Looking for the boy-20

664 102 63
                                    

Terima kasih atas kerja samanya selalu, selamat untuk hidden part telah mencapai part ke 20. Sudah sejauh ini ternyata ga nyangka juga, Target vote dan komen adalah 45. Bisa komen di partline ya, up selanjutnya💜

Apakah Yeora harus jujur?

Tapi Yeora ada sisi takut juga, kemarin Ia baru dapat pernyataan perasaan dari Jay dan mengajaknya pacaran. Walau ditolak. Tetapi reaksi Vie akan bagaimana nantinya, sifatnya itu kadang berubah-ubah tidak bisa ditebak.

Tetapi siapa yang malam-malam begini yang akan bertemu dengannya. Padahal tidak ada siapapun yang tahu alamat ini kecuali Yujin dan Romi bahkan mereka perempuan kalau laki-laki tidak ada, tapi ada satu. Mana mungkin, dia ada di dekat sini mencari rumahnya.

"Teman pria siapa?" Tanya Yeora.

Vie mengindikkan bahunya, "Aku tidak tahu namanya." Tukasnya. Pembicaraan tadi aja mereka tidak terlalu lama. Bahkan tidak ingin pria tadi bertemu dengan Yeora.

Yeora malah panik sendiri, menyakinkan apa mungkin yang ada di pikirannya sekarang, "Oppa ingat ciri-cirinya tidak? Apakah berambut hitam, tinggi, pakaiannya hitam, wajahnya seperti orang luar negeri?" Tanya Yeora.

Diingat-ingat, memang ciri-ciri yang disebutkan Yeora memang hampir sama dengan pria seumuran Yeora ditemuinya tadi. Tetapi juga tidak yakin. "Aku tidak yakin dan yakin. Memang kenapa hm?"

"Jujurlah padaku, aku tidak akan marah. Jadi benar dia menyatakan perasaan?" Timpalnya bertanya.

Gadis itu mengangguk dan menundukkan kepalanya. Takut sekali melihat wajahnya, apalagi kalau mengeluarkan mata seperti elang. Seram sekali. Apalagi berwajah datar. Yeora pernah melihatnya bahkan itu dirinya, karena pulang yang tidak sesuai waktu.

Wajah yang sangat kesal, menaruh salah satu tangannya di pinggang, mengeluarkan suara yang serius. Benar-benar menakutkan kalau diingat. Tetapi jujur dalam penglihatannya, wajah suaminya tetap tampan.

Tangan yang hadir di pucuk kepalanya Yeora tanpa kata-kata, mengelusnya dengan lembut. Tersenyum di balik sana. Tahu bahwa istrinya takut akan dirinya.

Padahal itu hal yang wajar, Yeora juga cantik. Pasti banyak yang suka di sekolahnya. Asal tidak menggantikannya. Hanya dirinya yang boleh menjadi memilikinya. Jelas tidak terima, dia seorang istri, tidak boleh jauh-jauh dari suaminya. Apalagi Yeora adalah targetnya.

Jika target itu pergi, maka dengan segala cara apapun Vie tidak akan membebaskannya begitu saja, harus mendapatkannya lagi berada di sisinya.

"Kamu menolaknya kan?"

"I-iya."

Sudah menebak sebelumnya, "Jadi penasaran apa yang kamu katakan saat menolaknya pastinya dia meminta alasan bukan? Sudahlah, aku tidak akan membesarkan masalah ini. Jangan takut lagi ya, my little baby." Kata Vie sambil memangkup wajah istrinya dengan kedua tangannya. Menatap mata nya yang cantik dengan lembut.

"Oppa tidak marah padaku kan?" Tanya Yeora menyakinkan lagi.

Mencium bibir Yeora tiba-tiba. Menariknya lebih dekat dan mengecupnya. Dari tadi bibirnya itu membuat Vie ingin kecup saja. Membisiki tepat di telinga Yeora.

"Tidak, baby. Aku mandi dulu ya."

Selepas itu dengan mudahnya Vie pergi. Meninggalkan seorang gadis yang jantungnya tidak seperti biasanya. Jantung Yeora selalu memang tidak bisa dikendalikan  hal yang begini yang tiba-tiba dilakukan oleh Vie memang bisa berhasil memikat hatinya. Padahal Yeora ingin berhati-hati dengan Vie. Berusaha mencari tahu yang ingin dirinya tahu tentang seharusnya yang membuatnya penasaran.

Hidden Part ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang