Chan dan Minghao masih terdiam di balik batu, memikirkan cara supaya bisa mengalahkan si kembar dan Guanlin itu.
"Gimana ya?"
Minghao menggeleng. Dia pun belum juga mendapatkan ide.
Boom.
Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan kecil. Mereka berdua mengintip dari balik batu untuk melihat apa yang terjadi. Di depan sana, terlihat segumpalan kabut tebal yang seperti sedang menutupi sesuatu.
Beberapa saat kemudian, Somi pun datang dan ikut bergabung bersama mereka, bersembunyi di balik batu.
"Apa yang terjadi?" Chan menatap Somi yang ada di sampingnya.
"Jihoon... dia udah datang. Mereka kembali menjadi Cerberus."
"Apa? Tunggu, Bang Wonwoo mana?"
Somi menggeleng. "Jihoon datang sendiri. Aku gak liat Wonwoo."
"Bang Wonwoo kemana dong? Dia bakal baik-baik aja kan?"
"Tenang aja. Tadi Bang Hoshi sama Bang Jisoo udah pergi buat nyelamatin Bang Wonwoo," ucap Minghao.
"Astaga. Mereka udah jadi Cerberus. Sekarang kekuatan mereka dua kali lebih hebat." Somi baru saja mengintip pertarungan yang masih berlanjut.
"Tuh kan, Chan. Bener kata aku. Permata itu ada di dada Guanlin." Minghao ikut mengintip, kemudian melihat sesuatu yang berkilau di dada anjing yang ada di tengah.
"Terus, gimana cara kita ngambilnya kalo permata itu menempel di Guanlin?" Chan menatap permata itu.
"Kalian ngomongin apa sih?" Somi menatap kedua saudara itu dari samping.
"Permata itu." Chan menunjuk ke arah Cerberus.
"Permata merah itu? Kenapa emangnya sama benda itu?"
"Kamu inget kan kalo Bang Wonwoo dapet gulungan kertas dari Poseidon?"
Somi mengangguk.
"Di kertas itu, ada keterangan bahwa kita harus ngambil permata itu kalo mau ngalahin mereka. Tapi kami masih belum tau caranya."
Somi terdiam. Sepertinya dia juga ikut mencari cara.
"Ah, aku tau," seru Chan.
"Apa?" Minghao dan Somi sama-sama menatap anak paling muda di rombongan mereka itu.
"Kita alihkan perhatian mereka, terus ngelakuin serangan dadakan buat ngambil permata itu."
"Terus, soal cahaya itu gimana? Kita kan harus ngasih cahaya ke matanya. Sedangkan ini udah malam."
Chan tersenyum. "Bang Hao bawa kamera kan? Kita pake aja sinar flashnya."
"Eh?" Minghao terkejut dengan ide Chan. Bagaimana mungkin dia tidak terpikirkan soal itu?
"Ide bagus Chan," puji Somi.
"Heumm, ayo kita mulai!" Chan menyemangati, kemudian dia melihat Seungkwan yang bersembunyi di balik batu lain yang jaraknya tidak terlalu jauh dari mereka.
"Bang Seungkwan!" panggil Chan.
"Eh, ya?" Seungkwan menoleh. Dia terlihat kelelahan. Napasnya terengah-engah.
"Abang masih kuat buat berubah jadi beruang gak?"
Seungkwan ragu. "Entahlah. Aku capek banget ngelawan mereka semua. Untungnya tubuh beruang kuat. Jadi aku gak terlalu terluka parah. Emangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mythology | SVT ✔
FantasyPetualangan menelusuri sebuah pulau yang penuh dengan keajaiban, bersama orang-orang baru yang akan membantu mereka.