16-Karyawan Luknut

15.5K 1.4K 49
                                    

"Happy Reading"

Beberapa bulan telah berlalu, Friska dkk menaiki kelas IPS XI, sedangkan Malvin dkk menaiki kelas IPA XII. Hubungan Malvin dan Friska semakin baik,  hubungan keluarga mereka juga semakin baik, mereka harap, jika tidak akan ada yang menghancurkan kebahagian ini.

Namun, setiap hari terus saja ada yang meneror Friska, entahlah, tetapi hal itu membuatnya takut. Dari bangke tikus, bangke ayam, bahkan organ tubuh manusia pernah dikirim kerumah Friska. Sungguh, Friska sangat shock dan takut, namun untung saja Malvin dan teman-temannya selalu ada untuk menenangkan Friska.

Saat ini, Malvin sedang berada dikantor, dia disuruh untuk menjalankan perusahaan Papanya, walaupun sedikit demi sedikit. Sungguh Malvin malas sekali, padahal umurnya baru 18 tahun. Tetapi, demi bersama Friska, dia rela.

Malvin juga selama satu tahun ini belum pernah membunuh orang, mungkin karna Friska selalu disamping Malvin untuk mengawasi pria itu. Malvin hanya menerima dengan sepenuh hati, betul saja jika dia sedang bersama gadisnya, hasrat membunuhnya tidak pernah muncul.

Malvin tengah duduk-duduk dikurinya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Dia sedang menunggu kedatangan gadisnya. Untuk pertama kalinya, Friska akan berkunjung dan menemani Malvin dikantor.

Ya, selama mereka pacaran, Friska belum pernah menginjak kantor perusahaan orang tua Malvin, bahkan belum pernah melihat. Dikarenakan, Malvin ingin Friska datang disaat yang tepat, seperti saat ini. Dia butuh sekali gadis itu untuk menambahkan tenaganya.

Malvin berdiri lalu mondar-mandir karena gadisnya tak kunjung datang. Saka dan Dafa yang berada disana dibuat pusing.

"Eh, lo nggak cape mondar-mandir. Puyeng nih gue liatnya!" kesel Saka.

"Tau lo, rasanya anjim banget!" lanjut Dafa.

"Berisik, emang lo pikir Odading Mang Oleh!" balas Malvin.

"Ikan hiu makan tomat, goblok!" teriak Saka dan Dafa. Malvin hanya geleng-geleng, tidak mau melanjutkan percakapan tidak jelas mereka.

Friska yang berada dalam perjalanan sungguh sangat senang. Untung saja ini hari libur, jadi dia bisa menemani sang pacar. Akhirnya Friska sampai dikantor perusahaan 'Arzan'.

Friska dikawal oleh dua orang bodyguard. Ya, itu memang suruhan Malvin, karna dia tau, tidak ada yang boleh menemuinya kecuali orang penting atau sudah membuat janji.

Friska berjalan dengan membawa menenteng rantang makanan.Dia menyapu pandangannya kesemua sudut. Mewah! Itu yang diucapkan Friska dalam gumamnya.

Semua orang memandang Friska dengan tak senang, Friska yang melihat itu terkekeh pelan. Bukannya takut, dia malah terkekeh melihat mata mereka yang hampir keluar.

"Eh Friska," sapa Saka dan Dafa yang baru keluar dari ruangan Malvin.

Friska tersenyum melihat itu. "Kalian mau kemana? Malvin mana?"

"Kita mau keluar, lagian kalau ada lo, kita malah jadi nyamuk," ucap Saka malas yang saat ini sudah berhadapan dengan Friska.

Friska terkekeh mendengar itu.

"Malvin noh, lagi nunggu lo," ucap Dafa. "Yaudah, kita berdua pergi dulu ya," lanjut Dafa.

Friska hanya membalas senyuman disertai lambaian, Dafa dan Saka pun pergi dari sana.

"Yuk, non Friska," ucap salah satu Bodyguard itu. Friska hanya mengangguk lalu berjalan dan diikuti oleh kedua Bodyguard itu.

***

P. Sycho [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang