21 |είκοσι ένα

516 73 12
                                    

   "Apa yang harus kita lakuin ?" tanya Jun.

Mereka masih berjalan mengikuti tiga orang yang sejak kemarin menjadi pemimpin mereka.

Pikiran mereka juga tidak pernah lepas dari nasib saudara-saudara mereka yang diculik entah oleh siapa dan kemana.

Perjalanan mereka berlangsung hening. Tidak ada yang berani berisik karena tiga orang yang memimpin mereka itu sedang terlihat tidak ramah.

.

.

.

.

.

Jihoon mengepalkan tangannya, menahan amarah. "Kenapa mereka bisa bebas ?!"

   "Kayaknya ada seseorang yang berhasil buka selaput penghalang itu, deh." ujar Woojin setengah yakin dengan dugaannya.

   "Kalian inget suara ledakan itu gak ?" Guanlin teringat suara ledakan mencurigakan yang mereka dengar tadi siang.

Jihoon membelalak. Dia baru sadar akan hal itu. "Ya ampun ! Kenapa aku bisa lupa ?!"

   "Ah, aku baru inget. Sebelum beberapa dari mereka pergi buat buang air, aku liat beruang kecil itu pake kalung yang ngeluarin cahaya." ucap Woojin.

Dia memang melihatnya. Dia melihat kalung itu bersinar.

   "Itu kuncinya ! Kunci penghalang pulau itu. Arrghhh !" Jihoon merutuki dirinya sendiri.

   "Terus kita harus apa sekarang ?"

   "Gak ada pilihan lain selain ngasih tau ke semua nya buat siap-siap perang lagi."

.

.

.

.

.

   Berdasarkan perkiraan Woojin, waktu sudah hampir menunjukan pukul setengah sebelas malam.

   "Kita tidur disini." perintah Jihoon dengan ekspresi datar.

Tanah yang sedang mereka tempati itu merupakan lahan kosong di tengah hutan.

   "Sebenernya, pusaka kedua itu dipegang siapa ?" tanya Woozi.

   "Dewa laut." jawab Guanlin.

   "Hah ?! Poseidon ?" Seungcheol tersentak saat mendengar kata 'Dewa Laut'.

   "Siapa lagi emangnya ?"

Wonwoo menelan ludahnya kasar. Mendengar nama poseidon saja sudah membuatnya merinding, apalagi harus berhadapan langsung.

   "Sekarang semuanya istirahat ! Kita gak tau bakal ada kejadian apa besok." Jihoon bersandar di salah satu pohon, memerhatikan anak-anak yang tersisa.

.

.

.

.

.

   "Jihoon. Gimana kalo kita  habisin mereka sekarang ?"











   "KYAAAAAA !!!!"

Chan spontan melompat dari posisinya saat melihat wanita di sebelahnya perlahan sadar dan mencoba untuk duduk.

   "Miaww. Eh.." wanita itu tertawa pelan sambil menutup mulutnya. "Maksudku, Hai !"

Chan masih tidak bisa mengerti kenapa wanita itu tiba-tiba muncul. Dan suaranya barusan, terdengar seperti suara beruang kesayangannya, Dino.

   Saat Chan sedang mencoba untuk mencerna, satu persatu dari anak-anak itu telah sadar. Termasuk para anggota bajak laut.

   "Aaaa ! Siapa dia ?!" Jeonghan ikut terkejut saat melihat wanita asing itu.

   "Irene ?" seorang pria berkaos putih mendekat ke jeruji.

Wanita itu menoleh saat dipanggil Irene.

   "Astaga ! Kamu beneran Irene ?" pria itu kegirangan.

Chan bertambah bingung. "Dimana Dino ?"

Wanita yang sepertinya memang bernama Irene itu menoleh. "Ini aku, Dino."

   "Apa ?!"

Irene mengangguk.

   "Kamu gak percaya ?" Dia melepas kalung yang ada di lehernya, kemudian menunjukannya kepada Chan. Dan kalung itu memang sama seperti kalung yang dipakai Dino.

   "Jadi, selama ini, Dino itu perempuan ?"

Irene kembali mengangguk.

   "Muka kamu mirip kayak muka robot buatan profesor. Namanya juga sama." ujar Seungkwan.

   "Profesor ? Siapa nama profesor yang kalian maksud ?" pria yang ada di dekat jeruji itu ikut bergabung dalam obrolan. Ekspresinya sekarang lebih ramah.

   "Nama profesor kami, Kim Joonmyeon." jawab Mingyu

   "Hah ?! Kapten Kim ?"




>>>>>>>>> TBC

Maaf pendek banget hehehe.

Tunggu kelanjutannya aja yaa ^^

Btw, ada yang udah nebak belum siapa Jihoon, Woojin, dan Guanlin itu ??

Soal Dino, kalian paham kan ? Klo enggak, tunggu aja part selanjutnya :)

Sekian dan makasih :'D

Mythology | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang