15. Setannya jadi sasaran

3.5K 792 156
                                    

Bismillah double up, kalau bisa tripel. Istigfar jangan lupa dan sholawat juga🥰

1

2

3

Cekidot...

•••

Acara ceramah tersebut akhirnya berakhir di pukul sebelas malam. Zaid sudah merasa bahwa pasti Mbak Kunti dan Bang Ocong sudah mulai ngamen di rumah kosong tersebut.

Zaid berjalan pelan, mencoba merilekskan tubuhnya agar berjalan tenang dan tidak berakhir gibah bersama sepasang suami istri setan itu.

Zaid berhenti saat ia memandang Mbak Kunti dan Bang Ocong yang berlindung di balik pohon, Zaid mengernyit heran.

"Ngapain tuh setan ngumpet," ucapnya.

Seketika Zaid pun penasaran, ia berjalan mendekati dengan langkah tenang. Berjalan ke arah Mbak Kunti yang tampaknya was-was dan juga Bang Ocong yang mulai keringat dingin.

Zaid sudah berdiri di belakang Mbak Kunti dan Bang Ocong, tetap diam dan mengikuti arah pandang kedua setan itu yang menuju ke taman rumah di mana ada sekelompok orang.

"Uji nyali bos," ucap Zaid tiba-tiba membuat kedua setan itu kaget.

"GUE BUKAN SETAN! BENERAN BUKAN SETAN!" teriak Mbak Kunti reflek.

Bang Ocong memejamkan matanya karena tak tahan mendengar teriakan Kunti.

"Oi, kalau lo bukan setan terus apaan? Mermaid? Kuyang?" tanya Zaid heran.

"Kuyang setan loh Ustaz," balas Bang Ocong membenarkan.

Zaid berpikir, oke kali ini ia mengaku salah. Ia kita Kuyang adalah manusia yang jualan organ dalam dari pintu ke pintu pada malam hari.

"Gue bunuh lo ya, jangan ngagetin! Nanti ketahuan gimana?"

Mbak Kunti mendumel tidak jelas kepada Zaid.

"Istigfar Mbak Kunti, jangan suka marah. Yuk pelan-pelan ikuti saya, astagfirullahalazim."

Mbak Kunti pun mulai menormalkan emosinya, " Astagfirul- eh gue setan ogeb. Yakali disuruh istigfar," ujarnya yang baru saja sadar.

Setelah itu mereka betiga diam, memperhatikan sekelompok orang uji nyali yang mulai masuk ke dalam rumah kosong yang terkenal angker itu.

"Cong! Anak kita lagi ngitung duit di dalem."

Mendengar perkataan Kunti, Bang Ocong langsung membawa ekspresi panik.

"Iya, kita harus masuk!" jawab Bang Ocong pada Kunti.

Kunti pun langsung saja segera terbang dan hendak masuk, tapi karena lokasi pohon dan rumah tersebut yang lumayan jauh Kunti harus menunggu Bang Ocong yang masih melompat dengan frustasi.

"Lompat hiyya lompat hayyukk," ucap Zaid menyemangati.

Mbak Kunti yang sudah sangat khawatir terhadap anaknya yang selama ini bekerja keras mencari nafkah pun greget dengan Bang Ocong.

Mbak Kunti terbang tepat di atas kepada Bang Ocong dan sekali senggolan maut Bang Ocong pun tumbang.

"Kenapa di tumbangin! Gimana mau lompat Kunti!" keluh Bang Ocong kesal.

Berusaha bangun tapi lama, " Ustaz, tolong ini si Ocong gelindingin ke dalam dong. Nyawa anak kami dalam bahaya ini!"

Zaid menatap Kunti yang terbang di dekatnya dengan ekspresi aneh, di gelindingin? Emangnya nih setan bola?

Family Gaje III - Ending [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang