9 | εννέα

739 102 47
                                    

   Pagi ini, mereka sudah selesai dengan sarapan dan sedang berkumpul di teras rumah, menyiapkan barang masing-masing.

   "Ini, masing-masing makan satu suap." Jihoon menyodorkan mangkuk yang berisikan sesuatu berwana hitam.

Sop ? Kuah ? Entahlah. Kelihatannya lebih mirip seperti gumpalan tinta.

   "Apaan itu ?" Jun bergidik ketika mangkuk itu ada di depan matanya. Dia yang pertama kali harus mencoba.

   "Udah, makan aja. Cukup satu suap." Jihoon menyendok makanan itu, kemudian mengarahkannya ke mulut Jun.

Jun menelan salivanya kasar, lalu dengan berat hati membuka mulutnya.

   "Gimana rasanya ?" ejek Woojin.

Jun terdiam sambil berusaha menelan sesuatu yang menjijikan itu.

Beberapa detik kemudian, raut wajahnya berubah. "Rasanya kayak permen kapas."

Pengakuan dari Jun membuat semua terkejut.

   "Aku mau coba." ucap Chan antusias.

Jihoon tersenyum, kemudian berjalan ke arah Chan.

Chan menyendok makanan itu sendiri, lalu melahapnya.

   "Kok rasanya kayak buah melon ?" ucap Chan setelah menelan "tinta" itu.

   "Siapa lagi ?" Jihoon mengedarkan pandangannya.

   "Semuanya harus makan itu sebelum mulai perjalanan." ujar Woojin.

   "Buat apa emang ?" tanya Jeonghan.

   "Nanti juga kalian tau. Yang penting, sekarang semuanya makan dulu."

Akhirnya, mau tidak mau, semuanya bergiliran memakan makanan itu.

   "Hoek-" Mingyu hampir saja memuntahkannya. "Rasanya kayak tinta pulpen. Kok kalian pada enak sih ?"

   "Tergantung amal." celetuk Woojin.

   "Heh ?! Kalo ngomong jangan sembarangan." ketus Mingyu.

   "Udah, jangan berantem. Sekarang kita bagi kelompok." Seungcheol meleraikan dua orang yang sedang saling bertatapan itu.

   "Saranku, masing-masing kelompok harus ada orang normalnya." ucap Jisoo yang dibalas dengan tawaan dari saudara-saudaranya.

   "Mau aku yang pilihin, atau gimana ?"

   "Mending dipilihin sama Abang dulu deh. Entar bisa dituker kalo ada yang gak setuju." usul Hansol.

   "Oke." Seungcheol setuju. "Kelompok satu ada Jeonghan, Wonwoo, Hoshi, Seokmin, Hao, sama Hansol. Sisanya kelompok dua."

   "Bang. Aku mau bareng Bang Jeonghan." pinta Chan.

Seungcheol melirik Jeonghan dan mendapat anggukan sebagai jawaban.

   "Oke."

   "Hore !" sorak Chan.

   "Kelompok satu perginya sama Woojin ya." ucap Jihoon.

   "Kok aku ?"

   "Kamu mau bareng anak itu ?" Jihoon menunjuk Mingyu dengan dagunya.

Woojin langsung menggeleng keras.

   Tiba-tiba, terdengar suara yang begitu keras, seperti perpaduan antara suara gendang dan terompet.

   "Suara apa itu ?" Woozi menutup kedua telinganya, begitu pun yang lain.

Mythology | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang