26 | εικοσι εξι

485 77 10
                                    

Ayo gaes ! Jangan lupa vote dan ramein cerita ini.

Sepi amat sih wkwkwk.

Selamat membaca ^^

#####


   "Aneh."

Wonwoo bergumam sambil terus melangkahkan kakinya menelusuri pedesaan itu.

   "Iya. Ini desanya keliatan subur, tapi gak ada penduduknya sama sekali." timpal Woozi.

Semuanya setuju. Sejauh ini, yang mereka lihat hanya lahan sawah yang hijau, sayuran yang segar, sapi-sapi yang bugar, juga burung-burung yang sibuk hilir-mudik mencari makanan disekitar desa itu.

   "Ini gak mungkin desa yang ditinggalin kan ?" tanya Mingyu.

Ckrek.

Ckrek.

Ckrek.

   "Pemandangannya seger banget." Minghao bergumam sambil sibuk memotret sana-sini, mencari setiap sudut yang menurutnya bagus.

   "Gak mungkin bakal sesubur ini kalo emang ditinggalin." Sehun menjawab pertanyaan Mingyu.

   "Sssttt !" Wonwoo menyuruh yang lain untuk diam. Langkah mereka terhenti.

   "Kenapa Bang ?" tanya Seokmin.

   "Ada yang dateng." lanjut Wonwoo.

Mereka memutuskan untuk berpencar dan bersembunyi di tempatnya masing-masing. Berjaga jika ada sesuatu yang datang untuk menyerang mereka secara mendadak.

   "Kita harus memperlambat pergerakan mereka."

   "Ya. Pusaka itu gak boleh berkumpul sebelum bulan pertama."

   "Dan waktu yang dibutuhkan cuma tinggal beberapa hari lagi."

Percayalah. Suara orang-orang itu sangat familiar ditelinga Wonwoo.

   "Omong-omong, penduduk desa ini kamu bawa kemana, Jihoon ?"

Jihoon tertawa. "Aku kasihin mereka ke tempat yang seharusnya."

   "Tempat seharusnya ? Maksud kamu ?" Woojin menatap bingung kembarannya itu.

   "Kamu gak inget syarat yang Poseidon kasih ke kita ?" Jihoon membalas tatapan Woojin.

   "Syarat ?" Woojin mencoba mengingat.

   "Ck. Kok kamu jadi gampang lupa sih akhir-akhir ini ? Syarat buat bantuin kita biar kekuatan kita bertambah. Poseidon kan minta kita buat bawa semua penduduk di desa ini buat jadi santapannya."

   Wonwoo tercekat mendengar penuturan dari Jihoon.

Apa tadi katanya ? Santapan ? Maksudnya, penduduk di desa ini dijadikan tumbal ? Ini tidak bisa dibiarkan, pikir Wonwoo.

   "Ayo, kita harus segera temukan yang lain !" ujar Guanlin yang langsung disetujui oleh si kembar.

   Setelah kepergian ketiga orang itu, Wonwoo memberi isyarat kepada rombongannya untuk keluar dari tempat persembunyian dan kembali berkumpul di tempat yang agak kosong untuk dijadikan pijakan.

   "Aku yakin, kalian pasti denger juga." ucap Wonwoo. Tidak sesuai dugaan, teman-temannya itu malah menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaannya.

   "Denger apa sih ?" tanya Hansol.

   "Yang tadi dibicarain sama si kembar dan Guanlin."

   "Hah ?" Jeonghan bingung. "Emang orang-orang yang tadi itu mereka ?"

Mythology | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang