25. Keadaan di rumah

3.6K 738 71
                                    

Bismillah istigfar jangan lupa dan sholawat ya🥰 5 chapture lagi end kok❤

1

2

3

Cekidot...

•••

Perut Shira yang semakin membesar, membuat Zaid semakin posesif dah tentunya senggol dikit bacok.

"Mas, aku mau makan."

Shira yang seharian disuruh beristirahat merasa lapar, Zaid yang sedang bekerja di kamarnya langsung sigap bangun dan menghampiri Shira.

Ya, Zaid memang bekerja di rumah ketika Shira mulai hamil besar. Tidak hanya ini, bahkan dulu waktu hamil Zaira pun begitu. Zaid hanya ke kantor jika ada berkas penting yang harus ia ambil ataupun miting dengan klien tentang project kerjasamanya.

"Sayang laper? Mau makan apa? Darah mau gak? Biar pas lahiran datelnya langsung meluncur keluar kek perosotan," ujar Zaid.

Shira menatap suaminya kesal, ya Shira memang senang dimanjakan seperti ini. Tapi ia juga kadang kesal dengan pemikiran Zaid yang gila seperti sekarang.

"Gak boleh makan darah Mas, haram."

Zaid tersenyum, " Pinter, siapa yang ngajarin gitu? Aku dong, oke fiks anak kita pinter kalau gak pinter kita test DNA pokoknya!"

Shira merasakan kepalanya pusing, bayangkan tidak diizinkan bergerak kecuali untuk sholat ataupun berjalan ke kamar kecil dan ke dapur.

"Yaudah tunggu aku ambilin makanan du–!" Zaid berjalan sambil berbicara tetapi ucapannya terpotong.

Shira berdiri dengan perlahan, Zaid langsung berbalik dan membantu istrinya itu.

"Aduh, gunung dua aja berat ya Yang. Ini gunungnya nambah satu, sini aku bantuin pegang dua!"

"Mas,"

Shira menghela nafasnya secara perlahan, " Shira bosen di kamar mulu, ayo kita keluar. Shira pengen main sama Zaira," ujar Shira dengan nada halus.

Wajah Shira menunjukkan ekspresi sedih, Zaid menjadi tak tega. Akhirnya Zaid memperbolehkan Shira untuk berjalan keluar dari kamar, tapi tentu saja harus di dalam pengawasannya.

Shira berjalan perlahan yang dipegang tangannya oleh Zaid, Zaid membuka pintu dan baru saja mereka keluar kamar tiba-tiba saja terdengar suara barang jatuh ke lantai dengan kuat.

"OOMMM JANGAN MATI HUAAAA!"

Disusuli teriakan Zaira, Zaid menghela nafasnya pelan.

"Kan udah dibilang kalau luar ini berbahaya buat Ayang, liat tuh Bagas sama Zaira mainnya mati-matian!" omel Zaid kesal.

Bagas juga ngajakin Zaira jadi psikopat!

"ZAIROTT CEPET TANGKAP NYAMUKNYA!! AYOK KITA BEDAH, KITA JADI DOKTER HEWAN!!"

"LOMPAT HIYYA BAGUS SEKALI ANAK INI, COCOK SEKALI JADI SILUMAN KODOK. PASTI DULU KAMU KODOK YA,"

Zaid mencoba menahan sabar, seperti inilah keadaan rumahnya saat Bagas dan Zaira sedang bermain.

"Ayo pelan-pelan sayang jalannya," ujar Zaid pada Shira.

"Jangan dipegangin mulu Mas, Shira tau Mas khawatir tapi Shira itu hamil bukan lumpuh Mas."

Zaid akhirnya melepas pegangannya pada Shira, tetapi sesekali ia juga memegang pundak istrinya saat ia merasakan bahwa datelnya terancang.

Perjalanan yang lama Shira rasakan, padahal seharusnya ke dapur hanya memerlukan waktu tiga menit tapi sekarang hampir sepuluh menit mereka belum sampai.

Family Gaje III - Ending [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang