"Happy Reading"
"Tuan muda, dirumah Non Friska mengalami kebakaran!" ucap Juna, Maid terpercaya Malvin.
Malvin lantas berdiri dari duduknya. "Kenapa bisa, apa yang terjadi?"
"Saya juga tidak tau Tuan, dari informasi, apinya berasal dari luar itu berarti ada yang sudah membakarnya dari luar!"
"Terus bagaimana keadaan rumahnya dan orang yang ada dirumah Friska?"
"Untung saja hanya sebagian rumah yang terbakar karena kami berhasil memadamkan apinya. Sedangkan orang rumah semuanya baik-baik saja, tetapi, nampaknya mereka shock karena ini terjadi untuk pertama kalinya," jelasnya lagi.
"Bagus, segera cari tau siapa pelakunya, dicctv, saya yakin pasti ada jejak-jejak pelaku misterius itu!" jelas Malvin dengan suara yang tegas. "Satu lagi, jaga mereka baik-baik, jangan sampai mereka luka sedikit pun dan bagian rumah yang terbakar itu secepatnya direnovasi!" tegas Malvin.
"Baik tuan, saya akan melakukan perintah Tuan."
"Bagus" Malvin langsung mematikannya secara sepihak. Sungguh, dipikirannya saat ini tertuju kepada pelaku yang telah mencoba membunuh Friska, apakah orang yang sama? Atau tidak? Tapi sepertinya ini adalah orang yang sama. Tapi siapa dia?
"Ma-malvin," lirih Friska.
Malvin sungguh kaget mendengar suara itu. Dia langsung menoleh dan mendapatkan Friska yang berdiri dengan air mata yang mengalir. Dengan cepat Malvin berlari menuju Friska.
"Lo ngapain disini, ayo masuk!"
Ya, Malvin sedang duduk diluar, dia ingin membiarkan Friska tidur dengan tenang.
"Mami, Rara sama Kak Kai gimana?" tanyanya dengan isakan.
"Lo denger?" tanya Malvin gugup. Friska mengangguk.
"Ini pasti salah gue!" ucapnya. "Gue pembawa sial, bukan?" tanya Friska.
"Lo bukan pembawa sial Ris, ini gara-gara pelaku misterius itu. Dia mau lo nggak punya semangat hidup, dan mau lo cepet-cepet tiada," jawab Malvin.
"Lo bohong?"
"Gue nggak bohong," lirihnya. "Ayo masuk dulu," ucap Malvin sambil menopang Friska agar memasuki ruang rawatnya lalu mendudukannya dikasur.
"Gue takut Vin," lirih Friska.
"Jangan takut, gue ada disini, gue bakalan jagain lo dan keluarga lo," ucapnya menyemangati Friska.
Friska langsung memeluk Malvin, dan dibalas lembut dengan Malvin.
Setelah gue tau siapa pelakunya, gue nggak bakalan segan-segan ngebunuh orang itu! batin Malvin.
Ya Allah, ujian apa ini batin Friska.
***
Seminggu telah berlalu, Friska selalu merengek untuk pulang, namun Malvin tak pernah menghiraukan gadis itu.
“Gue boleh pulang nggak?”
“Nggak.”
“Ayolah Vinn, gue bosan disini!”
“Terus?”
“Gue mau sekolah! Kasian fans-fans gue!”
“Bodo amat.”
“Ish, ngeselin banget sih. Gue mau pulang Vin!”
"Mau pulang!!!"
"Vinn! Gue mau pulang!" pekiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...