akhirnya bisa update. terima kasih atas yang sudah komen kemarin dan part line. seneng banget.
sekarang komen di tiap partline lagi ya, targetnya aku tingkatkan lagi, aku berharap ini bisa banget, yaitu 60 vote dan 80 komen, kalau lebihinin juga gapapa. kalau lebih part selanjutnya juga lebih, senang kan? jadi ayo targetnya berhasil lagi ya🥰
thank you glorie, Ily<8
Kim Vie tampak terkejut dalam sekejap, merubah ekspresinya dengan tersenyum licik. Pengakuannya lucu sekali. Padahal dirinya masih mencintainya. Padahal juga siapa yang akan melepasnya begitu saja. Tidak begitu mudah. Pokoknya Vie ingin gadis ini mencintainya begitupun dirinya yang mau mencintai.
Mungkin hal yang sama seperti kemarin ada perbedaan sedikit yaitu manfaat yang baik. Mau melupakan masa lalunya, fokus kepada Yeora. Tidak mau yang ribet mencari wanita lagi, di depannya saja sudah lebih dari cukup.
Mengangkat salah satu alisnya, nampak sexy. "Gadisku. Kamu yakin dengan itu? Kamu pikir aku akan menjawab iya, of course no. Sebelum dirimu menjawab pertanyaan ku."
Mencakup pertanyaan hubungan yang akan menjadi selamanya. Secara garis besar kata cerai itu seperti menolaknya mentah-mentah. Vie tidak mau—tidak akan menerima jawaban seperti itu. Bukan kata yang diinginkan. Iya adalah jawaban yang diinginkan.
Gadis ini masih bersikeras dan menyakinkan, walau ada sisi tidak rela. "Cukup oppa. Ini sudah berakhir. Apa yang mau dipertahankan lagi, tidak ada kan. Ikhlaskan saja." Tutur Yeora merasa sudah muak dengan hubungan begini terus. Membuatnya kepikiran saja.
"You know, Yeora. You're exciting, girl. I'm obsessed with you. Aku tidak akan melepasmu sampai kapanpun itu. Aku akan melawan restu. Aku akan buat hubungan kita selamanya," Lontarnya penuh dengan serius, menatap secara mengintimidasi. Mengambil tangan itu dan menggenggam nya kembali. "Tolong, aku sangat kesepian tanpamu."
Tiba-tiba air mata menetes secara langsung di telapak tangan Yeora. Sang gadis yang telah menyadari, menatap wajah itu. Parasnya berubah dari yang menggoda-goda sekarang terlihat sendu. Takut sekali bahwa ini akting lagi darinya. Merasa tidak tega juga, pria ini baru pertama kali menampakkan air mata itu di depannya. Apakah kesepiannya itu sebegitunya.
Yeora benar-benar bingung. Vie itu pandai berakting, jadi tidak tahu apakah itu bohongan atau serius. Sulit mendapatkan kepercayaan lagi darinya.
"Aku tidak tahu kenapa aku bisa seperti ini. Aku tidak mau kehilangan lagi sosok orang yang pernah menjadi sisi dihidupku. Aku sangat membutuhkanmu, Yeora. Aku mau mencintaimu, jika itu yang mau kau mau. Bertahanlah disisiku," Kepalanya menyender di sisi depan bahu Yeora. "Aku pria brengsek kan? Aku tahu itu. Setelah membuat kesalahan, aku memintamu memberi kesempatan. Hari-hariku kosong sekali." Tangisannya menjadi terisak.
Gerak-gerik tangannya yang menggenggam erat tangannya. Dia menutupi semuanya dengan kata-kata gilanya yang dibalik semua itu hidupnya ternyata sesedih itu. Yeora tidak tahu. Vie selalu menyembunyikannya. Yeora mencoba diam dulu, mendengarkan semua penuturannya.
"Pasti kamu berpikir bahwa aku tengah berakting bukan? Ya, aku tahu jawabannya. Memang seperti itu. Aku sangat bersungguh-sungguh Yeora. Hidupku sangat hampa. Aku tahu kamu kecewa denganku, semakin sulit buatku. Tapi tolong...I really need you," Jedanya menjauh dari badan Yeora. "Aku ingin bertanya satu aja, kamu harus jawab sekarang."
"Katakan."
"Kamu cinta aku?"
Yeora diam. Bingung dan ragu.
![](https://img.wattpad.com/cover/231429733-288-k747585.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Part ✓
FanfictionVie lebih suka bermain dengan aman. Lancar. Tidak mau menyulitkan dirinya sendiri, memilih yang terbaik dan berkualitas yang tidak membahayakan dirinya dan rencananya. Suatu hal yang diharuskan untuk 'Hidden part' yang dirahasiakan untuk seseorang d...