Cooking-09

1.5K 151 18
                                    

Aku selalu ingatkan selalu tentang ini. Jangan malu-malu untuk vote dan komen, bahkan follow akun ini. Karena ketiganya sangat berarti bagiku. Thank you ! 💕

Yeora bergeming sejenak, bersamaan menarik napas mengais penjelasan argumennya kali ini lantaran tidak ingin membuat Vie tiba-tiba marah seperti kemarin. Menakutkan sekali. Suaranya begitu tegas.

"Ahjussi sebagai temanku, karena dari pandangan mereka ahjussi seperti temanku. Tidak masalah kan?"

Detik selanjutnya Vie merespon hanya diam sementara dan berpikir. Sebagai teman. Tidak terlalu buruk, tapi tidak menyesuaikan statusnya saat ini teman ke suami itu sangat jauh untuk sebuah prosesnya. Apakah tidak bisa diganti dengan crush atau yang lainnya. Tapi tidak mungkin Yeora mau mengatakan itu—pikir Vie. Menyadarkan pikirannya lebih sempurna dan menatap pengharapan. "Kamu nanti akan cerita?"

Pria tersebut bertanya, membuat sang diajak bicara sedikit tidak mengerti arah dimana akan dipahaminya. "Maksud Ahjussi?" Tanya Yeora dengan memiringkan kepala, dan juga mengerutkan dahinya.

Sedangkan Vie menghela napas panjang terus terang dan melipat kedua tangannya di dada yang sedikit bidang. Diikuti badannya yang condong ke depan untuk melihat wajah gadis yang sering disebut cantik itu. "Nanti kau akan menceritakan semuanya tentang status kita pada dua temanmu itu?"

Yeora mengangguk tanpa keberatan, itu rencananya nanti. Mengeluarkan ibu jari.

"Aku akan ke kamar dulu," Tutur Yeora sembari membalikkan dan melangkahkan kaki ke kamarnya.

.

.

.

Jarum jam di rumah pasangan ini menunjukkan pukul sepuluh lebih lima belas menit. Dengan green sweater dengan beberapa kancing serta white pleated trousers. Sekarang, Yeora sudah bersiap-siap untuk pergi ke caffe yang dijanjikan Yujin dan Romi. Menapaki satu per satu anak tangga, Yeora melihat ke arah eksistensi Vie dengan meja diatasnya terdapat sebuah laptop dan kacamata yang telah Ia pakai di wajahnya, juga punggung yang bersandar dan kaki yang ditumpu di kaki satunya.

Pemandangan yang pertama kali ditangkap Indra penglihatannya. Waw, ternyata benar perkataan Romi dan Yujin  di sekolah bahwa pria didepannya sekarang memiliki ketampanan luar biasa tanpa disadari. Bahkan dari samping, sisi ketampanan tidak hilang. Mungkin selama ini tertutup karena sifatnya yang menyebalkan. Bertanya sendiri, sungguh dirinya mendapat plus dari perjodohan ini. Setiap wanita pasti menyukai wajah tampan baru melihat selanjutnya. Lumayan pemandangan indah di pagi hari. Tapi sikapnya bikin Yeora menahan-nahan sekali.

Vie yang sadar dipandangi terus menerus oleh gadis labil yang berdiri sejak tadi. Kedua mata Vie menjelajahi dari atas ke bawah, pakaian yang sangat rapi dan cantik.

"Mau kemana masih pagi seperti ini?"

"Ke caffe janji sama teman, aku mau izin sama Ahjussi sekarang," Jawab Yeora. Memberi senyuman dan mata yang ingin berbinar-binar berharap mengizinkan kemauannya.

Pelan demi pelan, kepala tersebut menggeleng-geleng tanpa minat. Dan tiba-tiba ponsel pintar yang mengiring bersamaan getaran di meja kaca tembus pandang. Salah satu tangan menunjukkan lima jarinya ke arah Yeora, untuk berhenti berbicara.

Bibir Yeora langsung menggerutu bahasa bahasa untuk mengutuk pria bernama Kim Vie dan memajukan bibirnya. Setelah ucapan terakhir itu memutus, dan mengantonginya ke dalam saku celana. Ia bangun, memicingkan senyum tipis bibirnya. Suka banget sih smirk gitu. Aneh sekali—Batin Yeora. Vie bisa merasakan aroma parfum yang menyapa hidung perosotan tersebut ketika dirinya menarik atensinya untuk bertanya. Aromanya terlalu memikat untuk orang apalagi kaum laki-laki.

Hidden Part ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang