5. Cita-cita Firhan

6.1K 1.1K 217
                                    

Ayok istighfar + sholawat dulu gaes. Bismillah , btw ada yang nunggu cerita ini up gak ya? 🥺

Tim gercep mana nih?

1

2

3

Cekidot...

•••

Keesokan paginya, mereka semua berkumpul di rumah Zaid. Kebetulan yang sangat pas, ini adalah hari minggu dan Firhan mendapatkan tiket masuk gratis ke pantai.

"Liburan ayok, Ayah capek di rumah mulu. Pengen gitu sekali-kali lihat yang aduhai,"

Aisyah menjeling suaminya sinis, " Aduhai gimana maksud Ayah?" tanya Aisyah pelan namun sorot matanya tampak marah.

"Aduhai itu maksudnya pemandangan yang aduhai Bunda, negatif thingking teros sama Ayah. Ayah mah apa atuh," jawab Firhan dengan ekspresi ngambek.

Mereka memakan sarapan pagi dengan adem ayem. Hingga tak lama kemudian Bagas dengan baju kaos hitam disertai celana pendek berwarna hitam berjalan ke arah mereka.

"Widih outifit-nya bagus item-item, mau ngelayat Pak?" kata Zaid ceplas-ceplos tanpa memandang wajah Bagas.

Bagas melirik abangnya, sepertinya Zaid kurang kerjaan hingga harus mengurusi apa yang ia gunakan sekarang.

"Oh tentu saja Pak, Bapak yang jadi mayatnya kan?" sahut Bagas.

"YAK BAGUS! INI SUATU PERCOBAAN YANG MANTAP. BENTAR AYAH BELI KAIN KAFAN DULU YAK," pekik Firhan tiba-tiba memecah tatapan sengit kedua saudara itu.

Zaira yang serang bermain pun menatap Bagas dengan heran. Mengapa Oom-nya ini hitam?

"Oom!" panggil Zaira dengan suaranya yang lucu. Bagas menoleh, ia jongkok dan menatap si kecil dengan senyuman.

Ayolah darah bulet mini sudah berevolusi menjadi dede gemes meresahkan.

"Apa Zairot?" tanya Bagas.

"Oom mau kemana?" tanya Zaira balik.

Bagas diam, sebenarnya ia juga tidak tau mau kemana. Ia hanya ingin mencari angin karena sebentar lagi dirinya akan terkurung di dalam asrama Pondok Pesantren Ibrahim.

Apalagi semenjak percakapan anehnya dengan Firhan kemarin malam.

"Ayah!" panggil Bagas kepada Firhan yang sedang menonton film dora the explora.

"Apa? " jawab Firhan yang masih fokus.

"Ayah, Bagas mau ngo-!"

"Apa kau melihat jembatan pelangi itu?" tanya Dora dari dalam TV.

"Ya!" jawab Firhan.

"Dimana?" tanya Dora lagi.

"Disana!" jawab Firhan

Bagas menatap ayahnya dengan tatapan yang malas.

"Dimana? Aku tidak melihatnya!"

"DISANA! ITU KELIATAN BUTA MATAMU HA?" Firhan mendadak emosi dan langsung mematikan TV tersebut.

"Apa Gas?" tanya Firhan kemudian kepada anaknya.

Bagas menghela nafasnya pelan, stock sabarnya sudah menipis. Sepertinya ia harus kembali isi saldo agar sabarnya menjadi unlimited.

"Bagas gak mau masuk Pondok Pesantren, Bagas mau SMA N biasa aja. Bagas gak mau dikurung di dalam asrama, biarkan Bagas bebas seperti orang utan bebas di alam liar!" jelas Bagas pada Firhan berharap Ayahnya ini mengerti.

Family Gaje III - Ending [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang