16. Pacaran?!🥀

51 17 0
                                    

Reila pov

"Pacaran yuk!"ucap Aksa dengan wajah yang serius.

Cuaca yang mendung, dengan banyak awan terlihat di langit siang itu. Menyuguhkan pemandangan kota yang sangat indah, kini dihadapanku pria tinggi dengan bahu lebar dan paras tampan itu tengah mengajakku untuk menjadi pacarnya.

"Maksut lu?"tanyaku padanya untuk memastikan apa yang aku dengar tadi tidak salah.

"Reila Agatha lu harus jadi pacar gue,"ucapnya lagi dengan ekspresi yang belum pernah aku lihat sejak aku duduk sebangku dengan pria ini.

Hawa apa ini? Mencekam dan menusuk dengan ekspresi seserius ini membuatku sangatlah tertekan.

"Lu nggk bakalan rugi dan gue nggk akan ngerepotin lu,"ucap Aksa lagi dengan ekspresinya yang sudah netral, tidak setegas tadi.

Aku menghembuskan nafasku perlahan saat mendengar perkataannya itu, rasa lega seketika menghampiriku saat di mana tadi rasanya sangatlah mencekam.

"Kalau nggk gitu-"ucap Aksa sambil melangkah maju memangkas jarak antar mereka berdua hingga Reila menabrak pagar pembatas di rooftop itu.

"Anggap aja lu lagi punya sahabat baru."

"Mau kan pacaran?"tanya Aksa sambil tetap mendekatkan wajahnya ke wajah Reila.

"Hah?"responku yang tengah terpojok oleh keadaan mencekam ini lagi membuat keadaan semakin memburuk.

"Okey, mulai detik ini lu pacar gue,"ucap Aksa seenak jidat sambil mundur beberapa langkah membuat jarak antar keduanya kembali utuh.

"G-gila lu ya?!"protes Reila.

Sebelum kejadian itu.
___________
___🐾🐾____

Sudah seminggu sejak Reyhan mengirim pesan yang sama sekali belum dibaca oleh Reila hingga hari ini, dan telah lewat satu minggu juga Reila sama sekali belum bertemu dengan Reyhan.

Reila marah? Bukan, tepatnya kecewa akan apa yang dilakukan Reyhan, jujur Reila suka pada Reyhan sejak hari di atap waktu itu, namun apa yang dilakukan Reyhan itu membuat Reila sangatlah kecewa.

"Hoi,"ucap Aksa sambil menjentikan jarinya tepat di hadapan Reila yang berhasil menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

Reila menoleh ke arah Aksa yang berada di sebelah kirinya dengan engan,"apa?"tanya Reila dengan nada judesnya.

"Idih pms lu?"tanya Aksa saat mendapat respon judes dari gadis cantik di sampingnya ini.

"Idih sotoy lu, kalau iya npe?"timpal Reila dengan nada judesnya lagi.

"Wah selow aja kalik, sensi amat jadi cew-"

"Dari pada cowok kagak pernah peka,"skakmat.

"Ups!"ucap Reila sambil menutup mulutnya dengan satu tangan,"kelepasan,"ucap Reila lagi saat dia membuka dekapannya dan tersenyum manis pada Aksa manisnya ngalah-ngalahin gula, astaga manis pakek banget.

"Rei ikut gue,"ucap Aksa wajahnya terlihat sangat serius kali ini.

Reila mengerutkan dahinya,"kemana? Eh-"belum sempat Reila bertanya Aksa sudah menyeret Reila keluar dari kelas.

__-___

Kini semilir angin menerpa rambut Reila membuat rambutnya yang tergerai bebas beterbangan hingga menutupi wajahnya, dari tempat itu awan mendung terlihat sangat jelas hampir menutupi seluruh langit-langit siang itu.

Di rooftop tepatnya, kini Reila dan Aksa saling menatap satu sama lain, angin terus saja menerpa rambut Reila membuat rambutnya sekarang terlihat sangat berantakan.

🥀Destiny🥀[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang