"Namaku, Baekhyun. Aku kapten di kapal ini."
Pria yang bernama Baekhyun itu telah membebaskan keenam anak malang yang tidak tau apa-apa itu.
"Jadi, kenapa kalian bisa ada di tengah hutan tadi ?" seorang pria lain yang memperkenalkan dirinya sebagai Sehun ikut bergabung di meja tempat mereka sekarang tengah berkumpul.
"Kami semua lagi dalam misi nemuin benda pusaka." jawab Jeonghan.
"Benda pusaka ?"
"Ya. Joonmyeon nyuruh mereka buat nemuin si raja hydra." Irene baru keluar dari kamar mandi.
"Dia masih serius sama dunia ini ternyata." seorang pria dengan kulit agak gelap tertawa.
"Menurutku sih, Joonmyeon emang bakal serius, Kai." Irene menimpali pria berkulit agak gelap itu.
"Emm, Irene." Chan membuka suara setelah berusaha menerima kenyataan bahwa beruang kesayangannya ternyata seorang wanita.
"Ya ?"
"Kenapa kamu bisa jadi beruang ?"
"Oh itu. Arwah aku dikunci di tubuh beruang."
"Hah ? Dikunci ?" Hansol mendekat.
"Iya. Para pemilik kekuatan dan kekuasaan masukin arwah aku ke tubuh beruang, dan aku dikunci seumur hidup. Sama kayak para orang-orang ini. Mereka juga dikunci di sebuah pulau yang gak bisa ditemuin siapa pun. Terus, dengan sebuah keajaiban, kalian berhasil buka kunci itu."
"Tunggu. Pulau ? Kalian itu sekelompok orang yang nyampurin DNA manusia sama makhluk-makhluk disini ?" Minghao teringat kisah yang diceritakan oleh Jihoon.
"Kalian dapet kisah itu darimana ?" tanya Baekhyun.
"Dari Jihoon."
"Jihoon ?"
"Ya, Jihoon. Kamu inget gak ? Orang yang ngunci kita." ucap Irene.
"Kalian dijebak." ucapan Kai itu berhasil membuat anak-anak bertanya-tanya.
"Dijebak gimana ?" tanya Mingyu
"Ya, dijebak. Kalian dibohongin sama dia." ucap Sehun.
"Coba kalian ceritain kisah sebenernya." pinta Jeonghan.
"Oke." Baekhyun membetulkan posisi duduknya, kemudian mulai bercerita.
"Kami semua adalah kelompok manusia pertama yang nemuin dunia ini. Kami ngelakuin banyak hal buat ngejaga lingkungan disini. Kita bantuin makhluk-makhluk disini buat berkembang biak. Terus, kita memutuskan buat ngundang beberapa anak yang tertarik dan siap menjelajah di dunia ini. Waktu itu, cukup banyak anak yang mau. Termasuk Jihoon dan kembarannya.
Awalnya semua berjalan normal. Tapi, karna rasa ingin tau yang tinggi dari si kembar itu, masalah pun terjadi. Sang dewa tertinggi di dunia ini, yang saat itu merupakan hydra, marah besar ke kaum manusia. Oleh sebab itu, kami semua terpaksa berperang dan membuat kerusakan.
Yang bikin kami heran, entah darimana si kembar itu punya kekuatan. Mereka berlagak jadi pahlawan dan bikin sang hydra kagum sama mereka. Karna mereka, peperangan pun selesai. Kaum manusia dan makhluk-makhluk disini mulai akur lagi.
Terus, aku gak nyangka banget sama ide gila dari dua anak itu. Mereka balik ke dunia nyata buat ngambil DNA manusia dan balik lagi ke sini buat ngegabungin DNA. Mereka berencana ciptain makhluk-makhluk baru yang kuat dan bisa jadi pengikut mereka.
Lalu, karna mereka ngerasa terancam dengan keberadaan kami, mereka memutuskan buat ngunci kami di pulau antah berantah yang gak bakal bisa diliat siapa pun, kecuali mereka. Dan Irene, dia berakhir dengan menjadi seekor beruang lucu yang tersesat di tengah-tengah dunia, terpisah dari kami." Baekhyun menghela napas lega setelah bercerita panjang lebar.
"Terus, soal profesor kami, kalian kenal ?" tanya Hansol.
"Joonmyeon ? Kenal dong. Dulu dia kapten kami, sebelum dia balik ke dunia manusia." ucap seorang pria yang bernama Chanyeol.
"Jadi, dia doang diantara kalian yang berhasil balik ?" Minghao bertanya setelah menerima kameranya yang sudah terisi penuh kembali.
Irene mengangguk. "Aku khawatir banget sama keadaan dia selama ini. Tapi kekhawatiranku langsung hilang waktu tau ternyata kalian semua anak angkatnya."
"Kamu punya hubungan apa sama profesor ?" tanya Chan.
"Hei, dia ini tunangannya Joonmyeon." celetuk Kai.
Seungkwan membelalak. Dia teringat sebuah foto yang pernah mereka lihat di ruangan rahasia Joonmyeon. "Ya ampun ! Jadi, cewek yang ada di foto itu kamu ?"
"Ternyata itu alasan kenapa Bunda kita mukanya mirip sama kamu." Jeonghan tersenyum mengerti. "Profesor pasti sedih karna harus berpisah sama tunangannya, makannya dia bikin robot yang mirip."
"Kayaknya iya deh. Berarti bunda kita itu harusnya kamu." ucap Chan.
"Eh, terus, kalian tau apa soal legenda tiga pusaka ?" tanya Hansol.
"Legenda tiga pusaka ? Yang kami tau, benda pusaka itu bisa buka portal ke tempat sang dewa tertinggi. Terus, rantai penjaganya juga bisa diubah, tergantung kebijakan sang dewa tertinggi. Selebihnya, kami udah gak tau lagi, karna udah lama banget kita diasingkan." jelas Chanyeol.
"Oh iya." Irene membuat seluruh perhatian anak-anak itu berfokus padanya. "Inget gak hari pertama kita berangkat ? Disitu aku sengaja lari ke arah lain, bikin Chan harus ngejar aku dan akhirnya kalian semua ngikutin aku. Inget ?"
Semua anak mengangguk.
"Aku mimpin kalian ke jalan yang bener. Tadinya, kalian mau di bawa ke tempat lain sama si kembar itu. Mereka punya niat jahat ke kalian. Dan tebakanku, saudara-saudara kalian yang bareng sama mereka itu sekarang lagi terancam bahaya."
Wonwoo tidak bisa tidur dengan nyenyak. Entah kenapa, malam itu, hatinya sangat gelisah. Dia pun memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di sekitar situ, mencoba untuk menenangkan dirinya.
"Lagi nyari jati diri ya ?"
Wonwoo tersentak. Dia terkejut dengan kemunculan Jihoon yang tiba-tiba.
"E-eh. Enggak sih, cuma tenangin diri aja." Wonwoo tetap melanjutkan langkahnya.
"Tenangin diri dari apa ? Bisikan alam ? Atau kenyataan yang selalu sembunyi di antara semua ingatan kamu ?
Wonwoo menghentikan langkahnya. "Apa maksud kamu ?"
"Ck. Jadi, kamu masih belum sadar sama semua petunjuk yang udah kamu terima ?"
"Aku gak ngerti yang kamu omongin."
"Kamu gak perlu susah-susah nyari maknanya. Intinya, aku bakal ngabisin nyawa kamu, sekarang !"
>>>>>>>>>> TBC
Jeng jeng jeng. Itulah sedikit bocoran tentang siapa sosok si kembar itu.
Ada yang nangkep sesuatu gak ?? wkwkw.
Makasih semuanya.
See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mythology | SVT ✔
FantasíaPetualangan menelusuri sebuah pulau yang penuh dengan keajaiban, bersama orang-orang baru yang akan membantu mereka.