"Happy Reading"
Bakalan ada perubahan. Jadi, dari pada binggung mending baca identitas Malvin di part awal.
Lanjut baca ...
Lo udah makan?" tanya Malvin disela-sela mengunyah suapan terakhir.
"Belum," cengir Friska. Hal itu membuat Malvin tersedak lalu meminum-minuman yang dibawakan oleh bibi barusan."Kenapa belum? Lo nyuruh gue makan tapi lo sendiri belum makan! Dari tadi pagi lo belum makan? Keterlaluan lo!" tegas Malvin sambil menatap gadis itu dengan tajam sedangkan yang ditatap hanya senyum-senyum sendiri.
"Kenapa lo senyum-senyum? Nggak ada yang lucu, cepet makan!"
Friska mendengus sebal. "Gue udah kenyang!" bela Friska.
"Yakin?" tanya Malvin tak percaya.
"Ya_"
Kruk! Kruk!
Ucapan gadis itu terpotong akibat bunyi dari perutnya. Hal itu membuat Friska menoleh keperutnya sendiri. Friska kesenengan dengan bunyi perutnya itu, hingga mendadak rasanya sakit, kayaknya mah nya kambuh deh!
"Hiks ... hiks ... hiks ...." Friska menangis. Malvin yang kaget langsung khawatir melihat Friska meringis dan menangis.
"L-lo kenapa?" tanya Malvin khawatir.
"Perut gue sakit!"
Malvin langsung melotot lalu mengambil ponselnya dan menelpon maidnya. "Siapkan mobil!" teriak Malvin.
Malvin segera mematikan sambungan itu, dia langsung membopong Friska ala bridel style keluar menuju mobil. Sesampai diluar, maidnya langsung membukakan pintu, Malvin mendudukkan Friska didepan, dan dia langsung menaiki mobilnya dan melaju dengan kecepatan penuh.
"Hiks ... hiks ... sakit Vin," ucap Friska.
Setelah sampai, Malvin langsung kembali membopong gadis itu, lalu memasuki rumah sakit, dia sangat heboh, berteriak memanggil suster, mereka yang mengenal Malvin hanya terdiam, sedangkan suster segera mengambil ranjang rumah sakit, Friska pun dibaringkan. Friska sangat binggung, padahal dia hanya sakit dan butuh makan, tapi Malvin malah membawanya kerumah sakit.
Setelah diperiksa. Dokter langsung membicarakannya dengan Malvin.
"Dek, dia baik-baik aj, cuman maagnya kambuh, jadi dia harus dikasih makan tepat waktu dan jangan sampai telat."
"Serius dok dia gpp?"
"Iya, dia gpp. Yang terpenting, kamu harus jaga pola makannya dan jangan sampai telat makan."
"Oh gitu, yaudah makasih dok," ucap Malvin sedikit kaku.
Dokter mengangguk dan tersenyum lalu pergi dari sana. Malvin segera menghampiri gadis itu, gadis itu standby dengan tatapan tajam.
"Kenapa gue dibawa kesini sih! Kan gue cuman mau makan!"
"Ya maaf, gue kan khawatir, tapi bagus dong gue bawa, biar tau tentang kemajuan dan kemunduran mag lo," bela Malvin.
"Gajelas lu," ketus Friska.
"Yaudah, yuk kita makan, entar lo sakit lagi!"
"Iya iya," balas Friska.
Friska cewek yang kuat, jadi dia bisa menahan sakit itu sepanjang jalan nanti. Ya, walaupun itu sangat sakit.
Mereka pun keluar dari rumah sakit menuju sebuah restoran, sebenarnya sih Friska tidak mau, tapi mau gimana lagi, sulit untuk menolak kulkas ini, dan dia juga tidak sanggup untuk melawan. Dalam hatinya dia ingin sekali menabok Malvin, tetapi sayangnya, Malvin terlalu ganteng dan terlalu spesial dihati Friska.
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...