28. Informasi dari Mpok Dina

3.3K 755 72
                                    

Istighfar dan sholawat jangan lupa ya gaes. 50 komentar untuk double up bisa? Sebentar lagi berpisah sama Family Gaje Ending 🥰

1

2

3

Cekidot...

•••

Zaid tersandar di kursi kantornya , melirik ke arah jam dinding di dalam ruangan kantor yang ternyata sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Zaid menghela nafasnya berat. Nama jagoannya ini terlalu memusingkan. Apa nama yang tepat? Aldino alias Alhamdulillah dia nongol?

Zaid menggelengkan kepalanya cepat, ia harus pulang. Hari sudah sangat malam, bahkan Mbak Kunti dan Bang Ocong pasti sudah mengamen malam ini di depan rumah kosong.

Zaid mengemasi barang-barang miliknya, memasukkan laptop kesayangannya ke dalam tas dan segera keluar dari ruangan menuju parkiran kantor.

Saat sampai di parkiran, baru saja Zaid hendak membuka pintu tiba-tiba saja Mpok Dina muncul di sampingnya membuat Zaid kaget.

"OII!" teriak Mpok Dina kuat pada Zaid.

Zaid terperanjat, mengapa setan ini selalu datang di saat yang tidak tepat untuknya? Ia sangat lelah hanya untuk bertegur sapa dengan para fans setannya.

"Diem, gue mau pulang. Mau meluk my bini yang lagi hamil. Gue udah pusing sama nama yang belum ketemu dan lo jangan ngomong lagi!" ujar Zaid langsung saat Mpok Dina baru saja ingin mengatakan hal penting.

Zaid masuk ke dalam mobilnya tanpa memperdulikan Mpok Dina yang berdiri di sampingnya dengan tangan bercekak pinggang.

"Nih manusia songong amat!" ucap Mpok Dina kesal.

Zaid menghidupkan mesin mobil lalu segera membawa mobil itu melaju di jalan raya, ia hanya ingin pulang. Lagi pula Zaid junior tidak akan lahir malam ini. Pikirnya.

Asik fokus menyetir, Zaid bahkan tidak sadar bahwa Mpok Dina sudah duduk di sampingnya saat ini sambil berkaca.

"Gila cantik banget gue!" puji Mpok Dina pada dirinya sendiri.

Zaid yang mendengar itu sontak menoleh ke arah kursi sebelahnya dan menatap Mpok Dina horor.

"Setan!" ungkap Zaid dengan ekspresi kaget, seperti tidak pernah melihat makhluk halus.

"Gue tau gue setan, oh iya Ustadz! Gue kan tadi mantengin bini lo di rumah,"

Mpok Dina mulai membicarakan tentang kebingungannya saat melihat Shira di rumah.

Zaid berdehem menjawab perkataan Mpok Dina, " Terus bini lo tuh antara sakit sama desah gue gatau. Bingung gue!" jelasnya lagi.

Zaid tetap mengangguk , " Terus?"

"Nah, terus gue ngeliat bini lo meluk guling kuat banget. Terus suaranya kek ah ah, gue mikir. Oh ini pasti desah, parah sih lo bini sampe nyari kenikmatan lewat guling. JANGAN BILANG BINI LO HAMIL KARNA GULING?"

Zaid menatap Mpok Dina sinis, " Gila lo, emang guling ada sperma? Kalau gulingnya hidup pun emang dia ada jenis kelamin? Wah ni setan ngajak gelud. Nambah beban pikiran!" omel Zaid kesal.

Mpok Dina mengerucutkan bibirnya kesal, niat baik hati memberi informasi kepada Zaid tapi malah mendapat omelan.

"Tapi pas bini lo desah, gue ngeliat dia pipis dong di celana. Tuh tempat tidur basah, eh dateng adek lo si Bagus!"

"Bagas!" koreksi Zaid pada perkataan Mpok Dina.

Zaid mulai khawatir, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Saat ini skill pembalap apa valentino Zaid akan keluar dengan sendirinya.

"Tuh anak nanya gini, Mbak kenapa? Sakitkah? Kok pipis disini? Gitu si Bagas bilang. Terus bini lo ngangguk, yaudah di tolong sama adek lo. Jadi bini lo pipis di wc!"

Zaid mulai berpikir, ia seperti pernah mengalami hal ini. Tapi ia lupa!

"Terus terus?" tanya Zaid mulai kepo.

Zaid mengemudi tanpa melihat-lihat alhasil polisi tidur pun tidak terelakkan. Zaid melambung sedikit, membuat Mpok Dina kaget karena berpikir Zaid bisa terbang.

"Lo! Lo titisan angry bird bisa terbang?" tanya Mpok Dina kaget.

Zaid menghela nafas berat, ia merasakan bahwa istrinya sedang tidak baik-baik saja.

"Kaga! Ada polisi tidur noh tadi. Gue gak liat makanya ketabrak, terus gue ngelambung dikit!" jelas Zaid pada Mpok Dina.

Mpok Dina mengangguk, " Terus ap–!"

"Oke, gue mau mastiin tuh polisi masih tidur di tempat. Ustaz tunggu di sini jangan kemana-mana ya!" suruh Mpok Dina membuat perkataan Zaid terpotong. Dan seketika Mpok Dina menghilang dari mobil Zaid.

Zaid hampir frustasi, oh setelah itu apa? Apa yang terjadi pada istrinya? Perjalanan pun masih sekitar dua puluh menit, seandainya Zaid bisa menghilang seperti Mpok Dina pasti Zaid akan bahagia sekali.

Mpok Dina melayang di depan polisi tidur dengan bingung.

"Ini polisinya di kutuk jadi batu atau gimana dah?"

Mpok Dina berusaha merasuki polisi tidur tersebut berniat memindahkannya agar tidak terinjak lagi tapi nihil.

"Nih polisi pasti durhaka sama emaknya makanya dikutuk jadi batu! Bangun gak lo! BANGUN!" teriak Mpok Dina kesal karena polisi tidur itu tidak bergerak.

Mpok Dina tak menyerah, masih mencoba meng guna-guna polisi tidur itu agar berpindah tempat. Atau setidaknya bangun dah pindah sendiri.

Tak lama beberapa setan lewat sambil menertawakan ulah Mpok Dina yang bisa dibilang memalukan.

"Hey!" panggil Kunti pada Mpok Dina. Mpok Dina menoleh. " Apa?" tanyanya.

Sambil terkekeh Kunti itu berbicara, " Kamu setan baru ya? Polisi tidur ini bukan manusia. Cuma namanya aja, ini batu! Mau dirasukin beratus kali juga gak bisa setan!" jelas Kunti tersebut.

Mpok Dina merasa malu, ia melihat ke sekitar dan ramai sekali setan yang menertawakan ulahnya.

Eh buset! Kenapa si Ustaz gak ngasih tau sih!

Mpok Dina mendumel kesal, tanpa menunggu lama lagi dan semakin memalukan Mpok Dina langsung saja menghilang dari sana dan mencari keberadaan Zaid.

Zaid merasakan jantungnya berdetak kencang, ia sudah memasuki komplek perumahan rumahnya. Sebentar lagi ia akan sampai. Dan saat itulah Mpok Dina kembali muncul, duduk di sampingnya.

"Ngebut ya Ustaz?" tanya Mpok Dina santay membuat Zaid geram.

Zaid menoleh, " Lo lanjut cerita tadi!" suruh Zaid cepat dan Mpok Dina menurut.

"Oh itu! Bini lo udah pipis di wc, terus pas keluar malah keluar darah di kakinya. Mengalir seperti rucika, gak lama emak lo dateng sambil teriak!" ujarnya gantung membuat Zaid semakin greget.

"APAAN?" tanya Zaid kesal.

Karna keburu sampai, Zaid langsung keluar dan hendak masuk ke dalam rumah dengan berlari.

"SHIRA MAU MELAHIRKAN AYAHH!" teriak Mpok Dina memperagakan teriakan Aisyah tadi. Zaid yang tidak tau pintu tersebut terkunci langsung menabrak pintu dengan keras yang berakibat kepalanya benjol dan pintu tidak terbuka.

Zaid menggosok keningnya, dering ponsel terdengar. Zaid mengangkat telponnya, ternyata Ayahnya memanggil.

[ ASSALAMU'ALAIKUM ZAID CEPETAN KE RS TEMPAT KEMAREN SHIRA MAU MELAHIRKAN!! ]

Tut..

"Waalaikumsalam,"

Zaid berdiri di depan Mpok Dina dengan raut wajah kesal, " Setan gak guna!" ujar Zaid marah.

Mpok Dina hanya senyum-senyum sendiri dan meratapi kepergian Zaid.

"Gelar baru yang bagus!"

To be continue....

Semoga suka 🥰🥰

Family Gaje III - Ending [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang