Happy reading
==🍒🍒==
.
.
.===🍒🍒===
Dug!
"Duh sorry,"ucap Reila saat bahunya baru saja baku hantam dengan bahu seseorang.
Orang itu menoleh saat mendengar suara Reila,"Reila, Reyhan,"ucap seseorang itu dengan mimik wajah yang sangat terkejut.
Beberapa saat, Reyhan hanya menatap gadis itu dengan sangat terkejut hingga ia bisa mengontrol mimik wajahnya dan menyapanya,"Anatha?"
****
Di tepi danau nan hijau di sinilah Reyhan tengah menselonjorkan kakinya di rerumputan sore itu.
"Kamu sama Reila masih aja ya lengket kek prangko,"ucap Anatha berusaha membuka obrolan antar keduanya, yang kini ia tengah berada tepat di samping Reyhan dengan tersenyum sambil menatap lurus ke tepi danau itu.
Reyhan menoleh sekilah sebelum ia menanggapi Anatha," gimana di Jerman?"tanya Reyhan kemudian.
"Ya gitu deh, sama aja. Di Jerman atau di Indo nggk ada bedanya, orang guenya cuman di RS doang,"jawab Anatha sambil berusaha tetap terseyum.
Reyhan hanya menghembuskan nafasnya kasar, dia tau benar perasaan apa yang sedang Anatha rasakan saat ini.
"Ouh ya Rey,"ucap Anatha seketika ia menghadap Reyhan .
sontak membuat Reyhan menoleh pada Anatha,"hmm?"
"Udah pernah bilang ke Reila?"tanya Anatha yang seketika membuat wajah Reyhan yang semula antusias, menjadi sedikit tidak bersemangat,"yah gitu deh,"jawab Reyhan sambil memalingkan tatapannya.
"Yah gitu deh?"tanya Anatha yang sedikit tidak puas dengan jawaban dari Reyhan sambil meniru logat Reyhan dengan sedikit dilebih-lebihkan,"gitu deh gimana?Jangan bilang masih belum?!"
Reyhan membuang nafasnya dengan sangat berat,"Rey bukan gue nggk mau lu optimis, tapi bagi kita waktu itu sangat sangat sangat berharga Rey,"ucap Anatha dengan hati-hati.
"Iya tau Nat, tau banget malahan. Justru karena aku sangat ngehargai waktu, aku mau buat kenangan baik tetep barengan terus sama Reila, agar saat nanti aku ngalamin hal terburu--"
"Hust hust...,"ucap Anatha, dengan sigap menaruh jari teunjuknya di atas bibir Reyhan, lalu mengeleng-gelengkan kepalanya berusaha mencegah kalimat yang akan keluar dari bibir Reyhan.
"Iya iya aku tau Rey, tapi setidaknya kamu harus nyatain itu meski hanya sekali agar kamu juga lega nantinya, dan bisa rileks meski hanya sejenak,"saran Anatha yang membuat Reyhan sedikit memikirkannya.
"Hei Rey sini!,"namun suara itu membubarkan lamunan Reyhan dan membuat keduanya menoleh pada sumber suara.
Reila tengah melambai-lambaikan tangannya ke udara membuat tanda agar mereka berdua fokus ke arahnya. Kini rambut Reila yang tergerai bebas membuat setengah wajahnya tertutup oleh rambut coklat nan lebat karna hembusan angin yang sangat kencang menerpa rambutnya, dengan burung yang hinggap di atas rambutnya sedang memakan roti itu membuat Reila telihat sangat lah lucu dan sedikit menggemaskan.
"Ya tuhan bisakan aku bawa pulang hambamu yang satu ini,"pikir Reyhan dengan tersenyum ke arah Reila.
"SINI REY!"ucap Reila sedikit keras karena jarak antara mereka yang terpaut lumayan jauh. Membuat Reyhan mengeleng-gelengkan kepalanya, tanpa sadar Reyhan langsung berjalan ke arah Reila tanpa menatap ke arah Anatha lagi.
Tapi gerakan tiba-tiba Reyhan menuntut Anatha mengikuti langkanya menuju Reila.
"La, ati ati kena kotoranya loh!"
Plak!
Reflek tangan Reila yang tidak memegang roti itu mendarat dengan cukup keras kesalah satu pundak Reyhan yang membuatnya sedikit meringis,"jangan gitu ah,"dengan bibir manyunnya Reila berkata.
Anatha yang melihat interaksi kedua insan ini membuatnya tersenyum singkat, namun saat ia mengingat sesuatu membuatnya mengecek ponsel yang berada di dalam tas kecil yang ia bawa.
Seketika raut wajahnya berubah,"Rey gue pamit dulu ya,"ucap Anatha sambil buru-buru memasukan ponselnya ke dalam tas lagi,"bye gue duluan ya Rei,"ucapnya sebelum bergegas meninggalkan Reila dan Reyhan yang tengah sibuk membersihkan serpikan roti di atas kepala Reila.
"Ouh ya ati ati ya Nat,"ucap Reila sambil tanganya terus saja menyingkirkan serpikan roti itu dari atas kepalanya.
*****
"Assalamuaalaikum,"ucap Reila sambil menutup pintu,"Reila pulang!"serunya sambil berjalan menuju ruang tengah.
"Wah kakak dah pulang? Lita baru aja buat gambar kakak cantik loh,"ucap Alita menyambut kedatangan Reila dengan berlari dan memeluk Reila.
"Waalaikumsalam Ela dah pulang ayok makan dulu,"ucap tante Nela yang sibuk merapikan meja makan.
"Wah nanti tunjukan ke kakak ya Lit sekarang bantu mama dulu beresin meja makan,"ucap Reila.
"Gimana tadi dah periksa?"tanya tante Nela yang berjalan dengan semangkuk tumis kangkung di tangannya.
"Iya te lancar kok tadi Ela juga ketemu ayah, katanya nanti ayah mau nyewa apartemen buat tugasnya di sini, mama juga lagi sibuk di butik jadi Ela suruh nginep sini lagi deh,"jelah Reila sambil duduk di kursi dengan hidangan makanan yang tertata rapi di hadapannya kali ini.
"Kenapa nggk sekalian tidur sini juga sih nanti tante telfon ayah kamu deh La, orang rumah ini juga cukup kok mau sewa apartemen."
"Iya sih te..., nggk tau tuh ayah,"jawab Reila sambil tangannya mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya dan mengecek sebuah pesan yang baru saja muncul di lockscreen ponselnya
'Jalan yuk!'
"Uhuk! Uhuk!"membaca pesan dari seseorang itu membuat Reila tersedak tumis kangkung yang baru saja ia sukapkan pada dirinya sendiri.
"Loh Lit kamu nggk apa?"tanya tente Nela yang melihat Reila tengah tersedak.
"Nih kak minum dulu,"ucap Alita sambil menyodorkan segelas jus jeruk pada Reila.
Dengan kasar Reila mengambil alih jus jeruk itu dan meminumnya hingga tersisa setengah gelas.
"Buset nih orang kesambet paan?!"
==🍒🍒===
Hai hai lama nggk jumpa readers
Banyak tugas hehe...
Jangam lupa vote sama comennya ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
🥀Destiny🥀[ON GOING]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU] Selamat menikmati🐾:") "Pacaran yuk!"ucap Aksa dengan wajah yang serius. Cuaca yang mendung, dengan banyak awan terlihat di langit siang itu. Menyuguhkan pemandangan kota yang sangat indah, kini dihadapanku pria tinggi dengan...