentikan akibat mendengar suara Malvin, lagi. "Jangan nonton jam segini, ini udah malam, tidur sana, jangan begadang."
Simple, namun dapat membuat perut Friska seperti dikerumuni oleh banyaknya kupu-kupu. Bibirnya sangat lelah tersenyum. "Tapi Malvin--"
"Gak ada tapi-tapian tidur sekarang atau kita gak bakalan ketemu besok."
"TENTU MALVIN!"
Malvin tersenyum mendengar itu. Dia tau, bahwa Friska pasti tak hentinya tersenyum, begitu juga dengan dirinya. "Pinter. Bye."
"Itu doang?"
"Terus?"
"Ucapin apa kek biar gue seneng dan nyenyak tidurnya."
"Malam."
"Demi apapun, masa iya cuman itu yang bisa lo pikirin!"
Malvin menghela nafas pelan. "Yaudah Friska. Good night--" Malvin menjeda ucapannya. "My baby girl, and ... I wanna say ... I ... love ... you."
Panggilan segera Malvin putuskan. Ia harap nada suaranya terdengar mengenakan, ia benar-benar telah berusaha menjadi pria yang lembut dengan ketampanan bikin istighfar.
Malvin yakin Friska pasti tengah loncat-loncat di atas kasurnya. Dan benar saja, Friska benar-benar seperti orang kesurupan, berteriak histeris dan tentu saja telah diserang Omelan oleh keluarganya.
Hati yang senang, menganggu ketenangan.
Malvin tersenyum membayangkan tingkah gadis itu, setelah merasa puas ia langsung berbalik dan ... Malvin terkejut saat melihat keberadaan tiba-tiba dari kedua makhluk astral mengintipnya dari pintu teras. Malvin menghela nafas pelan, lalu menatap mereka dengan tatapan tajam. "Kesini lo!" teriak Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Novela Juvenil[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...