Ekstra Chapter

5.9K 917 70
                                    

Oke done yaaaaa
Jangan lupa istigfar dan sholawat 🥰

1

2

3

Cekidot...

5 bulan kemudian....

Shira mengalami demam tinggi kemarin yang akhirnya pingsan di ruang tamu membuat Zaid panik.

Tiga hari berlalu, akhirnya kondisi Shira membaik dan ia sudah di peroleh pulang. Zaira berumur empat tahun lebih dan Zaidan berumur kurang lebih delapan bulan.

Zaira, dengan umur yang masih sangat bocah ia sudah bisa mencuci piring. Dia tidak tega melihat kondisi Mamanya maka dari itu ia memiliki inisiatif sendiri.

Yang baik adalah didikan Shira, kalau yang rada sengklek didikan ya siapa lagi kalau bukan Zaid dan adiknya, Bagas.

"Dek! Kenapa bobo? Nanti Kakak gak bisa gangguin kamu!" ucap Zaira kesal ketika melihat adiknya yang sudah masuk ke dalam ayunan bayi.

Shira terkekeh pelan, " Mama yang masukin Dede ke ayunan Zaira. Ini udah jam bobo Dede, Zaira bobo juga ya nak."

Zaira menatap Shira, Shira masih lemah lantas yang menidurkan adiknya siapa?

"Yang kelonin Dede Zaidan siapa? Kan Mama masih sakit?" tanya Zaira pada Shira.

Shira menunjuk dirinya sendiri, Zaira menolak dan menggelengkan kepalanya.

"Gaboleh, Mama istirahat aja biar Zaira yang kelonin Dede ya."

Zaira menyuruh Shira untuk beristirahat dan bocah itu pun duduk di depan ayunan adiknya dan mulai bernyanyi mencoba untuk menidurkan Zaidan.

Baru saja satu hentakan ayunan, tangan Zaidan langsung memegang kain dengan kuat seakan tau ada yang tidak beres.

Mengayunkan dengan santai, Zaira mulai bernyanyi.

"Nina Bobo ooo Nina Sedan!"

Shira hanya diam mendengarkan Zaira yang sedang berusaha bernyanyi demi menidurkan adiknya.

"Nina Sedan!"

"Zaidan nak, bukan Sedan. Sedan mah mobil," ujar Shira membenarkan panggilan Zaira untuk adiknya. Zaira mengangguk paham. Oke saatnya suaranya yang indah akan membuat adiknya tertidur.

"Nina Zaidan, Zaidan tidur males!"

Shira mendengar sambil menahan tawa. Meski Zaira ini sangat meresahkan seperti Zaid tapi Shira tau anaknya ini sangat menyayangi adiknya.

Masih mengayun Zaidan, Zaira bernyanyi dengan suara sumbangnya.

"Kamu jangan tidur! Kakaknya mau gangguin!"

Bayi Zaidan kecil itu memang kuat kain ayunan dengan kuat.

"Kakak mau tidur, Kakak ayunin kamu sampai tidur. Kakak tidak boong!"

Shira terkikik geli, entah lagu apa yang dinyanyikan anaknya ini. Otak Zaira terlalu random pikir Shira.

"Nina Zaidan, Papa itu pelit. Kakak gak dibolehin makan eskrim! Katanya gigi Kakak kaya kolor spiderman!"

Shira kaget ketika mendengar nyanyian Zaira, loh? Zaid pernah bilang seperti itu pada anaknya? Tapi tunggu, kolor spiderman itu seperti apa?

"Kakak harus pake kerudung, kata Papa kalau rambut Kakak keliatan jadi mirip jenglot!" lanjut Zaira menyanyikan lagu random.

Tidak seperti lagu, bahkan terdengar seperti suara hati Zaira.

"Mama jenglot itu apa?" tanya Zaira akhirnya karena ia penasaran.

Shira mengangkat alisnya, ekspresi wajahnya memperlihatkan bahwa ibu dari dua anak itu bingung bagaimana cara menjawabnya.

"Jenglot itu apa ya, tanya Oom Bagas nanti aja ya. Mama gatau soalnya," jawab Shira pelan. Lagi dan lagi Bagas menjadi tumbal proyek.

Zaira mengangguk, baiklah nanti ia akan bertanya dengan Oom Bagas kesayangannya.

Dua jam kemudian...

Nyanyian Zaira tampaknya tidak bisa membuat Zaidan tertidur. Zaira sudah frustasi. Otaknya sudah buntu terhadap nada.

Zaira bersabar pada kursi yang ada di belakangnya sambil terus mengayun adiknya yang belum tertidur juga.

Dengan badan yang lelah karena terlalu lama duduk dan tangan yang pegal. Akhirnya Zaira mengeluarkan isi hatinya dengan lagu.

"Jangan gangguin Kakak! Kamu harus tidur! Kakaknya cape ayunin,"

Menghela nafas pelan lalu melanjutkan nyanyiannya lagi.

"Kakaknya mau tidur juga, Kakaknya mau tidur!!" ucap Zaira kesal.

Shira akhirnya tak tega, ia bangun dengan pelan. Shira mengelus kepala Zaira dengan penuh kasih sayang.

"Kakak bobo sini yuk, biar Mama aja yang boboin Dede." Shira menepuk tempat tidurnya. Zaira tentu saja tidak menolak. Kesempatan emas tidak datang dua kali. Tapi seketika ia berpikir.

"Mamanya masih sakit, gapapa Kakak aja yang boboin Zaidan."

Shira tersenyum hangat, ia menggeleng. Shira menyuruh Zaira untuk tidur karena kasihan melihat anaknya ini. Lagi pula dengan lagu seperti itu Zaidan tidak mungkin bisa tertidur.

"Gapapa nak, sini bobo. Mama udah sembuh loh," ujar Shira mencoba meyakinkan anaknya itu. Setelah melihat Shira berdiri dan tampak bugar akhirnya Zaira mau tidur siang.

Tanpa menunggu lama, baru saja gadis kecil itu berbaring bahkan tidak sampai lima menit ia memejamkan mata. Tampaknya Zaira sudah sampai ke alam mimpi.

Shira mengelus kepala anaknya yang menggunakan hijab khusus anak-anak. Zaira putri kecilnya ini mempunyai hati yang baik. Meski kadang menyebalkan.

Setelah memastikan  Zaira pulas, kini Shira duduk di depan Zaidan. Mata Zaidan masih terbuka. Shira terkekeh.

Jari jemari Shira mulai mengayun Zaidan sembari bersenandung.

"Hmmmmmm,hmmmm loh dah tidur? Padahal cuma hm."

Sedikit aneh, tapi syukurlah kalau kedua anaknya sudah tidur. Harusnya tadi Zaira cuma berkata hm saja, tidak perlu berpikir tentang lirik yang harus ia ucapkan.

Tapi bagaimanapun, keduanya adalah jantung hati Shira. Ya, rumah kembali sepi tatkala keduanya tidur. Waktunya Shira ikut istirahat.

Shira berbaring dan mulai memejamkan matanya. Dan ketika pintu terbuka..

"AYANG!!"

Mata mereka bertiga yang tertidur langsung terbuka yang disusul teriakan Zaidan yang menangis karena kaget.

Shira menahan batinnya, mengapa suaminya harus datang disaat yang tidak tepat?

"Eh, lagi boker eh maksudnya bobo. Yaudah lanjut, Mas keluar aja. Sok bobo lagi," ujar Zaid lalu langsung menutup pintu dan kabur mencari keselamatan untuk dirinya.

End...

Marhaban ya Ramadhan, semoga di bulan puasa yang penuh berkah kita selalu di dalam lindungan Allah SWT. Dayen minta maaf jika selama ini ada salah kata yang bikin kalian sakit hati. Tolong di maafkan sebesar-besarnya karena kebenaran hanya milik Allah dan kesalahan dari Dayen sendiri.

Untuk menemani Ramdhan kali ini, Ada Cinta di Pondok Pesantren 2 sudah resmi di up. Jangan lupa baca, vote dan juga komen di lapak Bagas. Yang pastinya cerita itu akan menghibur kita di kala perih menahan lapar dan haus dahaga.

See you gaes ❤

Family Gaje III - Ending [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang