A Gaze-02

5.2K 332 37
                                    

Aku kembali lagi, lama ya menunggu, tidak kok. Aku mau bilang Terimakasih kalian sudah sempat membaca ceritaku ini, ku akan belajar banyak lagi dalam mengelola kalimat. Mohon bantuannya. Jangan lupa vote dan komen lucu kalian.

"Aku calon suamimu, dan mauku adalah menikahimu," Jawaban Vie. Membuat Yeora tercengang yang barusan pria ini katakan. Tiidak salah pendengaran kan telinganya? Yeora pun menampar pipinya membuat orang disampingnya bingung dan Yeora tidak peduli dikira gila nantinya. Ini kedengarannya sangat gila.

"Kenapa masih sama, ini pasti mimpi." Ingin Sekali lagi menampar pipinya dengan volume berbeda dari tadi, tapi seketika tangannya ditahan.

Yeora pun langsung menatap tangannya lalu pindah menatap wajah ahjussi tua ini yang memiliki kumis tipis diantara bibir dan hidung. Ternyata benar kata eomma 'bahwa jangan menilai penampilan seseorang tapi lihatlah bagian dalamnya.' Ahjussi ini mengenakan jas dan dasi yang begitu rapi bagian luarnya, tetapi dalamnya tidak banyak orang tahu bahwa dia memiliki sikap yang terbalik dari penampilannya. Jahat. Yeora pun menatapnya instens. "Penampilan saja baik, tapi didalam jahat sekali!" Memberi penekanan pada akhir kalimat, membuat Vie malah memberi balasan tatapan instens.

Apakah ini lomba tatapan mata?

"Apa itu cara bicaramu padaku," Jeda Vie. Agak terkejut dari tuturnya, tapi menurut Vie itu lucu sekali. "Dengan calon suamimu."

Yeora hanya tersenyum remeh, tidak percaya apa yang dikatakannya. Banyak kemungkinan. Yeora masih Sekolah Menengah Dasar. Hal yang sangat tidak mungkin menikah dengan seorang yang pasti umurnya jauh sekali, apalagi sudah berkumis. Bukan tipe Yeora sekali. Jika benar calon suami kenapa tidak memberikan awalan pertemuan yang romantis masa seperti penculikan begini. Orang aneh. Bahkan tidak mungkin orang tuanya menikahi anak perempuannya yang masih sekolah dan merelakan anaknya dengan pria sudah berumur. Lagi pula Yeora tidak kenal dan tidak punya rasa serta tidak mungkin jatuh cinta pada ahjussi ini nantinya. Aneh-aneh saja katanya itu. Yeora yang begitu tidak percaya kalimat 'calon suami' kemungkinan itu pasti tidak terjadi dan tidak nyata kan? Berharap semesta mendengar nya, berharap ini tidak nyata.

"Calon suami? Itu tidak mung—" Tiba-tiba saja lidah Yeora terbelit begitu saja. Pandangan ke depan terus dan sadar mobil ini telah berada di depan rumah Yeora. Yang menampilkan rumput hijau dan tanaman subur di halaman rumah, dan terdapat garasi berwarna abu-abu, serta ventilasi kaca persegi panjang berdiri diantara pintu kayu coklat berpintu dua. Bagaimana dia tahu rumah miliknya—tanya Yeora dalam hati uang bertanya. Biasanya seorang penculik membawa ke tempat kotor, terbengkalai, banyak tikus ataupun serangga dimana-mana. Tapi ini melainkan rumah sendiri. Yeora sampai bingung.

"Kenapa diam saja, kau tak mau masuk cantik?" Ajak Vie mengajak gadis SMA ini yang sedari tadi melamun selama di mobil, tidak tahu memikirkan apa. Serta merta Vie menarik tangan Yeora membawa keluar dari mobil. "Jangan banyak melamun, itu tidak baik."

"Bagaimana ahjussi bisa tahu rumahku? Ahjussi ini siapa sebenarnya, dan bahkan bisa mengetahui namaku?"

Belum saja dijawab, Serin-Eomma Yeora sudah berjalan ke arah mereka dengan mimik wajah yang tenang dan senyuman yang terukir di bibirnya. Tampak bahagia tanpa tekanan di wajahnya. Tidak ada sama sekali menampilkan wajah khawatir, terkejut, sedih, itu tidak sama sekali ditampilkan di wajah Serin.

Kenapa eomma setenang itu. Padahal Yeora sekarang disamping seorang penculik.

"Akhrinya kalian sudah datang! sudah ayo masuk. Yeora kenapa diam disitu.  Ayo masuk dan ganti bajumu," Ucap Serin pada anaknya yang sepertinya sudah kebingungan dengan keadaan sekarang. Itu wajar. Tunggu kenapa pria ini diajak masuk? Sebenarnya apa yang terjadi saat ini. Apa yang baru dilewatkan sampai ketinggalan begini. Yeora berpikir seakan menjadi putri tidur yang baru bangun tidur dengan tidak bangun-bangun selama bertahun-tahun, tidak mengerti apa yang terjadi sekarang. Jujur, kemarin saat makan malam tenang-tenang saja tidak ada apapun yang terjadi. Tapi siang ini...

Hidden Part ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang