Flassback on
Setelah selesai mandi Reila memutuskan membaca novel, dengan kopi di dekat jendela. Baru saja ia akan berjalan ke arah dapur, ponsel yang berada di atas nakas itu melantunkan lagu boom milik nct dream. Menggema di dalam kamar.
Membuat Reila pun meraihnya.
"Tente Dewi?"itu adalah nama yang tertera di layar ponselnya. Reila pun menggeser tombol hijau dan menaruh ponselnya di dekat telinga.
"Halo te?"
"Rei hiks... Dengerin tante baik-baik ya sayang. Sekarang Reyhan sedang kritis dan membutuhkan pedonor sesegera mungkin. Jadi kalau Reyhan nggk bakalan kembali lagi ke Indo kamu harus tabah ya sayang... Hiks."
"Tante... Tante bicara apa sih? Reyhan di mana? Bukannya dia lagi di Surabaya di rumah kan tante?"
"Maaf sayang. Tante sempet bohong ke kamu hari itu hiks... Sebenernya tante ada di Swis. Karena Reyhan sedang dalam kondisi kritis sayang. Ternyata Jantung Reyhan juga dalam masalah yang serius kali ini hiks."
"Tante. Kenapa tante baru bilang sekarang ke Reila. Tante gimana Reyhan te... Tante kenapa nggk cerita ke Reila te... Hiks."
"Maafin tante sayang. Tante cuman nggk mau kamu jadi kepikiran keadaan Reyhan...."
"Gimana tante bisa mikir gitu sih. Reyhan sekarang tuh paling butuh Reila te. Tente kenapa nggk bilang sih sama Reila hiks... Hiks."
"Kamu tenang ya sayang... Tente di sini bakal berusaha untuk Reyhan. Jadi kamu harus tegar di sana ya Rei,"telfon pun terputus secara sepikak.
"Tan! Tan! Hiks... Kenapa tante nggk bilang hiks..."
Tanpa sadar tubuh Reila mulai lemas. Penglihatannya buram. Dan keseimbangnya pun menghilang.
Flassback off.
🍒🍒🍒
Aksa menyodorkan secangkir teh hangat ke hadapan Reila,"thanks."
Lalu Aksa pun duduk di samping Reila,"sorry tadi gue nangis di depan lu,"ucapnya sambil sesekali meniup teh itu dan meminumnya.
"Sebenernya gue yang minta maaf ke lu Rei,"ucap Aksa seraya menatap lekat Reila.
"Iya gue tahu. Lu punya alasan dibalik semua perlakuan lu ke gue iya kan?"timpal Reila sambil menaruh secangkir teh di meja.
"Bukannya gue nggk mau lu tahu Rei, cuman waktunya belum tepat buat gue ngomongin soal ini ke lu."
"Tapi ini tentang sebuah hubungan yang harus di sepakati dua pihak Sa. Lu tahu gue suka sama Reyhan?"tanya Reila.
"Gue tahu tapi-"
"Lu tahu cuman lu nggk peduli. Gue udah nggk tahu kabar dari Reyhan udah lebih dari dua minggu. Gue lagi nggk tahu perasaan gue sendiri kayak gimana?! Dan lu! Gue nggk tahu harus bilang apa lagi ke lu Sa. Lu tau sekarang Reyhan koma,"suara Reila mulai memelan, rasa sesak di dada amat terasa. Seakan pasokan oksigen di tempat itu sangat lah minim.
"Gu-gue cuman bisa bilang maaf Rei. Tapi gue janji kalau lu bisa bertahan dalam keadaan ini dua hari aja. Gue nggk akan pernah ngelibatin lu di setiap urusan gue lagi. Dan gue nggk akan ngusik kehidupan lu lagi,"terang Aksa.
"Gue udah bertahan sampai sekarang, dan gue cuman mau tahu alansan lu Sa. Tapi gue tahu. Lu bukan anak biasa seusia gue Sa. Tapi kalau itu yang lu mau dari gue, fine!"
"Ela! Kamu kenapa sayang?"
Kedatangan tante Nela berhasil menghentikan percakapan yang mulai tidak kondusif itu.
"Kamu nggk apa sayang? Apa perlu nginap? Tante telefon mamamu dulu ya?"
"Nggk usah tante. Mungkin sekarang mama udah mau berangkat lagi. Jadi nggk perlu te... Ela udah mendingan kok. Ela cuman kecapean aja,"tolak Reila lalu memosisikan dirinya berbaring di atas brankar.
Tanpa aba-aba Aksa yang berada tepat di samping Reila pun, membatu Reila berbaring. Yang hanya ditatap tajam oleh gadis bersurai hitam legam itu.
____________
"Reila! Aksa dateng nih sayang. Ayuk cepet turun Rei,"panggil tante Nela sambil mempersilahkan Aksa memasuki rumah.
Reila menuruni tangga dengan wajah datar. Seketika wajah ceria yang biasa ia tampakan itu menjadi sangatlah langka.
"Yaudah te, Ela pamit dulu,"pamit Reila sambil mengecup pundak tangan tante Nela.
"Yaudah Aksa juga tante,"ucap Aksa sambil mengekori Reila hingga berada di dekat mobil.
"Gue nerima tawaran lu bukan karena gue suka sama lu. Tapi biar semuanya cepet kelar. Asal lu tau,"peringat Reila sambil memasang sabuk pengaman tanpa melihat kearah Aksa.
Aksa yang mau memasangkan sabuk pengaman itu hanya bisa terdiam. Menatap gadis di sampingnya ini dengan lesu. Bukan karena apa? Meski Reila selalu galak padanya, tapi kepedulian gadis itu yang tidak bisa Aksa dapatkan dari siapa pun . Yang membuat Aksa mulai nyaman dengannya. Namun kali ini misi Aksa berbeda, kali ini dia hanya akan melindunya orang yang ia sayang. Hanya itu.
_🍒🍒_
Bel baru saja berbunyi Reila yang sibuk dengan ponselnya hampir saja menabrak tiang penyanggga gedung. Untung saja tangan kekar dengan cekatan menghentikan aksi tabrakan itu,"Ha?"
"Ha he ho. Lu mau baku hantam ampe bonyok sama noh?"tanya Rafa dengan sewot saat melihat gadis itu tengah tidak fokus beberapa hari ini.
"Kenapa sih lu Rei?" tanya Rafa nadanya serius, tidak seperti biasanya.
"Hm gue? Gue kenapa?"tanya balik Reila.
"Ah oon lu. Kelamaan jomblo!"sewot Rafa lalu melangkah meninggalkan Reila.
"Eh Raf!"panggil Reila,"apaan?"timpalnya sambil berbalik badan.
"Hehe...."
"Ngapain lu cengengesan kek gitu? Kek jemuran mamel aja,"celetuk Rafa.
"Gue nebeng lu dung,"ucap Reila dengan memasang wajah seimut mungkin.
"Dih untung cantik. Yuk gas!"
"Aaa~ Rafa baik deh,"ucap Reila berusaha mengejar Rafa.
__________
Hello apa kabar semua?
Semoga baik ya....Jangan lupa tersenyum
Hari ini dan next! :)See you>_<
1-Juli-21
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
🥀Destiny🥀[ON GOING]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU] Selamat menikmati🐾:") "Pacaran yuk!"ucap Aksa dengan wajah yang serius. Cuaca yang mendung, dengan banyak awan terlihat di langit siang itu. Menyuguhkan pemandangan kota yang sangat indah, kini dihadapanku pria tinggi dengan...