8

2K 185 6
                                    

...

Hari ini perusahaan Chenle akan mengadakan kerja sama dengan perusahaan Mark. Semalam setelah dinner Chenle membahas masalah ini dengan gegenya itu.

Akhirnya Chenle dan Mark memutuskan untuk bertemu di restoran dekat kantor Chenle.

Dan kini Chenle sudah duduk didepan gegenya sedangkan Jisung duduk berhadapan dengan Sungchan.

"Hay tuan Zhong kita bertemu lagi." sapa Sungchan.

"Fokuslah, Jung." peringat Chenle.

"Sudahlah mari kita mulai."

Mark memimpin meeting ini sedangkan yang lainnya hanya mendengarkan sesekali Chenle ikut berpendapat. Sampai akhirnya jam sudah menunjukan waktunya makan siang.

Mereka makan siang bersama setelah selesai mereka kembali lagi ke perusahaan masing-masing.

"Kau sudah mendapatkan les mengemudi, Park?" tanya Chenle yang berjalan disamping Jisung.

Ya, mereka memang berjalan kaki karna lokasi restoran tidak jauh dari perusahaan.

"Sudah tuan, kemarin Jaemin hyung yang merekomendasikan." jawab Jisung.

"Baguslah, kapan kau akan mulai? biar aku bisa memotong waktu mu."

"A-aku rasa tidak perlu tuan, aku mengambil privat yang hari sabtu dan minggu."

"Apa kau tidak lelah? bukankah itu waktunya orang-orang beristirahat?"

Chenle khawatir tapi ia tetap kelihatan cuek.

"Tidak apa, lagian aku juga bosan jika liburan hanya berdiam diri dirumah."

Chenle mengangguk.

Akhirnya mereka sampai diperusahaan Chenle dan langsung masuk kedalam ruangan masing-masing.

"Diam lah bodoh." Chenle terus mengusap-ngusapkan dadanya sedikit kasar.

Jantungnya berpacu sangat cepat saat berada disekitar Jisung padahal mereka dekat sudah dari 6 bulan yang lalu.huftt.

"Apa aku harus confess?" pikir Chenle. "Tidak Zhong, kau bodoh? Bagaiman nanti tanggapannya."

Aish! Chenle benar-benar lelah dengan perasaannya. Perasaan ini muncul lagi setelah 5 tahun menghilang, bagaimana bisa seorang lelaki seperti Park Jisung yang berhasil mengembalikan perasaan itu?

"Apa aku lakukan rotasi sekertaris dengan Mark ge saja?"

"Tapi aku harus berhadapan dengan Sungchan dong setiap harinya?"

Ting!

Tiba-tiba muncul ide dikepala Chenle, sedikit gila tapi biarlah dari pada ia harus menunggu lebih lama lagi lebih baik dilakukan sekarang sebelum terlambat.

...

Hari terus berjalan dengan semestinya dan tak terasa sekarang sudah hari minggu lagi.

Minggu ini Chenle sudah memiliki janji dengan Sungchan, bukan apa-apa ia hanya ingin membantu Sungchan memilih kado yang akan dikasih ke tunangannya untuk merayakan hari jadi mereka.

Mengapa dengan Chenle? Karna menurut Sungchan, Chenle dan Shotaro itu satu spesies. Memang siyalan Jung satu itu.

"Kau menyuruhku memilih kado untuk tunangan mu, sedangkan aku belum pernah melihat rupanya. Aku tidak tau apa yang disukai dan apa yang tidak disukai." ucap Chenle geram dengan Sungchan.

"Dia sangat menyukai makan." Sungchan memberitahu Chenle.

"Baiklah kita pergi ke tempat makanan saja."

Akhirnya Chenle mengajak Sungchan ke super market yang berada didalam mall tersebut.

Chenle mengambil beberapa makanan ringan seperti coklat, biskuit, permen dan lainnya. Tak lupa ia membeli minuman untuk dirinya yang pastinya dibayar oleh Sungchan.

Setelah selesai membeli makanan Chenle mengaja Sungchan ke toko hadiah. Chenle ingin membeli boneka untuk isi hadiahnya yang lain.

Sungchan hanya mengekor Chenle dari belakang, membiarkan anak itu berkeliling.

Chenle mengambil 1 buah boneka yang cukup besar, lalu melanjutkan jalannya mencari barang yang lain agar isi kadonya tidak terlalu kosong.

Tiba-tiba langkah Chenle terhenti dan membuat tubuh Sungchan sedikit menubruk punggung Chenle, untungnya Sungchan langsung menahan dan memegang pundak Chenle agar dia tidak terjatuh.

"Kenapa sih?" tanya Sungchan heran.

Chenle tak menjawab dan terus menatap pemandangan didepannya membuat Sungchan mengikuti arah pandang Chenle.

Disana ada Jisung dan seorang perempuan yang cukup cantik. Sungchan paham sekarang. Jadi Chenle benar-benar menyukainya.

"Kau cemburu?" tanya Sungchan.

Chenle membuyarkan lamunannya. "T-tidak."

"Oh ya? Wajah mu berkata seperti itu Zhong." ucap Sungchan sedikit meledek.

"Diamlah, Jung." Pergerakan Chenle terhenti saat Sungchan tiba tiba memeluk pinggangnya.

Ternyata Jisung berjalan mendekati mereka.

"Tuan, kau sedang berbelanja?" tanya Jisung saat sudah berada dihadapan Chenle.

Chenle melirik gadis yang menggelayut ditangan Jisung sedangkan Jisung menatap tangan Sungchan yang melingkar dipinggang Chenle.

"I-iya, kau sedang apa?" kini Chenle yang bertanya dengan menetralkan suaranya.

"Aku sedang menemani te..."

Gadis itu memotong ucapan Jisung.

"Aku calon pacar Jisung, Wony." gadis itu memperkenalkan diri.

"Chenle, teman Jisung." balas Chenle sedikit berbohong.

"Baby Leo, ayo kita pergi." ajak Sungchan.

Lagi-agi Chenle dibuat heran dengan sikap Sungchan yang seperti itu. Tapi ia hanya bisa mengangguk karna suasana hatinya sedang tak baik.

"Park, aku duluan." pamit Chenle lalu pergi meninggalkan 2 orang disana.

Sebelum pergi Sungchan melirik kearah Jisung dan melemparkan senyum meledek sedangkan Jisung hanya manatap Sungchan sinis.

Jisung tak mengerti mengapa ia selalu kesal melihat Chenle dengan lelaki itu, padahal ia yakin kok bahwa dirinya tak menyukai lelaki bermarga Zhong itu.

"Jisungie ada apa?" tanya Wony, gadis yang masih sibuk menggandek tangan Jisung.

"Tidak ada." jawab Jisung lalu melanjutkan jalannya.

Disisi lain Chenle dan Sungchan sedang siap-siap ingin pulang. Sungchan sedang membereskan belanjaannya di jok belakang sedangkan Chenle sudah duduk ditempatnya.

Sungchan duduk di jok pengemudi dan menyempatkan untuk melirik Chenle.

"Kau ingin menangis?" tawar Sungchan.

Chenle menggeleng. "Mengapa aku harus menangis? Bahkan aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini."

"Baiklah." Sungchan mulai menajalankan mobilnya.

"Sungchan." Sungchan menengok saat dipanggil Chenle.

"Hm?" sahut Sungchan masih.

"Bertukarlah dengan Jisung." ucap Chenle to the point.

"Maksud mu?" tanya Sungchan tak mengerti.

"Jadilah sekertarisku." pinta Chenle.

"Lalu bagaimana dengan Jisung?"

"Dia bekerja dengan Mark ge."

"Maksud mu di rolling?"

Chenle mengangguk.

"Tahan saja seperti ini dulu, kalau kau memang sudah tidak tahan baru kita bertukar. Tapi..." jeda Sungchan. "Ada syaratnya, kau harus membantuku membungkus kado ini."

Chenle memutar bola matanya, malas. Tapi dia tetap mengiyakan ucapan Sungchan.

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang