1 - Temu

54K 3.2K 259
                                    

BUAT YANG BARU BACA ATAU BACA ULANG CERITA INI. AKU CUMAN MAU BILANG

ADA KESALAHAN DALAM UMUR! JADI TOLONG DIMAKLUMI YAAAA! CALM, NANTI DIPERBAIKI
(KALAU INGET)

"Happy Reading"


Srett

Suara sayatan dapat terdengar merdu. Sebuah pisau besar dengan ketajaman yang tak dapat diragukan, berhasil membuat sesuatu yang bertekstur kental dengan warna merah pekat mengalir begitu saja ....

Malvin Arzan Ravindra. Pembunuh yang masih berumur terbilang muda. Dia adalah pengusaha muda dari Arzan jaya salah satu perusahaan besar milik sang Ayah. Mengenai tempat tinggal, Malvin hanya menetap dengan para pembantu dan beberapa Maid yang ditugaskan oleh kedua orangtuanya ... terkadang, ditengah-tengah kesibukan tanpa disadari terdapat seseorang yang telah menunggu untuk diberikan perhatian dan mendapatkan sebuah kasih sayang.

Dalam beberapa minggu terakhir. Malvin selalu menghabiskan waktunya untuk berada di sebuah gubuk tua yang jauh dari jangkauan mana pun, perdesaan, perkotaan maupun jangkauan orang-orang banyak, terlebih jarang atau bahkan tak pernah ada orang yang berani melewati tempat itu karena menghindari sebuah mitos yang diberikan dari mulut ke mulut. Malvin pastinya sangat gembira akan hal itu, dia pun jadi tak perlu merangkai rencana untuk menghilangkan akan keberadaan gubuk tersebut.

Hari ini, Malvin kembali melaksanakan tugas sehari-harinya, melakukan hal yang ia sangat gemari. Seperti kata orang—Teruskan apa yang ingin kau impikan, perkembangkan hal yang kau gemari, maka hidupmu akan terasa lebih berwarna dan memiliki tujuan—lebih tepatnya dirinya sempat mendengar itu dari seseorang, dan dengan senang hati ... Malvin mengembangkan hal yang sangat ia gemari.

Itu menyenangkan, kalian akan suka.
Pasti.

Malvin tersenyum manis pada seorang wanita yang tengah terbaring pada sebuah kayu panjang dan lebar, dengan bercak-bercak merah pekat berada di sisi manapun, ia memiliki tubuh yang sangat indah tak lupa dengan wajahnya yang terlihat menawan itu seperti standar kecantikan dengan level tinggi, sayangnya ... kecantikan itu hanya bertahan sementara ... tangan Malvin membuka sarung tangan plastik yang sedari tadi membalut kedua tangannya.

Malvin memasukkan sarung tangan tersebut pada sebuah ember berukuran sedang--sepertinya telah diisi oleh benda lainnya, Malvin lalu kembali mengambil sarung tangan baru pada tempat yang telah disediakan.

Malvin diam, sebentar lagi akan ada yang datang untuk membawa pergi karya yang dibuat oleh Malvin dengan susah payah. Malvin menghela nafas berat. Ia mengambil sesuatu seperti sebuah bola kecil yang berwarna indah dengan putih mendominasi. Lalu kedua sudut bibirnya mengembang kecil. "Matanya sangat ... indah."
Malvin terkekeh pelan lalu melempar sembarangan arah bola mata itu.

Tangannya kembali memegang sebuah pisau, namun kali ini berbentuk kecil dengan ketajaman yang tentu saja tak bisa diragukan. Ia membelah-belah kecil bagian-bagian tubuh wanita itu. "Dia cepat sekali ... matinya," lirih Malvin dengan raut wajah yang kecewa.

Baru saja ia mendengar rintihan sedu, tangisan yang menawan dan teriakan yang mengangumkan dari wanita sexy ini. Padahal, dia sendiri yang mengajak Malvin bermain, namun kenapa dia sempat terlihat kesal dan berlebihan dalam merasakan sakit. Malvin tidak bermain kasar, ia hanya ... memotong kepalanya.

Wanita itu hanya berlebihan dalam bereaksi. Aneh.

Detik berikutnya bibirnya mengembang lebar. "Karya terbaik? Atau terburuk?" tanya Malvin pada dirinya. "Aku sudah mengembangkan hal yang digemari ... lal—"

P. Sycho [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang