24. Abang-Adek🥀

25 3 0
                                    

__________

Flassback on

7 tahun yang lalu

Hari ini hari minggu.

"Aaaaaa~ ABANG BALIKIN!"ucap Reila dengan langkah kecilnya tergesa-gesa menuruni tangga rumah.

"Apasih apa kok ribut-ribut? JANGAN LARI DEREN! ADEKNYA IKUTAN LARI!"

"Ini mah bang Deren ngembil ponsenya Reila nih. Hih nyebelin!"ucap Reila seraya cemberut, pipi yang terlihat masih cabi itu membuat Deren sang kakak tidak lah tega dan mulai mendekat seraya tertawa.

"Yaudah nih! Nggk tega gue sama tuh muka,"ucap Deren seraya memberikan ponsel milik adiknya itu.

Dengan cekatan Reila merampas ponsel dari tangan Deren dengan kasar,"Bodo! Males gue."

"Eh jangan ngambek dung,"bujuk Deren dengan panik.

"Tuh abang sih. Ada-ada aja,"kompor mama.

"Ish mama bukannya bantuin kok malah nyudutin sih?"tanya Deren yang mulai khawatir,"udah dung dek nggk usah ngambek. Jalan-jalan kuy? Nanti-"

"Kuy!"sahut Reila dengan wajah berbinar.

"Belum juga bilang es krim udah kek ulet mau jadi kupu-kupu aja."

"Bodo wlek,"ucap Reila dengan menjulurkan lidahnya.

"Mama nanti kalau ada Reyhan dateng suruh aja dia nunggu di kamar Reila, Riela mau beli es krim dada~"ucap Reila serasa berjalan mengikuti jejak Deren sambil melambaikan tangan pada mamanya dengan girang.

.

.

.

Di sebuah taman pinggiran kota.

"Bang Reila mau susu rasa strawberry,"pinta Reila saat ia baru saja melihat anak seusianya meminum susu itu. Hanya saja anak itu meminum rasa coklat sedangkan Reila menginginkan rasa strawberry.

"Yaudah tunggu di sini ya?"ucap Deren yang bangkit dari kursi tempat ia duduk.

Kini mereka berdua tengah berada di taman. Sedang duduk berdua selayaknya sang kakak beradik yang sedang menikmati akhir pekan kala itu. Reila dan Deren tengah berada di sebuah bangku pinggi taman yang langsung menampakkan sebuah jalan raya dengan luasnya.

Deren yang sudah berdiri, iapun bersiap untuk menyebrang jalan dengan melepas tas yang tengah ia gendong, dan menaruhnya di samping Reila.

"Yaudah abang beli dulu,"ucap Deren sebelum ia pergi menyebrangi jalan nan luas di depan sana.

Toko dengan gambar sapi terlihat dekorasi warna pink itu sangatlah menarik, untuk dipandang. Sebelum seseorang dengan sangat keras melemparkan bola ke arah jalannan.

Reila yang sedang asik dengan es krim ditangannya pun menaruh cup es krim di dekat tas kakaknya, dan berjalan di jalan untuk mengambil bola.

"REILA AWAS!"ucap Deren lantang sambil berjalan mendekati adiknya dengan tergesa gesa.

Tanpa diduga sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menghampiri mereka. Seketika itu juga Reila mamatung di tempat dengan tangan yang akan meraih bola.

"AWAS!"

TIN! TIN!

BRAK!

GRAK!

"A-abang,"rintih Reila yang terkapar di terotoan dengan seluruh tubuh berlumuran susu strawberry bercampur darah segar yang terus saja bertambah.

Air mata pun perlahan menetes melihat keadaan kakaknya yang tengah tertindih mobil dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Namun beberapa menit kemudian pun Reila sudah tak sadarkan diri dengan beberapa gerumbulan orang-orang di dekat taman itu.

________

"DEREN! PA DEREN PA hiks papa Deren anak kita pa...."

Di sebuah pemakaman umum. Kini Reila berlari dengan masih memakai baju rumah sakit dengan bekas infus di tangnnya yang masih terlihat memerah. Ia berlari hingga terhenti di depan sebuah makam basah yang terlihat sangatlah baru membuat air matanya seketika mengalir deras membasahi pipi cabi miliknya.

Ingatan wajah sang kakak yang terbalur darah dengan tubuh terkapar terlindas mobil, demi menyelamatkan nyawanya. Membuat gadis kecil itu tak kuat lagi untuk menopang tubuh mungilnya. Ia pun jatuh terduduk di tanah dengan semua tenaga yang tersisa ia menangis sesegukan. Semua ia tumpahkan saat itu juga. Semua kejadian yang terulang-ulang dipikirannya kini semakin jelas.

Kepalanya pusing, penglihatannya mulai buram.

"REILA!"panggil Reyhan yang berlari dari kejauhan.

Sudah tidak bisa lagi. Mamanya sudah tidak ada rasa empati lagi pada gadis kecil itu. Sang papa yang hanya bisa memeluk sang istri tanpa bisa mempedulikan sekitar, membuat Reila yang sudah diamba kesadaran itu hanya diabaikan.

"La kamu nggk apa?"ucap Reyhan yang disusul mamanya memeluk Reila dengan erat.

Lalu Dewi pun menggendong Reila membawa gadis kecil itu dipangkuannya.

"Udah sayang semuanya baik-baik saja anak manis. Udah ya kakak lagi bahagiain Reila. Jadi Reila senyum ya sayang jangan nangis nanti kakak juga nangis. Reila nggk mau kakak nangis kan sayang? Hiks,"ucap Dewi yang tidak bisa tahan melihat kondisi Reila saat itu.

"PA DEREN PA!"

"Udah ya sayang, jangan nangis nak."
_________

1 bulan setelah kecelakaan...

"Bang. Kenapa bang Deren pergi nggk ngajak Reila. Padahal Reila selalu mau kalau diajak pergi sama abang. Ta-tapi ke-kenapa kali ini abang perginya sendirian?"ucap Reila air mata yang ia bendung dari tadi sudah mengantri akan meluap.

Dewi dan Reyhan senantiasa menemani Reila ke pemakaman Deren sore itu.

"KENAPA ABANG NGGK AJAK REILA?!"

"BERISIK!"teriak seorang anak dengan emosi yang membara.

"DIAM! ANA lagi tidur. Jangan ganggu ANA tidur!"ucap anak itu lagi yang berhasil menyita perhatian mereka bertiga.

"Ana juga butuh kedamaian. Afa bakalan tetep nungguin Ana di sini,"ucap anak itu lagi.

"Afa udah cukup nak ayok pulang,"pinta wanita paruh baya. Yang berpenampilan lusuh di dekat anak cowok itu.

Seketika air mata Reila pun tumpah melihat peristiwa di hadapannya itu.

"Afa nggk mau pulang ma! Afa mau di sini nemenin Ana. Afa nggk mau ninggalin Ana sendirian!"ucapnya frustasi.

Dewi dengan cekatan memeluk Reila yang tengah sesegukan melihat kejadian itu,"tante,"rengeknya.

"Udah Afa. Cukup nak cukup,"ucap wanita itu dan merangkul anaknya dengan erat. Air mata pun dengan deras memenuhi wanita itu. Wajah merah dengan rasa sakit kehilangan yang sangat jelas di wajah wanita itu membuat tangis Reila semakin menjadi. Rasanya peristiwa 1 bulan lalu itu terulang jelas dalam ingatannya.

.

.

.

🍒🍒🍒

"Stop! Stop! Stop!"

Ngiiiingggggg!

"Apaan sih Rei?" tanya Rafa yang begitu mendadak mengerim mobilnya .

Tanpa membalas omelan Rafa. Reila segera keluar mobil dan berlari ke sebuah toko pinggir jalan.

"Ngapain sih?"dumel Rafa tak jelas.

Tok! tok! tok!

"Apa?"sewot Rafa. Saat Reila berlari lagi dan mengetuk kaca mobil Rafa.

"Ish jan kek gitu napa sih? Kek lagi pms aja lu Raf. Selow nape?"

"Ye lu sih jedi cewek ngeselin. Ngapain?"

"Anterin gue ke suatu tempat ya?"pinta Reila.

____________

Okey jangan lupa vote
Dan comennya ya.

Yuk lankut lagi!^o^

🥀Destiny🥀[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang