"Bapak Ibuk tolong tenang dulu, mohon maaf sebelumnya, namun Reyhan kemungkinan tidak akan bisa bertahan lama,"jelas Herman-ayah Reila-dengan sangat hati-hati.
"Maksud dokter apa?!"sahut Dewi-ibu Reyhan-dengan perasaan sangat panik.
*****
"Kemunkinan Reyhan hanya mampu bertahan paling lama,hingga ia berusia 17 tahun dan itu jika dia tetap dalam pengawasan saya,"jelas Herman.
"Nggak!!, nggak mungkin dok, Reyhan nggk mungkin--hiks hiks,"ucap Dewi dengan suara yang begitu pilu hatinya tak rela jika ia harus kehilangan anaknya begitu cepat, bagaimana bisa seorang ibu mau berpisah dengan anaknya begitu secepat.
Sebagai seorang ibu, dia juga ingin melihat anaknya tumbuh dewasa dan mendampinginya hingga ia bisa hidup tanpa ibunya.
Rendy langsung memeluk Dewi untuk menenangkan sang istri, begitu Dewi sudah tidak dapat menahan air matanya lagi,
Reyhan yang mendengar itu pun langsung melepas genggaman tangannya, kakinya membawa dia untuk mundur menjauh dari pintu itu.
"N--nggak!! Nggk mungkin Re--Reyhan,"ucap Reila yang berada tepat di belakang Reyhan sambil menutup mulutnya dengan tangan mungilnya itu,
Sebelum air mata Reila jatuh dari pelupuk matanya, Reyhan pun segera menghampirinya dan memeluknya. Kini air mata Reila lolos begitu saja. Matanya kini merah, hatinya sangat sakit ketika mendengar perkataan yang dilontarkan oleh ayahnya itu.
Flassback off
=🍒🍒=
Sejak hari itu Reila dan Reyhan menjadi saling menguatkan satu sama lain, dan menjadi sahabat hingga saat ini.
"Tung tak tung der, tung tak tung der asek goyang neng."
"Yok i jangan kalah Dil muter cuy!"
"Woi pr kemarin udah belum?"
"Belum lah, males gue."
"Woi no ini apaan sih?"
"Gue nemunya 15 nah di abcannya nggk ada kan minta war."
Kini kelas 9B itu tengah ricuh karena adanya free class, membuat kelas yang biasanya memang ricuh menjadi sangat lah ricuh seperti sekarang ini.
Ada yang tengah fokus mengerjakan soal-soal untuk mengasah otak, ada yang bersenang-senang dan semacamnya.
Grusrak!
Grusruk!
Gradak!
Brak!
"Tikus kejepit!"ucap Reila terkejut,"woi Rafanjing! Bisa selow nggk sih buka pintunya?!"sewot Reila kesal, pasalnya gebrakan pintu itu membuat gambaran yang ia buat secara hati-hati kini telah rusak dan terlihat sangat lah kacau membuatnya ingin membunuh Rafa detik itu juga.
Bagaimana tidak? Reila sudah membuat gambaran itu dari pagi hingga pagi lagi, dan hanya butuh sedetik kerja kerasnya itu hancur seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
🥀Destiny🥀[ON GOING]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU] Selamat menikmati🐾:") "Pacaran yuk!"ucap Aksa dengan wajah yang serius. Cuaca yang mendung, dengan banyak awan terlihat di langit siang itu. Menyuguhkan pemandangan kota yang sangat indah, kini dihadapanku pria tinggi dengan...