29. Zaid deg-degan

4K 824 103
                                    

Bismillah, istighfar dan sholawat jangan lupa ya. Maybe abis ini legi di lanjut, ada yang kangen Legi dan Putri?

1

2

3

Cekidot...

•••

Zaid masuk ke dalam mobil, langsung memutar arah dan melaju dengan cepat meninggalkan seseorang yang sedari tadi menunggunya dan berteriak berharap Zaid memberikan tumpangan ke rumah sakit.

"BANG! ABANGGG! TUNGGUUUU!" teriak seseorang sambil berlari keluar dari rumah menggunakan kaos berwarna hitam tak lupa dengan jaketnya yang berwarna kombinasi maron dibawah dan hitam diatas.

Ya, tidak lain tidak bukan seseorang yang selalu apes itu adalah adik dari pada Zaid sendiri yaitu Bagas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, tidak lain tidak bukan seseorang yang selalu apes itu adalah adik dari pada Zaid sendiri yaitu Bagas.

Bagas menghela nafasnya berat, " Tau gini naik gojek udah nyampe dari tadi. Gara-gara ayah nyuruh nunggu Abang, eh Bagas malah di tinggal! Gak ada yang bener apa? Nanti gue bakar juga nih rumah biar heboh!" dumel Bagas kesal.

Tanpa menunggu lama, Bagas membuka handphone miliknya dan memesan gojek dengan perasaan kesal. Hampir satu jam ia menunggu sendirian di rumah, dan akhirnya ia juga pergi dengan gojek.

Bagas terkekeh sambil berpikir, mengapa hidupnya terlalu absurd? Ini gegara supir taksi yang membuatnya tertinggal.

Flasback

Aisyah membantu Shira masuk ke dalam mobil. Shira merintih kesakitan, membuat mereka panik karena Zaid belum pulang.

Firhan duduk di sebelah pak supir taksi , Zaira berada di pangkuannya. Sedangkan Aisyah dan Shira berada di kursi belakang.

Bagas baru saja hendak duduk dan ikut ke rumah sakit tapi langsung di cegat oleh pak supir  taksi tersebut.

"Dek! Jangan naik lagi, ayah kamu pesan untuk empat orang bukan lima!" ujarnya sambil memandang Bagas sengit.

Bagas menatap supir taksi itu tak kalah sengit, " Loh, kami kan emang berempat Pak! Coba Bapak hitung! Saya,Kakak ipar saya, Bunda sama Ayah saya. Berempatkan?" jelas Bagas pada supir itu.

Supir itu menggelengkan kepalanya, berjalan mundur selangkah lalu menampilkan Zaira yang tersenyum memandang Bagas.

"Hai Oom," sapa Zaira senang karena mengira mereka akan pergi liburan.

Mata Bagas menatap supir itu dengan tatapan kesal, " Tuh bocah juga dihitung? Itu sempilin ke band serep juga bisa aelah!" omelnya.

Pak supir itu tetap kekeh tidak mau Bagas naik, " Dia tetap orang meski kecil dan duduknya dipangku! Kecuali dia setan, baru saja bolehin kamu naik!"

Family Gaje III - Ending [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang