Ekstra part..

718 36 19
                                    


Seorang gadis tengah duduk di ruang tamu beserta kakaknya yang sedang mencatok rambut adiknya, sedangkan sang adik sedang asik bernyanyi.

"Halah gak akan bisa sampe nada yang tingginya" ucap sang kaka yang meremehkan adiknya.

Sang adik tak memperdulikan ia malah terus bernyanyi.

The feelings got lost in my lungs
They're burning, I'd rather be numb
And there's no one else to blame
So scared I take off and I run
I'm flying too close to the sun
And I burst into flames

You make me glow,
But I cover up, won't let it show,
So I'm puttin' my defenses up
'Cause I don't wanna fall in love
If I ever did that, I think I'd have a heart attack
I think I'd have a heart attack (heart attack)
I think I'd have a heart attack
Oh I think I'd have a heart attack
I think I'd have a heart attack.

Sang kaka terkejut mendengar nyanyian adiknya itu,

Sisi lain...

  Sudah hampir dua tahun semenjak kematian Jira, semua kaka kakaknya menjadi akur, namun canda dan tawa jarang sekali di rumah yang mereka tempati, orang tua kandung dan angkat Jira sangat terpukul ketika mendengar kematian Jira.

"Bang jadi ke rumah Jeonghan?" Ucap Taehyung.

"Iya kita kerjain tugas kuliahnya di sana" ucap Jimin.

"Keluarga han ikut?" Ucap Namjoon.

"Iya, gua, Taehyung, Jisung, Felix kan satu kelompok" ucap Jimin.

"Oo gitu, yaudah sana hati hati, jangan pulang kemaleman" ucap Namjoon.

Jimin, Taehyung, Jisung dan Felix pun sampai di rumah Jeonghan, baru saja hendak menekan bel, tiba tiba mereka mendengar suara nyanyian seseorang yang sangat mereka kenali, suara Jira.

"Ko perasaan gua agak gimana gitu?" Ucap Felix di anggukki yang lain.

Tanpa menunggu Taehyung langsung memencet bel.

Kembali ke Jeonghan.

"Dek bukain" ucap Jeonghan

"Males, abang aja sono, kan temen abang" ucap adiknya.

"Dek, abang mau bikin minum, ntar adek abang kasi sesuatu deh" ucap Jeonghan.

"Janji ye, awas lu bohong gua bilangin mommy" ucap Adiknya.

"Iye" ucap Jeonghan yang langsung pergi meninggalkan adiknya.

Adiknya pun langsung berjalan dengan malas ke arah pintu.

"Temen bang Jeonghan ya?, Masuk dulu bang Jeonghan nya ada di dalem" ucap adik Jeonghan.

Jisung dan Felix pun terkejut ketika melihat adik Jeonghan yang benar benar mirip dengan Jira.

"Jira" ucap Jisung dan Felix bersamaan.

Adik Jeonghan hanya terdiam, ia bingung harus mengeluarkan ekspresi apa.

"Eh kalian datang ayo masuk, dek lu bukannya suruh masuk" ucap Jeonghan.

"Ih ko jadi nyalahin Jeje" ucap Jeje atau adik Jeonghan yang langsung pergi ke dapur.

Jeonghan dan teman temannya pun masuk lalu duduk di ruang tamu untuk mengerjakan tugas.

"Tadi adik lu?" Ucap Felix.

"Iya" ucap Jeonghan.

"Ko gua baru liat?" Ucap Han.

"Iyalah orang dia baru dua taun di sini, dia kan pindahan" ucap Jeonghan.

  Jeje pun datang hendak mengambil catokan miliknya.

"Noh dia baru juga di omongin, Je kenalin temen abang" ucap Jeonghan.

"Jesica Yun" ucap Jeje.

"Bang catokan Jeje, tolong" ucap Jeje, ia malu mengambil catokanya karena berada di dekat Taehyung.

"Ini" ucap Taehyung yang memberikan catokan nya.

"Makasih ka" ucap Jeje.

Taehyung mengangguk.

"Je buatin minum" ucap Jeonghan.

"Tadi abang bilang, sama abang" ucap Jeje.

"Sekalian" ucap Jeonghan dengan cengirnya.

"Ah abang mah, ih tau ah" ucap Jeje dengan kesal dan berjalan sambil mengeluarkan sumpah serapah untuk kakaknya.

"Dia lucu ya" ucap Jisung dengan tatapan kosong.

"Suttt" Felix dengan menyenggol tubuh Jisung.

15 menit berlalu, dan Jesica pun datang dengan membawa nampan berisi minuman.

"Ini" ucap Jeje.

Jesica pun memberikan minuman yang ia buat ke teman teman kakaknya.

"Jeje ke kamar dulu" ucap Jesica setelah selesai memberi minuman.

"Sini aja temenin kita" ucap Jimin.

"Nggak deh" ucap Jesica.

"Udah sini" ucap Jeonghan.

Jesica pun duduk di samping Jeonghan dan memainkan ponselnya.

"Sekolah di mana dek" ucap Felix.

"Satu kampus ko sama bang Jeonghan" ucap Jesica.

"Eh ko kita gak pernah liat" ucap Jisung

"Jarang keluar dia, ga punya temen" ucap Jeonghan.

Pak

Jeonghan di pukul oleh Jesica.

"Gak usah sebar aib" ucap Jesica dengan wajah judesnya.

"Tapi bener kan" ucap Jeonghan.

"Ish" desis Jesica.

"Jangan kesel kesel nambah cantik" ucap Jeonghan lagi, ia sangat suka menjahili adiknya.

"Abang" ucap Jesica.

"Ulu ulu, kesel" ucap Jeonghan dengan mencubit pipi Jesica.

"Ih abang mah hiks hiks" Jesica menangis, ia memang selalu menangis jika di jahili oleh kakaknya.

Jesica menutup mukanya dengan tangan dan menangis.

Taehyung yang melihat itu ingin sekali memeluk Jesica, karena kebetulan Jesica berada di sampingnya.

Baru saja hendak memeluk Jesica, ternyata Jeonghan lebih cepat, Jeonghan memeluk Jesica terlebih dahulu.

"Cup cup cup, maafin abang ya" ucap Jeonghan dengan mengecup pucuk kepala Jesica.

Jesica diam namun tetap menangis.

Saat tangisnya sudah mulai reda, Jesica langsung berdiri dari duduknya dan lari menuju kamarnya meninggalkan ponselnya di ruang tamu.

"Eh" ucap Jimin, Taehyung, Han dan Felix bersamaan.

"Udah biasa, nanti juga balik lagi" ucap Jeonghan.

Skip...

Matahari sudah mulai tenggelam, dan teman teman Jeonghan sudah pulang tanpa pamit kepada Jesica, karena ia belum keluar dari kamarnya.

Jeonghan berjalan ke arah kamar Jesica dan lalu ia masuk tanpa mengetuk, ia melihat Jesica yang masih menangis di sana, Jeonghan mendekatinya lalu memeluk Jesica.

"Mau pulang?" Ucap Jeonghan.

Di dalam pelukannya Jesica menggeleng.

"Apa yang kamu putusin itu berarti kamu harus nerima resikonya" ucap Jeonghan.

"Jangan pernah menyesal sama keputusan yang udah kamu ambil Ra" ucap Jeonghan.

"Iya tau" ucap Jesica dalam pelukan Jeonghan.


















  Hay hay hay kembali lagi sama aku...

Brother (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang