22. Zaid pingsan

3.9K 797 40
                                    

Bismillah doubel up, jangan lupa istigfar dan sholawat ya🤗

1

2

3

Cekidot...

•••

Kembali lagi pada kesibukan kerja yang membuat Zaid pusing. Terlebih ia kembali lagi dipertemukan oleh klien bulenya dulu. Klien yang sangat sayang kepada Zaid.

"Hello Sir Zaid, oh i miss you so much. For how many centuries we haven't lied together!" ujarnya ketika baru saja masuk ke dalam ruangan Zaid.

Zaid yang sedang menikmati makan siangnya langsung merasakan bahwa nasi yang ia telan langsung berbalik arah, hendak niat ke lambung malah masuk ke hidung.

"Uhuk!"

Zaid tersedak, ia merasakan  sakit di area hidungnya.

"Astagfirullah cobaan apa lagi ini," gumam Zaid pelan.

Klien bule itu duduk di sofa ruangan Zaid, melihat sekitar sambil tersenyum senang. Entah mengapa ia sangat bahagia ketika ia bertemu dengan Zaid. Berbicara ataupun melakukan hal lain.

"Mau pesan furniture apa lagi Sir?" tanya Zaid sopan.

"Saya mau pesan itu nama apa ya, saya lupa bentar saya buka handphone dulu."

Zaid mengangguk, sembari bule tersebut mencari furnitur yang ia inginkan. Zaid mengemasi kotak makannya, lalu minum agar ia tidak dehidrasi. Cukup otaknya yang frustasi, jangan tenggorokan ikut dehidrasi.

"Sudah ketemu Sir?" tanya Zaid.

"Wait," jawab bule tersebut.

Sepuluh menit berlalu dan akhirnya bule tersebut tersenyum senang karena menemukan yang ia mau.

"Saya mau pesan itu yang namanya santet," ujarnya dengan senyum tak berdosa.

Astagfirullah cobaan apa lagi ini.

"Saya jual furnitur, jual barang. Bukan jual jasa," jelas Zaid dan berharap bahwa kliennya yang sangat meresahkan namun berduit ini mengerti.

Alis bule itu terangkat sebelah karena tidak percaya, keningnya pun mengerut.

"Kenapa Sir Zaid tidak jual santet? Kemaren aja Sir Zaid jual bengek!"

Saat ini adalah dimana Zaid ingin melambaikan tangannya ke arah kamera. Ia tidak kuat, sungguh.

Boleh mundur alon-alon gak sih?

"Sir, santet is jasa not furnitur. Saya jual barang, bukan jasa. You know, santet is magic. Magic simsalabim alakadabra twing,"

Bule itu mulai berpikir keras, begitupun dengan Zaid yang berpikir bagaimana bisa bule tersebut tau kata santet.

"Jadi saya tidak bisa beli santet?" tanyanya lagi. Zaid menggeleng.

"Santet is dosa besar, nanti you diguling di neraka sama malaikat. Mau? Jadi bule guling, saudaraan sama bab1 guling!" jelas Zaid. Sontak bule tersebut langsung saja menggeleng.

"Masa saya disamaain sama bab1?" ujarnya kesal.

"Ya sudah, saya pesan kursi kerja lengkap. Nanti diurus sama sekretaris saya untuk pembayarannya,"

Zaid mengangguk, untungnya hari ini ia diberikan keberuntungan. Setidaknya bule itu tidak meminta definisi apa itu santet.

"Baik Sir, terimakasih selalu berlangganan dengan Ibrahim Furniture." Zaid bersalaman dengan bule tersebut sebagai bentuk kerja sama mereka yang kesekian kalinya.

Family Gaje III - Ending [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang