15 | δεκαπέντε

620 75 45
                                    

   Tubuh Wonwoo ditidurkan diatas rumput dengan berbantalkan tasnya. Dia masih belum sadarkan diri sejak kejadian setengah jam yang lalu.

   "Jihoon. Wonwoo gak kenapa-napa kan ?" tanya Seungcheol.

Jihoon meneguk air minumnya, kemudian menatap Seungcheol. "Dia bakal sedikit aman kalo kita cepet dapetin pusaka pertama."

   "Bang Wonwoo kenapa sih ?" Chan berjongkok di samping tubuh Wonwoo.

Jisoo menghampiri Chan. "Kenapa Chan ?"

   "Aku heran sama Bang Wonwoo. Kayaknya ada sesuatu deh." Chan mendongak, menatap Jisoo. "Bang Jisoo tadi liat sendiri kan ? Bang Wonwoo punya kekuatan kayak gitu. Kan, gak mungkin manusia biasa bisa begitu."

Jisoo melipat tangannya di dada. "Iya sih." Dia mengingat kejadian beberapa saat lalu sebelum Wonwoo tidak sadarkan diri.


*Flashback on

   "Ini yang kamu mau ?" Jihoon masih menatap Wonwoo dengan tajam.

Lawan bicaranya itu hanya diam. Namun perlahan, muncul bola api dari kedua telapak tangannya.

Ctarr.

Ctarr.

Wonwoo melemparkan kedua bola itu ke arah Jihoon.

Ketika sebuah kilatan muncul, bisa dipastikan kalau bola itu bukan bola api biasa.

Bola api itu mengandung petir, sama seperti tongkat yang dibawa oleh dua pria yang mengejar Wonwoo kemarin.

   Dengan gesit, Jihoon melompat ke kiri, menghindari bola api itu. Kemudian balik menyerang dengan melemparkan bola ungu yang juga keluar dari telapak tangannya.

Ctarr.

Ctarr.

Sama seperti milik Wonwoo, bola ungu itu juga menghasilkan petir.

   "Kenapa kamu hadir diantara mereka hah ?!" Jihoon berteriak ditengah suara petir-petir yang menghantam tanah di sekitar mereka.

Wonwoo tidak menjawab. Dia terus mengirimkan serangan yang sesekali merupakan api, membuat rumput-rumput terbakar.

   "Jihoon ! Bulannya...." Woojin berteriak sambil menunjuk ke arah bulan yang sinarnya mengarah ke Jihoon.

Jihoon yang paham dengan maksud kembarannya itu langsung mencari cara agar Wonwoo lah yang terkena sinarnya.

   "Kemarilah, Monster !" Jihoon sengaja melarikan diri.

Wonwoo yang sedang diliputi emosi itu sama sekali tidak tahu dengan rencananya, dan hanya mengejarnya, sesuai keinginan Jihoon.

Wusshhh.

Angin yang berhembus kencang membuat Jihoon sedikit kehilangan keseimbangan.

Ctarr.

   "Ya ampun !" tubuh Jihoon hampir saja terkena serangan Wonwoo.

Dia terus berlari, berputar disekitar sinar bulan yang hampir memasuki fase purnama.

   "Sekarang Woojin !"

Mendengar perintah dari kembarannya, Woojin langsung mengirimkan sebuah serangan yang berupa bayangan berbentuk tangan raksasa.

Bayangan itu menyerang tepat saat Wonwoo melintas, membuat tubuhnya terpental kencang dan jatuh dibawah sinar bulan.

   "Wonwoo !" semuanya terkejut saat menyaksikan salah satu saudaranya terpelanting begitu kencang.

Mythology | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang