23

1.5K 155 10
                                    

...

Setelah kepergian Chenle menemui Haechan kini Jisung dan Mark sibuk membahas tugas-tugas kantornya tapi lama-kelamaan obrolan itu merembet ke masalah pribadi, Mark mencoba meminta Jisung agar tinggal bersama sang adik.

Jisung si mau-mau aja, cuma diakan memiliki Lami yang tinggal di apartemennya.

"Kau bawa saja bersama." saran Mark.

"Maaf tuan sebelumnya bukannya aku tidak mau, hanya saja aku khawatir dengan Lami. Aku takut dia akan macam-macam dengan Chenle" tolak Jisung.

"Loh memangnya kenapa?" tanya Mark heran.

"Sepertinya dia menyukai Chenle." jelas Jisung. "Dia selalu berusaha mengalihkan perhatian Chenle dari ku dan tadi pagi dia bilang akan mengambil Chenle dari ku, walaupun terdengar bercanda tapi terkesan sangat serius."

"Lalu bagaimana, aku tidak akan membiarkan adik ku tinggal sendiri di luar sana. Masa iya aku menyuruh Sungchan untuk tinggal bersama dengannya." kode Mark agar Jisung paham.

"Eo?" Jisung tersentak mendengar ucapan Mark. "S-sepertinya itu ide yang buruk tuan."

Mark melirik Jisung. "Tapi aku tak punya pilihan lain."

Mark beralasan, padahal jika diingat-ingat Sungchan sebentar lagi akan menikah dan tak mungkin jika Mark menitipkan Chenle padanya.

"Apa dengan Jeno saja? Sepertinya dia bisa ku percaya." Jisung membulatkan matanya.

Bagaimana bisa Mark berfikiran akan menitipkan Chenle pada Jeno yang notabennya mantan playboy, Renjun saja berfikir beribu-ribu kali untuk menaruh perasaannya terhadap lelaki itu.

"Tuan." panggil Jisung. "Biarkan aku saja yang menjaga adik mu, titipkan saja dia pada ku."

"Ha?!" bukan, itu bukan suara Mark melainkan suara Chenle dan Haechan yang sedang menuruni anak tangga.

"Park, apa maksud mu?" Chenle mengampiri pria bermarga Park itu.

"Chenle, kau maukan tinggal bersama ku?" tanya Jisung spontan.

Haechan dan Mark hanya saling menatap dan membiarkan ke dua orang itu menentukan keputusannya.

"Bersama Lami?" tanya Chenle yang masih bingung.

"Tidak, hanya kita berdua." jawab Jisung.

Masa bodo dengan bossnya yang terpenting sekarang Chenle tidak tinggal bersama pria lain selain dirinya dan gegenya itu.

"Lalu bagaimana dengan Lami?"

"Aku akan membiarkannya tinggal di apartemen ku."

"Terus untuk kebutuhan bulanannya? Dia kan belum bekerja."

"Aku akan mengirimkan uang tiap bulannya."

Chenle menatap Jisung bingung, mengapa lelaki Park ini ingin sekali tinggal dengannya?

"Kau ini kenapa sih?"

"Tolong biarkan aku menjaga mu. Aku kan sudah berjanji untuk meyakinkan perasaan mu."

Chenle terkekeh melihat tingkah Jisung.

"Tapi tidak seperti itu juga Park. Kasihan Lami jika di tinggal sendiri."

"Ayolah Zhong, aku hanya ingin cepat-cepat meyakinkan perasaan mu lalu meresmikan hubungan ini." alasan Jisung, sebenarnya ia takut jika Chenle tinggal bersama orang lain.

"Kau tidak mau ya menunggu ku?" tanya Chenle dengan nada sedikit sedih.

"Bukan seperti itu, hanya saja aku tak ingin keduluan orang lain." elak Jisung. "Masalah Lami aku akan bicarakan pada imo dan samchon ku."

Mark tersenyum melihat kegigihan Jisung untuk mendapatkan Chenle walaupun Jisung termasuk orang yang minim tingkat kepekaannya tapi jika sudah serius bisa mengalahkan segalanya.

"Bicaralah dulu jika di izinkan kau baru bisa tinggal dengan ku." Chenle berjalan kearah dapur dan diikuti Haechan.

Mark menepuk punggung Jisung. "Ayo kita makan dulu."

Jisung mengangguk lalu mengikuti langkah Mark.

...

Hari ini hari kepindahan Jisung dan Chenle. Jisung sudah mendapatkan izin dari kedua orang tua Lami untuk tinggal di unit yang berbeda dengan anaknya, tapi Lami masih belum bisa terima ia terus merengek pada Jisung agar mau tinggal bersama seperti saat ini.

"Ayolah oppa biar kan aku tinggal dengan mu." rengek Lami.

Ia memeluki tubuh Jisung sehingga menganggu pergerakan Jisung. Haechan yang melihat itu sudah gregetan, jika tidak ingat dirinya laki-laki mungkin sudah dijambak rambut perempuan itu.

"Tidak Lami, Chenle tidak suka tinggal bersama orang asing." alibi Jisung.

"Jika kau lupa kau kan juga orang asing." balas Lami membuat Jisung kehabisan kata-kata.

Haechan melirik Jisung dan memikirkan ide untuk membantunya.

Tiba-tiba...

"Kata siapa dia orang asing, sebentar lagi dia akan menjadi salah satu anggota keluarga Zhong." ucap Mark membuat semuanya terdiam.

Chenle yang sedang membereskan barang-barangnya seketika memberhentikan kegiatannya itu, pipi nya memerah begitu pun dengan Jisung.

"Bagaimana bisa? Chenle oppa saja tidak menerima cinta nya." ucap Lami lagi.

Seperti ditusuk pedang dada Jisung terasa sakit ketika mendengar pernyataan itu dari mulut orang lain.

Chenle menatap Jisung nanar, ia merasa bersalah karna menggantungi perasaan pria itu.

Akhirnya Chenle berjalan mendekati Jisung lalu memeluk tangan kekar Jisung yang terlihat menganggur, tentu saja membuat sang pemilik tangan terkejud.

"Kata siapa aku tidak menerima perasaan Jisung. Aku menyukainya, hanya saja aku memerlukan waktu yang tepat untuk ke jenjang yang lebih serius." ucap Chenle percaya diri.

Mark tersenyum bangga pada adiknya sedangkan Haechan tersenyum penuh kemenangan. Jisung? Jangan ditanya, dia sudah sangat bahagia.

Lami yang mendengar ucapan Chenle langsung pergi dengan perasaan yang kesal.

...

My Secretary |ChenJi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang