34 | τριάντα τέσσερα

410 68 18
                                    

   Jihoon menyeringai sambil mengepalkan tangannya. Pusaran berwarna hitam terlihat di sekitar tubuhnya. Matanya pun berubah menjadi merah.

   "Apa kamu juga lupa? Akulah yang lebih menguasai dunia ini."

Boom!

   Dalam sekejap, naga hitam yang ada di pihak Wonwoo berpindah alih. Terbang memutar dan berhenti di sebelah Jihoon.

   "Kedudukan kamu emang bisa menguasai mereka. Tapi kemampuan kamu belum cukup buat mengendalikan mereka." Jihoon tersenyum puas menatap Wonwoo yang terkejut dengan berpindah alihnya naga hitam itu.

   "K-kenapa?"

   "Kan tadi udah kubilang, kemampuanmu belum cukup, Wonwoo. Jadi, lebih baik kamu menyerah dan langsung memberikan permata tahta itu."

   "Permata tahta apa?" Wonwoo kebingungan. Dia memang belum mengerti sepenuhnya tentang apa yang terjadi pada dirinya.

   "Aku akan menceritakan yang sebenarnya." Jihoon mengangkat tangannya, kemudian melemparkan sebuah bola hitam yang muncul dari tangannya ke arah Wonwoo.

Srett.

   "Akh!" Wonwoo terdorong kencang oleh bola itu, menabrak batang pohon yang kuat, lalu terikat dengan sangat kencang.

    "Ayahmu emang hebat, Wonwoo. Aku kagum dengan dia." Jihoon terbang mendekati Wonwoo. "Dia adalah yang terbaik. Saking baiknya, dia dengan mudahnya langsung berkata ingin menyerahkan kekuasaannya kepadaku. Bukankah itu bodoh?"

Wonwoo terdiam. Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa karena terikat.

   "Udah pasti bodoh. Sangat bodoh. Sama bodohnya seperti kamu yang berlagak sok ingin jadi pahlawan." Jihoon menatap tajam Wonwoo.

   "Kamu itu gak pantas buat jadi raja di dunia ini!"

   "Kamu sendiri bagaimana? Merasa pantas? Kemampuan aja masih lemah," cibir Jihoon. "Udahlah, Wonwoo. Menyerah aja. Kamu dan rombonganmu itu udah pasti kalah."

   "Aku bukan tipe orang yang mudah menyerah, dan asal kamu tau, aku gak akan kalah." Wonwoo mengepalkan tangannya sambil memejamkan mata.

Wussshhhhhh.

Angin seketika berhembus kencang. Saking kencangnya, pohon-pohon yang ada di sana ikut berguncang.

Krek.

Batang pohon yang terikat dengan Wonwoo patah, tumbang dan jatuh ke tanah.

   "Aku gak lemah seperti yang kamu pikirkan." Wonwoo berhasil melepaskan dirinya dan kembali terbang, mengambang di hadapan Jihoon. "Dan aku masih bisa mengendalikan mereka."

Wusshhhh.

Bug.

Bug.

Bug.

Serangan beruntun datang dari naga hitam yang kini sudah kembali berpihak pada Wonwoo.

   Jihoon terpental. Dia kehilangan keseimbangan karena serangan mendadak barusan. Tubuhnya jatuh menghantam tanah.

   "Akh-" Rasa nyeri di punggungnya dia rasakan. Namun, dia tidak selemah itu. Kekuatannya justru jauh lebih hebat dibanding Wonwoo.

Dengan tenaga penuh dan kesadaran yang sudah kembali, Jihoon terbang dan langsung mengirimkan serangan petir ke arah Wonwoo.

Ctarr.

Ctarr.

Serangan pertama dan kedua bisa Wonwoo hindari, namun serangan ketiga berhasil mengecohnya. Saat Jihoon mengirimkan petir ketiga dan membuat Wonwoo menghindar, Jihoon langsung mengirimkan petir keempat dan kelima. Serangan itu berhasil mengenai dada Wonwoo dan membuatnya terjatuh ke tanah.

Mythology | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang