"Happy Reading"
"Ma-maksud Papi apa? Ja-jangan bercanda de Pi!"
"Papi nggak bercanda! Tadi, tiba-tiba ada yang menusuk Mami kamu menggunakan pisau dari belakang."
"Hah? Ma-mami, a-aku sekarang kesana Pi! Sherlock!"
Friska mematikan sambungannya, lalu berlari tanpa mau menoleh maupun berbicara kepada Malvin.
"Riska!" teriak Malvin. Ia pun mengejar gadis itu sampai ke gerbang. Malvin memegang lengan gadis itu, untuk membuatnya berhenti.
"Lo mau kemana?"
"Gue mau kerumah sakit!" jawab Friska sembari mencoba melepaskan dirinya dari Malvin.
"Ada apa sebenernya?"
"Gue nggak bisa biacarain sekarang! Gue mau kerumah sakit!"
"Gue anter!"
"Ngga_"
"Ayolah," lirih Malvin.
Friska berdecak sebal, lalu mengangguk. Malvin langsung berlari keparkiran untuk mengambil mobilnya.
***
Sesampai dirumah sakit, Friska berjalan perlahan menuju keruangan operasi. Disana dapat didengar tangisan tangisan dan isakan banyak orang.
Setelah sampai, Friska menatap Airin, Arzan, Kai, Rara dan Bram tengah menangis. Air mata Friska saat itu juga berhasil lolos, hingga membuat air matanya membasahi pipinya.
Friska segera berlari kepintu ruangan operasi, lalu menatap nanar Maminya di jendela kecil. Friska tak sanggup melihat Maminya, dia pun bersender sampai terduduk dipintu itu, tangis Friska pecah saat itu, Malvin segera memeluknya, mencoba menenangkan gadis itu.
"Mami Vin," lirihnya dengan isakan.
"Mami Lo bakalan baik-baik aja Ris," ucap Malvin.
Malvin perlahan membuat Friska berdiri, lalu mendudukannya di kursi panjang tepat disebelah Papa dan Mamanya.
"Lo tunggu disini, gue mau beliin lo minum," pinta Malvin. Friska hanya mengangguk dengan isakanya.
Malvin pun berdiri. "Ma, Pa, tolong jagain Friska sebentar ya, aku mau beliin kalian minum," pinta Malvin.
"Iya nak," ucap Arzan, sambil menenangkan istrinya.
Malvin pun melangkah, lalu berhenti didepan deretan maidnya. "Jangan biarin dia pergi, kalau dia tetap maksa pergi, ikutin dia! Perasaan gue nggak enak," ucap Malvin.
"Baik Tuan," ucap mereka sopan. Malvin hanya mengangguk lalu dengan cepat dia berlari menuju kantin.
Air mata Friska tak henti-henti mengalir. "Mami," lirihnya.
Seketika, sebuah notif muncul di ponsel nya, Friska pun mengambil lalu membacanya.
0852××××××××
Ini akibatnya jika lo belum mati
Amarah Friska memuncak saat itu juga, entahlah, dia menjadi tidak takut, tetapi malah membuat Friska marah. Sekali lagi pesan muncul.
Kalau lo mau keluarga lo selamat. Temui gue di×××××. Gue tunggu kedatangan lo, kalau lo nggak dateng, terpaksa, gue bakalan bunuh keluarga lo satu persatu.
Tangan Friska mengepal kuat, tangisnya berhenti, wajahnya memerah. Lagi-lagi notif muncul.
Kalau lo datang, gue saranin sendiri, jika lo bawa orang lain, orang itu akan tiada
Datang kemaut lo Friska, maka, keluarga lo aman!
Tangan Friska mengepal erat, wajahnya merah menahan amarah, ia meletakan ponselnya disebelahnya, lalu berdiri dengan tangan yang mengepal. Dia mulai melangkah, namun, para Maid Malvin menghentikan Friska.
"Maaf Non, kita diperintahkan untuk tidak membiarkan Non Friska pergi," ucap salah satu Maid.
"Kamu mau kemana Ris?" tanya Arzan.
"Ketempat dimana, pelakunya berada!"
"Maksud kamu?" tanya Airin.
Friska tak menjawab, dia malah melangkah, namun selalu dihentikan oleh Maidnya Malvin.
"Gue mau pergi!"
"Maaf Non, anda tidak diizinkan pergi."
"Gue bilang gue mau pergi! Awas!" teriak Friska lalu memberontak ingin berjalan.
Dengan cepat tangan Friska ditarik pelan oleh para Maidnya Malvin. Friska terus memberontak, dia langsung menginjak, mengigit dan memukul Maid itu. Mau gimana lagi, jika para Maid itu melawan, mungkin saja Friska sudah terluka saat ini.
Gadis itu berlari dengan cepat, diikuti dengan beberapa Maid. Malvin yang baru datang lantas kaget. Malvin berlari menuju kedua orang tua nya. Dia memberikan air itu kepada Papanya. Lalu berlari mengejar Friska.
Saat berada diluar rumah sakit. Friska segera mencari taksi, namun, disana tidak ada yang lewat, sedangkan para Maid dan Malvin mulai mendekat. Akhirnya, Friska pun melihat satu taksi, dia pun memanggilnya, taksi itu datang lalu Friska memasukinya dan menyuruh sang supir mengebut.
"Sial!" teriak Malvin. "Sediain mobil sekarang, jangan sampai jejak Friska menghilang!"
***
Friska saat ini sedang berada disebuah tempat aneh, nampaknya ini seperti hutan, didepannya adalah sebuah jurang yang nampak amat sangat dalam, sedangkan disekelilingnya terdapat pohon-pohon.
"Woy, lo dimana!" teriak Friska. "Keluar lo kalau berani!"
"Jangan ganggu hidup gue dan keluarga gue!" teriak Friska lagi.
"Keluar lo anjing!" teriak Friska. "Kalau lo ada masalah, selesain sama gue, bukanya malah celakai keluarga gue!"
Friska terus saja berteriak, sembari menyapu pandangannya kesekitar. Tiba-tiba, suara tawa terdengar ditelinga Friska, dia langsung menoleh kearah sumber suara.
"Siapa lo! Keluar!"
"Jangan teriak-teriak Riska," ucap seseorang dengan memakai topeng, dan pakaian serba hitam, sangat sulit mengenalnya.
"Siapa lo?" tanya Friska. Seseorang itu seketika terkekrh licik.
"Maut lo."
_____________________________________Author udah Update 2 part, kurang baik gmna😆❤
DITUNGGU YA KELANJUTAN CERITANYAAAA^^
TETAP SEMANGAT BACA PART SELANJUTNYA^^
JANGAN LUPA FOLLOW, KOMEN DAN VOTE, KARENA ITU YANG AUTHOR TUNGGU DARI KALIAN^^
JANGAN LUPA JUGA BUAT SHARE KE TEMAN KALIAN, BIAR MEREKA JUGA BISA BACA CERITA INI^^
salam dari author,
Anggi rhyu❤
KAMU SEDANG MEMBACA
P. Sycho [TAHAP REVISI]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca ya] [Update tiap hari Jum'at, kalau gak Update berarti lagi galau] BELUM DIREVISI SEJAK 2020. Malvin tersenyum miring. "Lo mau gue bunuh?" "Kalo diganti sama ciuman?" "Diterima. Gue bakalan buat bibir lo memerah alami." **...