"Happy Reading"
Dimalam hari, penyakit ingin pulang Friska kembali kambuh. Dia terus saja merengek layaknya anak kecil kepada Malvin, sedangkan cowok itu hanya acuh saja, membiarkan Friska teriak -teriak. Karena, pasti bakalan capek juga."Malvinnn! Gue mau pulang! Huaaaa!"
"Tunggu lo udah pulih," balas Malvin santai.
"Ish, dasar cowok nggak punya hati!"_ kesel Friska sambil melempar-lempar bantal nya, untung saja Malvin langsung menangkapnya.
"Diem!" ketus Malvin, lalu kembali memainkan ponselnya.
Friska mengerucutksn bibirnya, seketika sebuah ide muncul, dia turun dari kasur nya, lalu berjalan ke keranjang buah yang berada dimeja sofa, tepat didepan Malvin.
Dengan gerakan cepat, Friska mengambil pisau yang berada di keranjang itu, disini mengarahkannya tepat pada nadinya.
"Malvin!" panggil Friska.
"Hm." Malvin hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangannya.
"Malvin, liat gue!"
Malvin hanya menghela nafas pelan, lalu meletakan ponselnya disaku, setelah itu dia langsung memandang Friska. Mata Malvin terbuka lebar saat itu juga. Lantas dia langsung berdiri.
"Lepasin pisau itu!" tegas Malvin.
"Gue nggak bakalan lepasin ni pisau, kalau lo nggak bolehin gue pulang!"
"Apaan sih, jangan kayak anak kecil deh!'
"Bodo amat! Gue mau pulang!" teriak Friska.
“Kalau gue nggak pulang, gue bakalan." Friska tak melanjutkan ucapannya, dia malah mendekatkan pisau tajam itu kenadinya. Mungkin, jika digeser, tangan Friska akan terluka.
"Jangan kekanak-kanakan Friska!" tegas Malvin. "Jauhi pisau itu sekarang!"
"Nggak! Gue nggak bakalan jauhin ini pisau, kalau lo nggak ngizinin gue pulang!" bantah Friska. "Gue hitung sampai tiga, kalau lo nggak setuju, gue bakalan ngeser ini pisau ke tangan gue!"
"Jangan main-main Ris, itu pisau?"
"Satu!"
"Risss, lepasin Ris. Ini bukan waktunya bercanda! Kalaupun lo bercanda, ini nggak lucu!"
"Dua!"
"Riss, gue mohon sama lo jangan nekat!"
"Ti_"
"Oke gue izinin lo pulang!" pasrah Malvin. Friska menghela nafas pelan.
Malvin langsung berlari menuju Friska lalu memeluk gadis itu. "Jangan main-main kayak gitu, nggak lucu! Lo bisa celakain hidup lo!"
Friska pun membalas. "Yang penting gue pulang."
Malvin melepaskan pelukannya. "Lo boleh pulang, tapi harus periksa dulu!"
"Siap boss!" teriaknya semangat.
Malvin langsung memanggil dokter, sedangkan Friska kembali berbaring. Tak lama, dokter pun datang. Mereka memeriksa keadaan Friska. Setelah selesai, Friska pun langsung duduk dikasur rawatnya.
"Gimana Dok?" tanya Malvin.
"Alhamdulillah, kesehatan Friska mulai membaik, namun, kondisinya masih sedikit lemah," jelas Dokter.
"Jadi, apa saya boleh pulang Dok?" tanya Friska antusias.
Dokter pun tersenyum. "Sebenernya belum boleh, tapi, jika kamu ingin pulang secepatnya, itu nggak masalah, demi kenyamanan kamu. Tapi, Riska harus dirawat dengan baik, dan jangan buat dia stres ataupun kecapean. Jaga pola makannya, satu lagi, jangan begadang," jelas Dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...