10 | δέκα

728 103 29
                                    

   Terlihat sosok Jihoon yang datang bersama seorang pria jangkung. Pria itu terlihat ramah dengan senyumnya yang mengembang ke arah Seungcheol dan saudara-saudaranya.

   "Siapa dia ?" tanya Jun saat dua orang itu sudah sampai di teras rumah.

   "Dia salah satu temen baikku yang bekerja sebagai nelayan. Namanya, Guanlin."

Guanlin tersenyum. "Senang bisa bertemu dengan kalian."

   "Dia yang bakalan nganterin kita ke dewa pusaka kedua." jelas Jihoon.

   "Nelayan ? Buat apa kita pergi sama nelayan ?" Seokmin masih tidak mengerti tujuan Jihoon membawa Guanlin.

   "Hydra kan letaknya di laut. Ya, udah pasti kita butuh seseorang yang bisa bawa perahu. Emangnya diantara kalian ada yang bisa ?"

Semuanya menggeleng.

   "Nah kan, ya udah. Ngomong-ngomong, mana Woojin sama yang lain ?"

   "Jalan-jalan."

Jihoon mengangkat alisnya. "Terus, kalian gak ikut ?"

   "Gak, ah. Capek."

   "Males."

   "Nyimpen tenaga buat perjalanan panjang."

Guanlin dan Jihoon tertawa mendengar semua penuturan anak-anak itu.

   "Jadi, kapan kita berangkat ?" tanya Seungcheol.

   "Kita berangkat pas bayangan lagi tegak lurus."

   "Hah ?" Hoshi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

   "Tengah siang nanti, Bang. Tuh otak lemot amat sih." Seokmin yang menjawab.

   "Ya udah sih, maaf. Kayak otak kamu gak sering lemot aja." Hoshi membalas.

   "Ini juga kan lemotnya gara kamu, Bang."

   "Kok jadi aku sih ?!"

   "Kan emang iya..........."

Di tengah perdebatan Seokmin dan Hoshi, datanglah Woojin dan yang lainnya.

   "Abang !" teriak Chan sambil berlari menghampiri Jeonghan yang sedang duduk di sebelah Seungcheol.

   "Kenapa, Chan ?"

   "Ini, liat beruang ini. Lucu kan ?" Chan menunjukan wajah Dino yang terlihat senang karena diusap kepalanya.

Jeonghan tersenyum. "Siapa namanya ?"

   "Dino."

   "Dino ?"

   "Miaww."

   "Eh, ya ampun." Seungcheol terperanjat ketika mendengar suara Dino.

Jeonghan dan Chan pun menertawakan reaksi Seungcheol yang berlebihan.

   "Oi, Guanlin. Apa kabar ?" Woojin meninju pelan lengan Guanlin.

Guanlin membalas tinjuan itu ke arah perut Woojin. "Baik."

   "Dia siapa ?" Wonwoo mendekat ke arah mereka berdua.

   "Namanya, Guanlin. Dia nelayan terhebat sekaligus temen baikku dan Jihoon." Woojin berusaha merangkul pundak Guanlin yang lebih tinggi darinya.

   "Pfftt... Gak usah maksain, Bro." Guanlin mengalah, dia yang merangkul pundak Woojin.

   "Siapa nama kamu ?" giliran Guanlin yang bertanya kepada Wonwoo, mengulurkan tangan untuk berjabat.

   "Wonwoo." jawabnya sambil membalas uluran itu.

Mythology | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang