And I don't know why-18

639 112 51
                                    

yeyyy! Hidden Part update! komen love ungu dong, biar ramaiii😗

aku disini mengucapkan terimakasih kepada glorie, di part sebelumnya sudah lolos target challengenya. kali ini aku akan buat challenge lagi naikin setengah level yaitu 25 vote dan 40 komen, bisa kan glorie..ayok yang baca keluar semua tulis komen dan juga di partline.
part ini sudah lebih panjang dari part sebelumnya.

kalo berhasil up langsung kok🥺

Memasuki ruangan yang luas, cahaya yang terpantul sinar matahari dan beberapa barang antik yang disusun di lemari di sudut, tentu tempat favoritnya sofa yang empuk sekali untuk tidur disini. Apalagi pendingin ruangan yang menyentuh mata untuk ingin tertidur.

Tiba-tiba saja handphone nya jatuh, Ia mengambilnya dan tangan yang mengeluarkan secara sembunyi menaruh pena perekam suara di bawah kursi. Jay tahu tempat ini memiliki CCTV. Pastinya merekam setiap detail gerakan, maka dirinya juga harus seolah bahwa dia hanya mengambil Handphone.

'HAHAHA, maaf hyung aku membodohimu dulu.'

Menaruh Handphonenya di meja, dan duduk terbaring lurus di sofa panjang. Menunggu seseorang datang. Rencana besok lagi Ia akan kesini lagi.

.

.

.

"Mungkin aku terlambat menyadari, aku suka padamu, jadilah pacarku, Yeo!"

Ucap Jey dengan to the point. Menatap wanita yang selama ini Jay menyimpan perasaannya. Dua tahun lalu Ia mendengar bahwa Yeora menyukainya saat temannya meneriaki namanya, pura-pura tidak tahu dan tidak peduli. Sesaat itu dirinya menyukai gadis lain saat satu kelas. Mungkin sekarang sudah terlambat, tidak tahu apakah Yeora masih menyimpan atau tidak perasaannya. Berharap tidak terlambat semua. Menunggu wanita tersebut yang memberikan jawaban ungkapan hati.

"Ehm. Maaf, aku rasa kamu sudah tahu jawabannya. Aku tidak bisa menerimanya. Maafkan aku," Tolaknya jujur berusaha tidak menyakiti hati Jey. Kenyataannya Yeora sudah punya suami, ada hati yang harus dijaga, dirinya menyadari bahwa Jay memang tidak tahu bahwa dirinya sudah menikah. Jadi tidak salah.

"Boleh tahu alasannya?" Tanya pria itu yang menutupi rasa sakit di hatinya, tidak ingin terlalu kelihatan. Tahu bahwa dirinya sudah terlambat, andai saja waktu bisa diputar. Mungkin Jey tidak akan menyesal ini.

"Ada seseorang yang aku suka," Senyum kikuk.

Jey mengangguk paham dan senyuman yang hadir untuk menyematkan ekspresi dirinya baik-baik saja. Tidak terkecoh. Selama di sekolah dirinya selalu bersikap cool, tetapi juga peduli dengan sekitar. Tidak ingin menunjukkan hal yang rapuh begitu dalam di hadapan Yeora.

Sampai akhirnya, Yeora langsung bicara lagi. "Jey, kamu pulang dulu saja. Pasti orang tuamu menunggumu." Timpal Yeora.

Bukan untuk mengusir, bisa gawat kalau Jey tahu identitas yang terjadi sebenarnya. Bukan karena apa. Tetapi Ia tidak bisa mempercayai pria ini, pun dengan teman perempuannya sudah tidak bisa mengelak lagi.

"Aku mengkhawatirkanmu, aku tidak akan meninggalmu sendiri."

Yeora menggeleng. "Tidak, lagipula orang yang menjemput ku sebentar lagi datang."

"Ahjussi itu, yang selalu mengantarmu," Tohok Jay. Selama di sekolah, dirinya selalu bertemu dengan Ahjussi itu dengan Yeora, nampak terlihat kaya. Bermeditasi pasti kemungkinan dia juga akan dijemput.

"I-iya. Kamu pulang dulu saja."

Jay menggeleng. Tidak akan sebelum Ahjussi itu sampai."

Lalu sampai dua jam kemudian, sudah jam tujuh malam lebih bahkan Yeora sudah menyuruh Jey pulang tapi dia tetap mau menunggu. Rasanya tidak enak, bahkan Vie tidak ada kabar, telepon bahkan tidak diangkat. Yeora putuskan untuk pulang lebih dahulu.

Hidden Part ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang