🥀Happy reading🥀
Semoga kalian suka
..
.
==🍒🍒==
Hening sehening heningnya.
Kelas yang tercap ramai itu kini hening karena guru pkn tengah menerangkan sejarang perang dan terbentuknya BPUPKI membuat kelas itu hening. Iya hening, jangan mengira mereka hening karena memperhatikan dan memahami pelajaran. Jelas tidak, tapi hening mereka itu dikarnakan kantuk yang sedang melanda. Tapi tidak untuk Reila dan Reyhan.
Kenapa?
Reyhan itu merupakan cowok teladan selalu rapi dan tipe-tipe suka nyatet materi yang sedang diajarkan, nah beralih ke Reila dia sangat terjaga seperti halnya Reyhan karena dia sama sekali tidak merasakan kantuk sedikitpun. Namun alih alih memperhatikan pelajaran, membawa bukunya saja tidak.
Reila tengah asik dengan gambarannya, yaitu membuat karikatur wajah kepala sekolahnya yang baru. Reyhan yang sekilas melihat gambaran Reila itu pun mengulum bibirnya menahan tawa. Yang sewaktu-waktu akan meledak.
Bagaimana tidak? Gambaran itu terlihat sangat lucu dengan kaca mata hitam besar melebihi wajahnya. Sumpe ingin rasanya ketawa, tapi Reyhan masih nyadar kok, kalau Reyhan itu banyak dosa:v
Reila itu nggk suka banget sama yang namanya mata pelajaran sejarah,'yang dibahas kok masa lalu mulu, enakan bahas masa depan sama dia,'sargah Reila.
Nah apa lagi Pak Mus ini ngajar ppkn tapi setiap penjelasannya itu tentang agama, nggk ada nyangkut-nyangkutnya ke sejarah terbentuknya BPUPKI, banyangkan saja dulu.
Membuat anak-anak tuh berasa di dongengin cerita para nabi bro. Seru sih ceritanya tapi yang nggk bikin seru itu yang cerita, dengan suara yang sangat kecil itu membuat tidak ada rasa penasaran apalagi rasa semangat untuk mendengarkan kelanjutan dari cerita, adanya sih malah dilanda ngantuk iya.
Ya gitu lah pokoknya.
*****
"Rafa!"ucap pak Mus menggelegar sampai-sampai semua yang tengah berada diposisi tidur-tiduran terduduk tegap saat itu juga.
"Bangsat,"umpat Rafa lirih hingga tidak ada seorang pun yang mendengarnya kecuali dirinya sendiri, Rafa yang namanya terpanggil itu pun segera duduk tegap menghadap keberadaan guru pkn itu.
"Iya pak, kenapa ya pak?"tanya Rafa sok polos.
"Kenapa kamu bilang?! Coba bisa kamu jelaskan ulang apa yang saya jelaskan dari tadi?"ucap pak Mus udah nggk selow.
"Nabi Musa naik perahunya nabi Nuh pak,"jawab Rafa lantang yang menggugah tawa teman-teman sekelasnya.
"Nggk gitu juga konsepnya, pen nanges woi."
"Njir emang sejak kapan ceritanya bisa gitu."
"Wah bloon dipelihara."
"Perut gue sakit ketawa terus woi."
"Rafa kampret!"
"Bisa ya gitu."
"Stop stop!"ucap pak Mus ketika suasana kelas mulai sangat ricuh,"kamu ini Rafa, sama sekali nggk merhatikan pelajaran saya. Berdiri kamu, hadap tembok di pojok sana sampai pelajaran saya selesai!"
"Yaelah bosen gue, iya kalau temboknya bisa diajak ngedate mah gue semangat lah ini diajak ngobrol ae nggk nyaut,"gerutu Rafa saat pak Mus memberi hukuman padanya.
Selagi Rafa yang berjalan ke sudut kelas,"Reila kamu lanjutkan,"perintah pak Mus yang membuat mata Reila seakan akan mau loncat dari tempatnya.
"Kenapa harus gue sih, yaelah Rafa kampret!"rutuknya dalam hati.
Segera Reila dengan cepat mengambil buku paket Reyhan,"yang mana Rey?"bisiknya pelan untuk mengetahui dari mana guru itu berhenti menjelaskan.
"Halaman 44 yang paragraf akhir,"balas Reyhan dengan berbisik juga. Reila dengan fokus mencari paragraf akhir halaman 44 itu, saat ketemu akhirnya Reila pun membaca kelanjutannya dengan benar.
*****
Tring! Tring!
Suara nyaring itu masuk ke indra pendengaran seluruh siswa siswi SMP Pelita membuat sorakan demi sorakan terdengar di kelas itu,"Nah sip,"gumam Reila bahagia.
"Lain kali perhatikan pelajaran Reila! Kamu besok nggk akan selamanya didampingi oleh Reyhan jadi lah mandiri, sekian pelajaran untuk hari ini jangan lupa dipelajari lagi,"pesan pak Mus sebelum dia benar-benar akan keluar dari kelas itu.
"Baik pak."
Memang benar yang dikatakan pak Mus itu, Reyhan selamanya nggk akan ada di sampingnya, meskipun itu benar adanya, tapi entah mengapa hatinya sedikit sakit saat mendengar itu dari pak Mus.
"Hei La,"ucap Reyhan melambai lambaikan tangannya tepat di depan wajah Reila berusaha membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Hm, Kenapa Rey?"
"Kok bengong dari tadi ?"tanya Reyhan penasaran,"nggak apa kok, yuk kantin gue laper nih, cacing-cacing di perut gue pada demo,"ajak Reila yang dengan seenak jidat menyeret tangan Reyhan ke luar kelas.
"Pelan pelan La, jangan lari,"ucap Reyhan dengan lembut.
"Ouh iya lupa hehe... Kebiasaan kalau ama si Pina,"ucap Reila cengengesan lalu berjalan santai menyamakan langkannya dengan Reyhan.
Karena penyakitnya itu, Reyhan tidak dibolehkan beraktivitas berat, berlari saja tidak boleh, jika ia sampai melakukan itu sama saja dia ngundang maut.
Sebenarnya Reila tahu benar sampai ingat di luar kepala karena sang ayah selalu memperingatkannya agar tidak mengajak Reyhan berlari, namun dia lagi tidak fokus aja kali ini, itu semua karena perkataan yang diucapkan oleh pak Mus tadi.
Kamu besok nggk selamanya akan didampingi oleh Reyhan.
Kamu besok nggk selamanya akan didampingi oleh Reyhan.
Nggk selamanya didampingi oleh Reyhan.
Reyhan.
Reyhan.
Hanya kalimat itu yang terus saja memutar dikepalanya.
"Guru kampret,"rutuk Reila.
===🍒🍒===
Gimana ceritanya nih bagus nggk?
Jangan lupa pencet tanda bintang di pojok kiri.
Gratis tis tis tis.
Okey see you....
Next okey?
KAMU SEDANG MEMBACA
🥀Destiny🥀[ON GOING]
Ficção Adolescente[BUDAYAKAN FOLLOW DULU] Selamat menikmati🐾:") "Pacaran yuk!"ucap Aksa dengan wajah yang serius. Cuaca yang mendung, dengan banyak awan terlihat di langit siang itu. Menyuguhkan pemandangan kota yang sangat indah, kini dihadapanku pria tinggi dengan...