"Kenapa bang?" Ucap Jira."Kata eomma, masuk terus pesen dulu aja di sana bukan di sini" ucap Sungmin yang menunjuk salah satu resto yang jaraknya tidak terlalu Jauh dari tempat mereka berdiri.
"Oh berarti abang salah baca maaf" ucap Bang Chan.
"Anak kesasar" ucap Jira.
"Udah udah ayo ke sana" ucap Changbin yang langsung pergi mendahului yang lain.
Skip...
Dua hari kemudian...
3 hari sudah berlalu kini Jira dan keluarga bersiap siap untuk pulang, semuanya sedang mengemas barang barangnya termasuk Jira, tidak Jira hanya memperhatikan Bang Chan yang sedang memasuk masukan bajunya dan baju Jira ke dalam koper miliknya sudah menjadi kebiasaan bagi semua kaka Jira jika bepergian pasti mereka akan membawa beberapa pasang dress milik Jira kerena mereka tau betul jika Jira tidak pernah mau membereskan Bajunya, jika tidak di bawakan maka Jira tidak membawa baju, ia lebih memilih membeli baju dari pada harus membereskan bajunya, benar benar pemalas yang beruntung.
"Bang ko cepet sih?" Ucap Jira.
"Karena abang ada jadwal operasi besok dan yang bisa ngejalanin operasi itu cuma abang" ucap Bang Chan.
"Gitu" ucap Jira yang menopang kan dagunya menggunakan tangan.
"Iya cantik, yu" ucap Bang Chan dengan memasangkan bando berbentuk pita di kepala Jira.
Jira dan Bang Chan pun keluar dari kamar dan menghampiri yang lainya.
"Udah?" Ucap Lino.
"Udah ayo ke bandara" ucap Bang Chan.
Jira dan kaka kakanya pun pergi menuju bandara tidak bersama kedua orang tuanya karena kedua orang tuanya sudah pulang duluan saat pagi pagi sekali.
◉‿◉
Sesampainya di bandara Jira dan kaka kakanya langsung menaiki pesawat, karena memang jadwal pemberangkatan mereka sudah hampir waktunya.
Setelah masuk di pesawat Jira langsung duduk di bangku sebelah Ayen, Jira tidak bisa diam karena ia masih mencari posisi nyaman untuk duduk. Karena tidak menemukan tempat yang pas Jira pun menyandarkan kepalanya ke bahu Ayen, Ayen yang merasa bahu sebelahnya berat langsung melihat ke arah Jira ternyata Jira sudah tertidur pulas.
Dengan hati hati Ayen mengeluarkan gelang yang ia beli di Tokyo dan memasangkannya ke lengan Jira, gelang yang di kenakan Jira ternyata sepasang dengan kalung yang di kenakan Ayen. Setelah selesai memasangkan gelang, Ayen pun membenarkan posisi lengan Jira yang dilihatnya kurang nyaman, ketika membenarkan lengan kiri Jira Ayen melihat cincin yang Jira kenakan dan memutarnya perlahan untuk melepas cincin Jira, di Cincing tersebut terdapat ukiran nama Jira dan angka 9 dalam bentuk Romawi yang berarti Jira anak ke 9, tapi bukan itu yang menarik perhatian Ayen karena semua saudaranya mengenakan cincin yang sama dengan Jira hanya berbeda angka saja.
Yang menarik perhatian Ayen adalah, terdapat noda darah di sekitar angka 9 cincin milik Jira, dengan segera Ayen pun memfoto cincin tersebut untuk di tanyakan nanti ke kaka tertuanya.
Setelah memfoto Ayen pun kembali memasangkan cincin nya kembali ke jari manis Jira.
Tak terasa Jira dan kaka kakanya sudah sampai di Korea, Jira yang masih mengantuk pun di gendong oleh Sungmin.
Setelah mengambil koper mereka masing masing Jira terbangun meski nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, Jira turun dari gendongan Sungmin dan beralih ke koper milik Ayen, karena koper milik Ayen bisa di naiki dan ada remote kontrol nya jadi kopernya bisa berjalan sendiri.
Saat Jira menaiki koper milik Ayen, ia terus terusan melihat ke arah donat yang di jual di sana dan ia tidak memperhatikan jalan dan...
Bruk
Jira terjatuh dari koper karena ada kerikil kecil yang menghalangi roda koper sehingga menimbulakan lecet kecil di pelipisnya akibat terbentur pegangan koper, kaka kaka Jira yang melihat Jira terjatuh dengan segera berlari menghampiri Jira.
Jira segera bangun dari jatuhnya dan langsung mengambil koper Ayen, kemudian memeluk Changbin karena memang Changbin yang berada di hadapannya.
"Abang Iyen malu heheh" ucap Jira dengan tertawa.
"Sakitnya gak berasa kan? Tapi malunya ia" ucap Sungmin.
"Heheh iya malu banget" ucap Jira dengan kepalanya yang di munculkan dari balik punggung Changbin karena posisi kaka kaka Jira yang lain berada di belakang Changbin.
"Lain kali hati hati" ucap Jisung yang langsung menghampiri Jira dan menempelkan plaster di pelipis Jira.
"Hehe iya" ucap Jira.
"Yaudah ayo kita langsung pulang aja, pasti udah pada cape kan" ucap Bang Chan.
"Ayo" ucap Yang lain bersamaan.
Hay hay hay jangan lupa vote yaa makasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother (END)
FanfictionMemiliki kaka banyak tidak dapat menjamin seseorang bahagia. Cerita ini tercipta karena aku gabut, jadi maaf kalo jelek, kalo suka jangan lupa vote dan follow yaa....