24 | είκοσι τέσσερα

476 70 2
                                    

BUMM!

CTARR!

CTARR!

CTARR!

   Wonwoo memberikan serangan berturut-turut, membalas apa yang sudah Jihoon lakukan kepadanya.

   "Aku gak akan biarin kamu !" ketus Wonwoo sambil melemparkan dua petir biru yang tepat mengenai pundak Jihoon, membuatnya terjatuh dari posisinya.

   "Akkhhh !" Jihoon meringis kesakitan. "Kenapa, kenapa kamu harus kembali lagi, hah ?!"

   "Karna aku emang udah ditakdirkan buat ada disini. Akulah yang pantas memimpin disini, bukan kamu !"

CTARR!

Satu petir lagi dikirimkan oleh Wonwoo dan tepat mengenai perut Jihoon. Kali ini, Wonwoo lah yang memimpin pertarungan.

   "Ayahmu itu udah lama mati, dan makhluk di dunia ini gak ada yang tau kalo kamu lahir. Jadi, mereka pasti lebih percaya ke aku daripada ke kamu yang baru muncul sekarang."

Wonwoo mengepalkan tangannya. Perlahan, posisinya naik, terbang dua meter di atas tanah. Di sekeliling tubuhnya, kilatan-kilatan petir bersinar.

Sosok Wonwoo yang sekarang itu tidak terlihat seperti Wonwoo yang biasanya. Seperti sedang kerasukan sesuatu, dia berubah dengan drastis.

CTARR!

Wonwoo menghindar saat Jihoon mengirimkan serangan.

Wuussssshhhhhhhh.

Angin itu datang lagi, memberikan semacam kekuatan untuk Wonwoo. Matanya bertambah merah, angin disekitarnya semakin berhembus kencang.

Dua buah bola api berlapis petir muncul dari kedua tangan Wonwoo. Ukurannya lebih besar daripada sebelumnya. Kilatan petirnya pun lebih terlihat ganas.

   "Kamulah yang membunuh ayahku, Jihoon !"










   "Lepaskan kami !" bentak Seungcheol. Dia sudah dibawa ke tempat yang sama dengan saudara-saudaranya.

   "Apa untungnya buat kami kalo ngelepasin kalian, hah ?" ucap Woojin.

   "Dapet pahala. Kamu nanti dapet pahala. Ayo lepaskan kami ! Huwaaaa." rengek Seokmin. Dia sudah berubah kembali menjadi manusia sebelum beranjak tidur tadi.

   "Cih. Berisik kalian semua !" ketus Guanlin.

BUM!

Sebuah hantaman melesat, hampir saja mengenai Woojin jika ia terlambat untuk menghindar.

   "Lepaskan mereka semua !"

   "Kalian !" Seungcheol menghela napas lega saat melihat serombongan orang yang datang adalah saudara-saudaranya.

   "Kami gak telat kan ?" tanya Chan sambil berlari menghampiri Seungcheol dan yang lainnya.

Di sisi lain, Woojin dan Guanlin berhadapan langsung dengan Baekhyun dan Sehun.

   "Kenapa kalian bisa bebas ?" tanya Guanlin.

   "Anak-anak itulah yang membebaskan kami." jawab Sehun. "Anak-anak itu gak bisa diremehin."

Mythology | SVT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang